Symbiosis Semut dan Kutu Daun, Menguntungkan Atau Merugikan?
Semut, Indikator Alami Hama Kutu Daun Pada Tanaman
Artikel – Coba kita sejenak mengingat kembali pelajaran biologi yang pernah kita pelajari waktu jaman sekolah dulu. Disana ada istilah symbiosis antara dua jenis oeganisme yang berbeda. Ya…symbiosis adalah hubungan atau interaksi antara dua jenis organisme yang hidup berdampingan. Symbiosis berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu “sym” dan “biosis“. Sym berarti “dengan” dan biosis yang berarti “kehidupan“. Ada beberapa bentuk symbiosis yang kita kenal, salah satunya adalah symbiosis mutualisme yang berarti hubungan antara dua organisme yang saling menguntungkan. Dalam dunia pertanian symbiosis mutualisme yang sering kita jumpai adalah interaksi antara semut dan kutu daun. Dalam interaksi ini kedua-duanya saling mendapatkan keuntungan, akan tetapi merugikan bagi tanaman dan petani.
Pernahkah anda memperhatikan daun tanaman anda dipenuhi dengan semut? Bagi para petani dan penggemar tanaman tentu saja sudah tidak asing lagi dengan fenomena ini. Coba perhatikan baik-baik, jika daun tanaman anda dikerumuni semut yang biasanya bergerombol dan terpusat pada satu tempat dapat dipastikan ada sesuatu disana. Seperti pepatah mengatakan “Diamana ada semut, disana ada kutu daun”. Kutu daun yang disenangi oleh semut adalah aphids, mereka bergerombol dibawah daun dan batang tanaman. Semut-semut tersebut menyukai kutu daun karena kutu daun menyediakan makanan bagi mereka. Kutu daun merusak tanaman dengan cara menghisap cairan (nektar) daun atau batang tanaman. Ketika nektar dicerna, kutu daun akan mengeluarkan cairan manis atau biasa disebut embun madu. Embun madu inilah yang disukai semut sebagai makanan mereka. Sebagai imbalannya, semut – semut tersebut akan melindungi kutu daun dari serangga predator yang akan memakan kutu daun tersebut.
Symbiosis antara semut dan kutu daun tersebut menguntungkan atau merugikan ? Bagi petani hubungan mutualisme antara kedua organisme tersebut adalah menguntungkan sekaligus merugikan. Kok bisa? ini alasannya ;
1. Menguntungkan
Petani diuntungkan dengan adanya symbiosis mutualisme antara semut dan kutu daun (aphids). Semut menjadi indikator alami bagi petani untuk mengetahui keberadaan kutu daun pada tanaman mereka. Dengan adanya semut-semut tersebut petani diuntungkan karena dengan mudah petani bisa mengetahui bahwa kutu daun telah menyerang tanaman mereka. Petani tidak perlu repot – repot untuk mengecek satu persatu tanamannya. Jika terlihat banyak semut berkerumun pada tanaman sudah dapat dipastikan ada kutu daun disana. Sehingga petani bisa dengan cepat untuk mengambil tindakan.
2. Merugikan
Disatu sisi symbiosis mutualisme antara semut dan kutu daun menguntungkan. Namun disisi lain juga merugikan. Semut-semut tersebut rupanya sangat paham dengan balas budi. Ketika mereka mendapatkan makanan yang berlimpah dari kutu daun yang berupa embun madu, maka secara alami mereka akan membalas kebaikan kutu daun tersebut. Keberadaan semut disekeliling kutu daun akan menjadi pelindung dari serangan predator. Karena semut bergantung pada keberadaan kutu daun, secara alamiah naluri mereka akan memberikan keamanan, pelindung serta transportasi kutu daun dari tanaman ke tanaman lainnya. Dan lebih mencengangkan lagi, semut – semut tersebut akan merawat dan melindungi telur-telur dari kutu daun. Dengan demikian interaksi mereka merugikan, karena populasi kutu daun akan terus meningkat dan musuh alami kutu daun tidak bisa memangsanya.
Symbiosis mutualisme yang terjadi antara semut dan kutu daun adalah yang paling sering ditemukan di dunia pertanian. Seperti kita ketahui, kutu daun menyebabkan daun tanaman keriting, mengkerut dan tanaman menjadi kerdil karena pertumbuhannya terganggu. Jika tidak segera ditangani, keberadaan semut yang berkerumun disekeliling kutu daun akan membuat populasi kutu daun semakin meningkat. Demikian sedikit tentang semut dan kutu daun, semoga bermanfaat…
Salam mitalom !!!