Pengertian LAHAN KERING : Ciri-ciri dan Permasalahan Bercocok Tanam di Lahan Kering
Definisi LAHAN KERING
Lahan kering adalah lahan yang ketersediaan airnya terbatas dan kondisi tanah yang kurang subur (minim unsur hara).
Lahan kering umunya memiliki tekstur tanah berpasir dengan suhu yang sangat tinggi dan kelembaban rendah.
Lahan kering terjadi sebagai akibat dari rendahnya curah hujan, sehingga ketersediaan airnya sangat terbatas.
Lahan kering terdapat pada daerah dengan kondisi antisiklon yang permanen, seperti daerah yang terdapat pada antisiklon tropisme.
Pada daerah tersebut biasanya ditandai dengan adanya perputaran angin yang berlawanan arah jarum jam di utara garis katulistiwa dan perputaran angin searah jarum jam di selatan garis katulistiwa.
Di daerah tersebut terdapat 3 (tiga) jenis iklim yaitu ;
> Iklim mediterania ; hujan terjadi di musim gugur dan dingin,
> Iklim tropisme ; hujan terjadi di musim panas,
> Iklim kontinental ; hujan tersebar merata sepanjang tahun.
Pengertian Lahan Kering
Beberapa pengertian lahan kering adalah sebagai berikut ;
1). Menurut Tejoyuwono (1989) dalam Suwardji (2003) via distan.bulelengkab.go.id, menyarankan beberapa pengertian sebagai berikut : untuk kawasan atau daerah yang memiliki jumlah evaporasi potensial melebihi jumlah curah hujan actual atau daerah yang jumlah curah hujannya tidak mencukupi untuk usaha pertanian tanpa irigasi disebut dengan “Daerah Kering” sedangkan untuk lahan dengan draenase alamiah lancar dan bukan merupakan daerah dataran banjir, rawa, lahan dengan air tanah dangkal, atau lahan basah alamiah lain istilahnya lahan atasan atau Upland, dan untuk lahan pertanian yang diusahakan tanpa penggenangan, istilahnya lahan kering.
2). Kesepakatan pengertian lahan kering dalam seminar nasional pengembangan wilayah lahan kering ke 3 di Lampung : (upland dan rainfed) adalah hamparan lahan yang didayagunakan tanpa penggenangan air, baik secara permanen maupun musiman dengan sumber air berupa hujan atau air irigasi (Suwardji, 2003)).
3). Definisi yang diberikan oleh soil Survey Staffs (1998) dalam Haryati (2002), lahan kering adalah hamparan lahan yang tidak pernah tergenang atau digenangi air selama periode sebagian besar waktu dalam setahun. Tipologi lahan ini dapat dijumpai dari dataran rendah (0-700 m dpl) hingga dataran tinggi (> 700m dpl).
Ciri-ciri LAHAN KERING
1). Curah hujan yang rendah (<250-300 mm/tahun),
2). Suhu yang sangat tinggi, dimusim panas bisa mencapai +49 C
3). Indeks kekeringan (rasiao) antara curah hujan dan evapotranspirasi kurang dari 0.2,
4). Variasi tanaman terbatas, hanya semak belukar, rerumputan dan pepohonan kecil di daerah tertentu,
5). Tekstur tanah berpasir,
6). Tanah dan air tanahnya memiliki salinitas tinggi.
Kendala dan Permasalahan Bercocok Tanam di Lahan Kering
Bercocok tanam di lahan kering memiliki tantangan dan kendala yang berat. Kondisi cuaca dan iklim yang ekstrim membuat daerah tersebut sangat tidak bersahabat untuk membudidayakan tanaman.
Kendala dan hambatan bercocok tanam di lahan kering antara lain sebagai berikut ;
1). Air sebagai faktor pembatas dalam memproduksi tanaman pertanian,
2). Musim tanam yang sangat pendek,
3). Jenis tanaman tidak variatif, hanya beberapa jenis tanaman yang dapat dibudidayakan,
4). Tanah memiliki salinitas tinggi karena banyak mengandung Sodium Klorida (NaCl),
5). Daya kapilaritas tanaman yang sangat tinggi akibat tingginya evaporasi menyebabkan tanah mengandung kadar garam yang tinggi.
Jenis penggunaan lahan yang termasuk lahan kering antara lain ; lahan tadah hujan, tegalan, lading, kebun campuran, perkebunan, hutan, semak, padang rumput, dan padang alang-alang.
Di Indonesia lahan kering terdapat di beberapa wilayah, antara lain Nusa Tenggara dan Gunung Kidul, Yogyakarta.