Panduan Persiapan Kolam Tanah Sebelum Tebar Benih

Tahapan Membuat Kolam Tanah untuk Ikan Lele, Ikan Nila, Ikan Mas dan Ikan Air Tawar Lainnya

Pengolahan dasar kolam (Foto : indoaqua.net)

Budidaya Perikanan – Setelah kolam selesai dibuat, kolam tidak bisa langsung diisi air dan benih ikan. Beberapa hal harus dipersiapkan terlebih dahulu sampai kolam benar-benar siap untuk digunakan. Persiapan ini bukan hanya berlaku untuk kolam baru tetapi juga harus dilakukan pada kolam yang sudah lama dan sering digunakan untuk budidaya ikan. Kolam bekas budidaya harus disterilkan terlebih dahulu sebelum digunakan kembali, sebab besar kemungkinan kolam tersebut banyak mengandung mikroorganisme berbahaya yang dapat menyebabkan berbagai penyakit pada ikan. Persiapan kolam baru maupun kolam lama harus dilakukan dengan matang sampai kolam benar-benar siap dipergunakan untuk kegiatan budidaya. Dalam kegiatan budidaya ikan air tawar di kolam tanah maupun kolam tembok persiapan kolam merupakan kegiatan wajib yang harus dilakukan. Tahapan-tahapan mempersiapkan kolam budidaya tersebut meliputi pengeringan kolam, perbaikan pematang atau tanggul kolam, pengolahan tanah dasar kolam, perbaikan saluran pemasukan dan pengeluaran air, pemupukan dasar kolam dan pengapuran.

Berikut ini cara dan tahap-tahap dalam mempersiapkan kolam untuk budidaya ikan air tawar ;

1.    Cara Pengeringan Kolam

Pengeringan atau penjemuran dasar kolam merupakan hal yang harus dilakukan sebelum budidaya dimulai. Pengeringan dasar kolam ini bertujuan untuk mensterilkan kolam dari bakteri pembusuk dan mikroorganisme penyebab penyakit lainnya. Pengeringan ini juga berfungsi untuk membuang racun sisa dekomposisi selama budidaya sebelumnya. Dengan kata lain, pengeringan dilakukan untuk membunuh atau mensterilkan kolam dari berbagai hama dan penyakit ikan. Pada kolam pemijahan, pengeringan dasar kolam dilakukan dengan tujuan supaya ikan dapat memijah. Kolam yang dikeringkan selama beberapa hari kemudian diairi akan mengeluarkan bau tertentu yang disebut petrichor, bau tersebut dapat merangsang induk ikan untuk memijah. Lama pengeringan 4 – 5 hari atau

Pengeringan dasar kolam (Foto : rajagalah.blogspot.com)

tergantung cuaca, jika cuaca panas pengeringan bisa berlangsung lebih cepat.

2.    Perbaikan Tanggul / Pematang Kolam

Untuk mencegah kerugian akibat kebocoran tanggul atau pematang, sebelum melakukan kegiatan budidaya tanggul harus diperbaiki. Kebocoran pada tanggul kolam bisa terjadi karena beberapa penyebab, yakni tanggul longsor atau runtuh dan ulah binatang air. Beberapa jenis binatang air yang seringkali merusak tanggul diantaranya adalah kepiting, belut atau binatang air lainnya. Tanggul atau pematang yang bocor bisa mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit, yakni air kolam tidak stabil dan hilangnya benih ikan. Pada kolam tanah maupun kolam tembok tanggul harus dicek dan diperbaiki terlebih dahulu sebelum kegiatan budidaya dilakukan.

3.    Pengolahan Tanah Dasar Kolam

Persiapan selanjutnya adalah pengolahan dasar kolam. Pengolahan dasar kolam ini hanya dilakukan pada kolam tradisional atau kolam semi intensif, yaitu kolam yang berlantai tanah. Pengolahan dasar kolam dilakukan dengan menangkul dasar kolam dengan kedalaman 10 – 20 cm. Pencangkulan dasar kolam bertujuan supaya tanah lebih gembur dan subur serta mempercepat berlangsungnya proses dekomposisi (penguraian) senyawa-senyawa organik dalam tanah sehingga senyawa-senyawa yang beracun yang terdapat di dasar kolam akan menguap. Tanah dasar kolam kemudian diratakan dan dibuat saluran atau kemalir ditengah kolam. Saluran atau kemalir ini berfungsi sebagai tempat berlindung benih ikan dari teriknya matahari serta untuk memudahkan saat memanen ikan. Setelah dicangkul kemudian dikeringkan atau dijemur selama 4 – 5 hari.

4.    Perbaikan / Pembuatan Saluran Keluar dan Saluran Masuk Air

Selanjutnya adalah membuat atau melakukan perbaikan pada saluran keluar dan saluran masuknya air. Agar benih ikan tidak keluar kolam, pada saluran masuk dan saluran keluarnya air diberi saringan.

5.    Pengapuran Dasar Kolam

Pengapuran dasar kolam sebaiknya dilakukan setelah pengolahan dasar kolam. Dasar kolam yang sudah dicangkul kemudian ditaburi kapur secara merata dan dicangkul lagi supaya kapur tercampur rata dengan tanah. Tujuan dari pengapuran ini adalah untuk menjaga pH tanah dan air tetap stabil. Pengapuran juga berfungsi untuk membunuh hama dan penyakit. Beberapa jenis kapur yang dapat digunakan untuk pengapuran dasar kolam antara lain kapur karbonat (CaCO3 atau CaMg(CO3)) dan CaO (kapur tohor/kapur aktif).

Dosis pemberian kapur sebaiknya tepat sesuai dengan kebutuhan. Kapur tidak boleh berlebihan ataupun kekurangan. Jika dosis kapur berlebihan dapat menyebabkan kolam tidak subur, dan jika kekurangan dasar kolam akan menjadi masam atau ber pH rendah. pH yang ideal untuk budidaya ikan adalah netral, yaitu angka pH berada pada angka 7 – 8. Dosis kapur untuk pengapuran kolam antara 100 – 200 gram/m2 atau disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk lebih jelasnya berapa dosis kapur yang diperlukan sebaiknya pH tanah dasar kolam diukur terlebih dahulu. Semakin rendah pH tanah dasar kolam maka semakin banyak kapur yang dibutuhkan.

6.    Dosis Kapur (Kapur Tohor (CaO)) pada Beberapa Jenis Tanah

Dosis kapur yang akan ditebarkan harus tepat ukurannya karena jika berlebihan kapur akan menyebabkan kolam tidak subur, sedangkan bila kekurangan kapur dalam kolam akan menyebabkan tanah dasar kolam menjadi masam. Sebagai acuan dalam memberikan kapur pada kolam budidaya ikan dapat dilihat pada Tabel dibawah ini. Tetapi ada juga para petani menggunakan dosis kapur berkisar antara 100 – 200 gram/m2 hal ini dilakukan bergantung kepada keasaman (nilai pH).

Dosis Kapur Tohor (CaO) per 100 m2
Kondisis kolam Jenis tanah berpasir Jenis tanah pasir berlumpur Jenis tanah lumpur berpasir Jenis tanah berlumpur
Kolam baru 25 kg 30 kg 40  kg 60 kg
Kolam lama 15 kg 20 kg 30 kg 40 kg

7.    Pemupukan Dasar Kolam

Persiapan kolam yang terakhir adalah pemupukan dasar kolam. Tujuan dari pemupukan dasar kolam adalah untuk
meningkatkan kesuburan kolam dan memperbaiki struktur tanah. Fungsi lainnya dari pemupukan dasar kolam adalah untuk menumbuhkan pakan alami ikan, yakni zooplankton dan phytoplankton. Selain itu pemupukan juga dapat menghambat peresapan air pada tanah-tanah gembur (porous).

Pupuk yang digunakan untuk dasar kolam yaitu pupuk organik dan bisa juga ditambahkan pupuk buatan. Pupuk organik yang dimaksud adalah pupuk dari kotoran ternak (kotoran sapi, kerbau, kuda, ayam atau itik). Pupuk kandang yang digunakan hendaknya yang sudah lama atau sudah dikeringkan. Jenis pupuk buatan yang dapat digunakan antara lain adalah pupuk nitrogen (urea, ZA), pupuk phosphor (TSP), pupuk kalium (KCl) dan pupuk NPK yang merupakan gabungan dari ketiga hara tunggal.

Dosis pupuk kandang juga bergantung kepada kesuburan kolam ikan, biasanya berkisar antara 100-150 gram/m2, sedangkan untuk kolam yang kurang kesuburannya dapat  ditebarkan kotoran ayam sebanyak 300 – 500 gr/m2 . Dosis yang digunakan untuk pupuk buatan biasanya berkisar antara 200-300 gram/m2. Kolam dapat juga dipupuk menggunakan TSP dan Urea masing-masing sebanyak 10 gr/m2 dan kapur pertanian sebanyak 25 – 30 gr/ m2 atau disesuaikan dengan tingkat kesuburan lahan. 7 – 10 hari kemudian kolam siap untuk diairi.

8.    Pengairan Kolam

Setelah semua proses diatas diselesaikan, selanjutnya kolam diisi air. Kolam yang telah dikeringkan, dikapur dan di pupuk tersebut lalu diairi agar pakan alami di kolam tersebut tumbuh dengan subur. Pengairan ini harus dilakukan minimal 4 –7 hari sebelum benih ikan di tebar ke dalam kolam pemeliharaan agar pakan alami tumbuh dengan sempurna. Pertama kolam diisi air dengan kedalaman 15 – 20 cm, 4-7 hari kemudian ketinggian air ditambah hingga 60 – 75 cm. Tanda-tanda air kolam yang sudah siap untuk di tebar benih ikan adalah jika air sudah berwarna kehijauan. Ketinggian air di kolam ikan ini bergantung pada jenis kolam, untuk kolam pemijahan ketinggian air 0,75-1,00 m, kolam pemeliharaan 1-1,25 m.

Demikian “Cara dan Tahap-tahap Persiapan Kolam Tanah“. Semoga bermanfaat….

Salam mitalom !!!