Panduan Lengkap Beternak AYAM KAMPUNG PETELUR yang Baik dan Benar (Page 1)

Panduan Umum Budidaya AYAM KAMPUNG Petelur (Page 1)

Budidaya PeternakanAYAM KAMPUNG boleh dikatakan sebagai ayam asli Indonesia yang sejak dahulu kala sudah dipelihara manusia. Ayam kampung dapat ditemui dihampir setiap rumah di pedesaan, dan umumnya dipelihara ala kadarnya sebagai usaha sampingan. Baik dipelihara sebagai penghasil daging maupun untuk dimanfaatkan telurnya.

Ilustrasi (greatlakesecho.org)

Ayam kampung telah terbukti memberi kontribusi yang besar terhadap perekonomian keluarga, minimal untuk dikonsumsi sendiri sebagai sumber makanan bergizi. Pun demikian, ayam kampung masih jarang diusahakan secara serius sebagai sumber penghasilan.

Produktifitas ayam kampung yang dipelihara ala kadarnya dengan sistem umbaran masih sangat rendah. Terutama produksi telur, dimana pertahun hanya menghasilkan sekitar 60 butir telur saja. Bobot ayam kampung juga dibawah standar dibandingkan dengan ayam yang dipelihara secara intensif.

Produksi telur ayam kampung tentu saja dapat ditingkatkan, yaitu dengan cara pemeliharaan yang baik dan benar. Dalam memelihara ayam kampung yang ditujukan untuk menghasilkan telur, perlu diperhatikan beberapa hal penting yaitu bibit/induk, sistem pemeliharaan, pakan serta manajemen pemeliharaan.

Peluang usaha beternak ayam kampung petelur masih terbuka lebar, hal ini karena telur ayam kampung banyak diminati masyarakat. Permintaan telur ayam kampung terus meningkat, sementara usaha beternak ayam kampung petelur masih sedikit. Tertarik untuk mencoba beternak ayam kampung petelur ? Berikut ini panduan umum beternak ayam kampung petelur.

Menentukan dan Memahami Tujuan dan Maksud Beternak AYAM KAMPUNG Petelur

Dalam mengawali sebuah usaha budidaya hendaknya dimulai dengan perencanaan yang matang. Kemudian membuat catatan kecil untuk memudahkan pelaksanaan selanjutnya. Perencanaan ini sangat penting dilakukan, supaya kegiatan usaha budidaya AYAM KAMPUNG petelur berjalan dengan baik.

Tujuan beternak ayam kampung setidaknya dapat dibedakan menjadi 2, yaitu beternak ayam kampung sebagai penghasil daging atau penghasil telur. Menentukan tujuan dalam beternak ayam kampung ini sifatnya sangat penting, karena akan menentukan cara pemeliharaan, amanjemen pemeliharaan, pemilihan induk termasuk asupan pakan.

Selain tujuan, menentukan maksud beternak ayam kampung juga tidak kalah penting. Menentukan tujuan dan maksud beternak ayam kampung petelur ini berbeda, menentukan tujuan berarti menentukan hasil apa yang akan diproduksi, daging atau telur. Sedangkan menentukan maksud beternak yaitu menentukan bagaimana tata cara pemeliharaannya.

Ada 3 maksud dalam beternak ayam kampung petelur, yaitu untuk mengisi waktu luang, sebagai usaha sampingan dan sebagai sumber penghasilan utama.

a). Sekedar mengisi waktu luang, kepuasan yang dicapai adalah mengisi waktu luang setelah bekerja dengan mengurus ternak ayam kampung petelur. Sedangkan telur yang dihasilkan bukan sebagai penghasilan, melainkan diutamakan untuk konsumsi keluarga.

b). Sebagai Usaha Sampingan, beternak ayam kampung petelur sebagai usaha sampingan dilakukan untuk menambah penghasilan keluarga disamping pekerjaan utama. Maksud beternak ayam kampung sebagai usaha sampingan diharapkan hasil telurnya dapat menambah penghasilan/pendapatan keluarga.

c). Sebagai Sumber Pendapatan Utama, tujuan yang ketiga ini adalah beternak ayam kampung petelur sebagai sumber penghasilan utama dan dilakukan secara besar-besaran berkelas peternakan. Seluruh waktu dan tenaga peternak difokuskan pada usaha peternakan ini. Biasanya usaha ini dilakukan secara intensif dengan mengutamakan nilai ekonomi yang akan dihasilkan.

Menentukan Lokasi dan Syarat-syarat Lokasi yang Cocok untuk Beternak AYAM KAMPUNG Petelur

Lokasi kandang dalam beternak ayam kampung petelur adalah faktor yang perlu diperhatikan. Sebagaimana melakukan usaha peternakan ayam pada umumnya, beternak ayam kampung petelur harus memenuhi syarat teknis lokasi peternakan. Beternak ayam kampung petelur dalam jumlah besar akan menimbulkan masalah lingkungan sekitarnya, misalnya suara ayam dan bau kotoran. Sehingga penentuan lokasi beternak ayam kampung petelur sangat penting untuk diperhatikan.

Berikut ini syarat-syarat lokasi kandang yang baik untuk beternak ayam kampung petelur :

a). Lokasi jauh darai pemukiman penduduk
b). Lokasi tidak jauh dari sumber-sumber faktor produksi
c). Lokasi harus jauh dari sumber keramaian, seperti pasar, pemukiman penduduk atau jalan raya
d). Lokasi memenuhi aturan tataguna lahan dari pemerintah daerah setempat
e). Lokasi memiliki sumber air bersih yang memadai
f). Lokasi memiliki akses jalan yang mudah untuk pengangkutan sarana produksi dan hasil peternakan
g). Hindari lokasi kandang peternakan ayam kampung petelur diatas bukit atau lembah

Pemilihan Bibit yang Baik untuk AYAM KAMPUNG Petelur

Meskipun ayam kampung tidak memiliki ciri khas dalam bentuk badan maupun warna bulunya, pemilihan bibit/induk yang baik juga perlu dilakukan. Penggunaan bibit/induk yang baik diharapkan akan memberikan hasil yang memuaskan. Pemilihan bibit/induk harus dilakukan dengan seksama, karena kualitas bibit/induk akan menentukan hasil yang diperoleh.

Bibit ayam kampung petelur hendaknya berasal dari calon indukan yang sejenis, yakni memiliki bentuk badan yang seragam, usia tidak terpaut jauh, besar kecilnya seukuran dan berumur minimal 7 bulan. Calon indukan/bibit sebaiknya secara turun temurun memiliki sifat-sifat yang baik dan sehat, tidak cacat, berasal dari kawanan/kelompok ayam terpilih, pertumbuhan badannya normal dan hasil telurnya banyak.

Sifat-sifat khas calon bibit ayam kampung petelur yang baik antara lain, tingkah lakunya gembira, memiliki gerakan yang lincah dan kuat, tidak takut didekati orang, suaranya ramai jika didekati dan diberi makan, nafsu makan baik, aktif mencari makan sepanjang hari, bulunya cerah mengkilap.

Berikut ini ciri-ciri fisik ayam yang sehat dan normal :

1. Bagian tubuh. Bangun tubuhnya normal tidak ada kelainan atau cacat, selaras sesuai dengan jenis ayamnya.
2. Pertulangan. Tulang kuat dan normal.
3. Perototan. Otot gempal, padat, berisi dan tidak berlemak. Dapat diperkirakan dengan meraba tulang dada dan paha. Cara ini juga dapat digunakan untuk menafsirkan keadaan umum tubuh, kesehatan dan gaya hidup ayam tersebut.
4. Kulit. Kulit bila diraba terasa lembut, agak basah, dan tidak ada bagian yang rusak atau cacat. Warnanya segar agak mengkilap.
5. Bulu. Bentuk bulu mencerminkan keadaan kulit, kesehatan dan gaya hidup ayam bersangkutan. Bulu ayam yang halus letaknya teratur pada tubuh, menghimpit rapat seolah-olah tidak ada ruang kosong diantara bulu-bulu tersebut. Bentuk dan besar bulu harus sesuai dengan jenis puspa ragam dari jenis ayam bersangkutan. Semkain mengkilap maka semakin kuat dan sehat ayam bersangkutan.
6. Suhu badan. Suhu badan normal, sekitar 41- 42 C.
7. Berat badan. Berat badan harus sesuai dengan jenis ayam bersangkutan.
8. Kepala. Kepala berbentuk bulat panjang, tidak terlalu gepeng dan berbangun kasar. Jengger kokoh dan kuat, tidak tipis dan tidak terlalu besar. Warnanya merah menyala, agak mengkilap. Bila dipegang terasa hangat, lentur dan berjaringan halus. Gelang kuping dan daun telinga bentuknya bulat panjang atau jorong, warnanya tegas, tidak suram.
9. Mata. Mata bewrbentuk bulat, agak melotot sedikit, membuka luas kurang lebih di tengah pipi (samping kepala), bebas dari jarigan tubuh yang mengganggu penglihatan. Pemandangan cerah ceria, penuh perhatian, dan gemar melakukan sesuatu. Gelang mata segar, berwarna kuning kemerah-merahan dan tidak lemah. Selaput lendir mata jernih, mengkilap, dan selalu basah. Selaput bening mata jernih dan selalu basah. (Bersambung ke page 2)

<< Page 1, Page 2 >>