Klasifikasi dan Morfologi KANTONG SEMAR (Nepenthes)

Klasifikasi dan Morfologi – KANTONG SEMAR (Nepenthes) adalah tumbuhan pemakan serangga yang disebut juga tumbuhan karnivora. Tumbuhan unik daerah tropik yang merupakan salah satu kekayaan alam Indonesia.

Kantong semar (Gambar : pinterest.com)

Kantong semar banyak ditemukan di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Maluku dan Jawa. Jenis kantong semar terbanyak terdapat di Pulau Kalimantan.

Dari sekian banyak jenis kantong semar yang sudah teridentifikasi, 32 jenis diantaranya terdapat di pulau Kalimantan, 29 jenis di Sumatera, 10 jenis di Sulawesi, 9 jenis di Papua, 4 jenis di Maluku dan 2 jenis di Pulau Jawa (Mansur, 2006).

Kantong semar tumbuh di tempat yang agak terlindung atau terbuka. Tumbuhan unik ini hidup pada tanah yang miskin unsur hara dan memiliki kelembaban yang tinggi.

Klasifikasi Tumbuhan Kantong Semar (Nepenthes)

Kantong semar (Nepenthes) merupakan tumbuhan yang termasuk dalam famili Nepenthaceae yang monogerik, yaitu famili yang hanya memiliki satu genus (Keng, 1969).

Famili tersebut merupakan salah satu dari tiga famili tumbuhan berbunga yang ketiga-tiganya dikenal sebagai tumbuhan pemangsa (Core, 1962).

Morfologi kantong Nepenthes adalah kunci utama dalam determinasi jenis-jenis tumbuhan tersebut. Namun untuk beberapa jenis, karakteristik-karakteristik akar dan daun juga sangat penting untuk diperhatikan dalam menentukan jenis Nepenthes spp. (Lauffenburger & Arthur, 2000).

Menurut Jones & Luchsinger (1998), klasifikasi lengkap Nepenthes spp. berdasarkan sistem klasifikasi tumbuhan berbunga adalah sebagai berikut :

Klasifikasi Kantong Semar
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Dilleniidae
Ordo : Nepenthales
Famili : Nepenthaceae
Genus : Nepenthes
Spesies : Nepenthes spp.

Morfologi Kantong Semar (Nepenthes)

Kebanyakan tumbuhan karnivora tumbuh dengan baik pada tanah atau tempat-tempat yang miskin unsur hara. Begitupun kantong semar, banyak terdapat pada tanah kapur, tanah berpasir, tanah merah dan tanah gambut.

Pada umumnya jenis tanah tersebut memiliki kandungan unsur fosfor dan nitrogen sangat sedikit. Sehingga tumbuhan kantong semar memperoleh nutrisi dari sumber lain selain tanah, yaitu serangga atau binatang kecil.

Defisiensi unsur hara tersebut, secara alamiah tumbuhan mengubah ujung sulur daunnya menjadi kantung yang befungsi untuk menangkap serangga sebagai sumber nutrisi.

Sulur daun kantong semar dapat mencapai permukaan tanah atau menggantung pada cabang-cabang ranting pohon yang berfungsi sebagai pipa penyalur nutrisi dan air (Mansur, 2006).

Bagian-bagian kantong semar

Berikut ini moffologi tumbuhan kantong semar :

Morfologi Tumbuhan Kantong Semar
Daun Daun kantong semar berbentuk helaian panjang berwarna hijau sampai hijau kekuningan dengan calon kantong terdapat di luar helaian daun keluar dari sulur berbentuk silinder dengan ukuran sama panjang atau lebih panjang dari daun. Ujung sulur yang berwarna kuning kehijauan berkembang menjadi kantong pada lingkungan yang sesuai (James & Pietropaolo 1996).
Batang Kantong semar mempunyai batang yang kasar dengan diameter 3-5 cm dan panjang internodus antara 3-10 cm dengan warna bervariasi yaitu hijau; merah coklat kehitaman dan ungu tua. Pada beberapa spesies; panjang batang Nepenthes mencapai 15-20 meter (Osunkoya et al. 2007). Batang tersebut merambat diantara semak belukar dan pohon menggunakan sulur daun atau dapat juga menyemak di atas permukaan tanah. Bentuk batang dari tiap tanaman kantong semar berbeda tergantung dari spesiesnya; ada yang segitiga; segiempat; membulat dan bersudut (Hansen 2001).
Akar Akar kantong semar merupakan akar tunggang sebagaimana tanaman dikotil lainnya. Perakaran tumbuh dari pangkal batang; memanjang; dengan akar-akar sekunder di sekitarnya. Akar yang sehat berwarna hitam dan tampak berisi namun perakaran Nepenthes rata-rata kurus dan sedikit; bahkan hanya terbenam sampai kedalaman 10 cm dari permukaan tanah (Clarke 2001).
Kantong Kantong berfungsi untuk menangkap serangga. Kantong ini mempunyai warna sangat menarik yaitu: hijau dengan bercak merah. Menurut Lloyd (1942) dan Leach (1940) kantong dapat pula berwarna ungu; kuning; hijau dan putih. Serangga yang tertarik oleh warna; lebih jauh dipikat dengan nektar dan baubauan yang dihasilkan oleh kelenjar di bagian bawah bibir yang berlekuk-lekuk dan menjorok ke dalam rongga kantong. Serangga seringkali terpeleset dari bibir yang licin berlilin dan tercebur ke dalam cairan di dalam kantong. Cairan ini berisi bermacam-macam enzim pencernaan yang dihasilkan kelenjar di pangkal kantong. Lilin di permukaan dalam kantung tidak memungkinan serangga yang terjebak untuk keluar. Di dasar kantong hidup larva nyamuk; tungau beberapa organisme lain yang tahan terhadap enzim pencernaan. Organisme ini berperan untuk memakan sisa-sisa bangkai serangga sehingga kebersihan kantung tetap terjaga (Kinnaird 1997; Lloyd 1942; Gibbs 1950).
Bunga Semua spesies Nepenthes merupakan tanaman dioceous yaitu bunga jantan dan bunga betina berada pada tanaman yang berbeda. Bunga dihasilkan dari bagian apex pada batang tanaman yang telah dewasa. Bunga Nepenthes tergolong aktinomorf; berwarna hijau atau merah; dan biasanya tersusun dalam rangkaian berupa tandan atau bulir panjangnya sekitar 16-32 cm; panjang peduncle 12-15 cm; panjang pedicels 5-15 mm; dengan kelopak bunga terdiri atas dua daun kelopak yang bagian dalamnya memiliki kelenjar madu. Benang sari berjumlah 40-46; tangkai sarinya berlekatan membentuk suatu kolom. Bakal buah menumpang; beruang empat dan berisi banyak bakal biji. Tangkai putik berjumlah satu atau kadang tidak ada dengan bentuk kepala putik berlekuk-lekuk (Kurata et al. 2008). Bunga jantan umumnya hanya bertahan beberapa hari; sedangkan bunga betina masih dapat reseptif hingga beberapa minggu. Setiap bunga betina memiliki ukuran putik dan ovary yang cukup besar. Bunga ini membutuhkan serangga sebagai polinator; dan setelah terjadi penyerbukan bunga betina akan berkembang membentuk buah dan menghasilkan biji. Buah yang telah matang sempurna akan pecah dan biji-biji Nepenthes yang ringan ini sangat mudah diterbangkan oleh angin dan selanjutnya biji ini akan tumbuh di tempat yang sesuai (Giusto et al. 2008).
type="adsense"
data-ad-client="ca-pub-9565233082905956"
data-ad-slot="2180744086"
data-auto-format="rspv"
data-full-width="">
Buah dan Biji Buah Nepenthes membutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk berkembang penuh hingga masak setelah masa fertilisasi. Ketika masak buah akan retak menjadi empat bagian dan biji-bijinya akan terlepas. Penyebaran biji biasanya dengan bantuan angin. Kapsul buah Nepenthes tersebut banyak yang rusak karena gigitan ngengat. Ngengat biasanya memakan buah Nepenthes yang sedang berkembang (Clarke 1997). Biji Nepenthes memiliki bentuk seperti serbuk (debu); sehingga dapat disebarkan angin (anemokori) pada lokasi yang sangat luas dan tumbuh terpencarpencar. Biji dapat pula terbawa aliran air hujan. Namun pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa tumbuhan ini hanya ditemukan pada kisaran yang sangat terbatas; pada ketinggian 1500-2000 m dpl. Hal ini menunjukkan bahwa biji memerlukan substrat yang sesuai untuk dapat tumbuh; khususnya kelembaban; pH tanah dan suhu. Tanggapan biji terhadap faktor lingkungan ini tergantung spesiesnya. Oleh karena itu pertumbuhan dan penyebarannya bersifat spatial; terbatas pada tempat-tempat tertentu dan jarang tumbuh dalam jumlah besar (Mulyanto et al. 2000).

Menurut Mansur (2006), pada umumnya terdapat tiga bentuk kantong pada tumbuhan kantong semar, yaitu sebagai berikut :

1. Kantong roset, yaitu kantong yang keluar dari ujung daun roset.
2. Kantong bawah, yaitu kantong yang keluar dari daun yang terletak tidak jauh atau menyentuh permukaan tanah. Selain ujung sulurnya berada di bagian depan bawah kantong, kantung ini memiliki dua sayap yang berfungsi sebagai tangga untuk membantu serangga tanah naik ke mulut kantung.
3. Kantong atas, yaitu kantong berbentuk corong atau silinder, tidak memiliki sayap dan ujung sulur berada di belakang bawah kantong. Bentuk ini difungsikan untuk menangkap serangga terbang.

Salam mitalom !!!