Kebutuhan Pupuk dan Cara Tepat Pemupukan Tanaman Padi

Jenis-jenis Pupuk Untuk Tanaman Padi

Pemupukan pada tanaman padi (Foto : Tisna Wahyudi)

Pupuk dan Pemupukan – Pupuk merupakan material yang ditambahkan pada lahan tanaman dengan tujuan untuk melengkapi unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Didalam tanah sebenarnya sudah tersedia berbagai jenis unsur hara, tetapi kadang-kadang jumlahnya tidak mencukupi, oleh sebab itu perlu ditambahkan atau diberikan pupuk. Pada wilayah-wilayah tertentu di Indonesia terdapat lahan-lahan pertanian yang luar biasa suburnya, sehingga tanaman pada daerah tersebut tidak perlu dipupuk sama sekali. Misalnya lahan pertanian yang berada disepanjang aliran sungai Rokan, mulai dari Kecamatan Ujung Batu, Kecamatan Pagaran Tapah, Kecamatan Kunto Darussalam hingga Kecamatan Bonai Darussalam. Pada wilayah-wilayah tersebut petani padi tidak pernah memberikan pupuk tambahan pada tanaman mereka. Setiap tahun wilayah-wilayah tersebut dilanda banjir hingga 4 – 5 kali, air banjir yang keruh dan berlumpur melewati lahan pertanian disepanjang sungai Rokan. Ketika air surut, lumpur yang bercampur sisa-sisa pelapukan bahan-bahan organik mengendap, sehingga tanah menjadi sangat subur. Di Kuala Kapuas, Kalimantan Tengah juga terdapat lahan-lahan pertanian yang sangat subur, tanaman padi pada lahan pasang surut tersebut tumbuh dengan sangat subur tanpa pemupukan sama sekali.

Namun lahan pertanian dengan tingkat kesuburan seperti yang tersebut diatas jumlahnya sangat terbatas pada wilayah-wilayah tertentu saja. Pada lahan yang tidak terlalu subur tanaman padi perlu dipupuk dengan dosis dan jenis pupuk yang tepat agar bisa tumbuh dan berproduksi secara maksimal. Pupuk untuk tanaman padi bermacam-macam, baik pupuk anorganik maupun pupuk organik. Jenis pupuk anorganik yang biasanya digunakan pada tanaman padi antara lain pupuk nitrogen, pupuk phosphat, pupuk kalium dan pupuk yang mengandung unsur hara mikro. Sedangkan jenis pupuk organik untuk tanaman padi seperti pupuk kandang, kompos atau pupuk hijauan. Pertanyaannya, berapa dosis pupuk untuk menghasilkan 1 ton gabah ? Dikutip dari litbang.pertanian.go.id, kebutuhan pupuk untuk setiap ton gabah yang dihasilkan, tanaman padi memerlukan pupuk sebagai berikut ;

1. Hara N sebanyak 17,5 kg (setara dengan 39 kg Urea)
2. Hara P sebanyak 3 kg (setara dengan 3 kg SP-36)
3. Hara K sebanyak 17 kg (setara dengan 34 kg KCl)

Disebutkan pada sumber, bahwa untuk menghasilkan gabah yang lebih banyak maka perlu diberikan pupuk lebih banyak juga.

Gambar : Tanaman Padi

Perlu diingat, pemberian pupuk anorganik atau pupuk pabrik bukan satu-satunya solusi untuk mengkatkan produksi gabah. Pemberian pupuk anorganik secara terus menerus yang dilakukan dalam jangka waktu yang lama memiliki efek yang buruk terhadap tanah dan lingkungan. Pemberian pupuk anorganik yang tidak diimbangi dengan pupuk organik dapat merusak struktur tanah, merusak kesuburan tanah dan menimbulkan pencemaran. Untuk menghindari efek negatif tersebut perlu dilakukan pemberian pupuk anorganik dan pupuk organik secara berimbang. Keuntungan dari applikasi kombinasi kedua jenis pupuk tersebut adalah kekurangan sifat pupuk organik dipenuhi oleh pupuk anorganik, sebaliknya kekurangan dari pupuk anorganik dipenuhi oleh pupuk organik. Penggunaan pupuk organik sangat dianjurkan karena dapat mengembalikan sifat-sifat tanah, memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kesuburan dan menggemburkan tanah yang telah padat karena efek penggunaan pupuk anorganik atau pupuk kimia.

Tanaman padi memerlukan banyak hara N dibanding hara P ataupun K. Hara N berfungsi sebagai sumber bahan untuk pertumbuhan tanaman, pembentukan anakan, pembentukan klorofil yang penting untuk proses asimilasi, yang pada akhirnya memproduksi pati untuk pertumbuhan dan pembentukan gabah. Hara P berfungsi sebagai sumber tenaga untuk memenuhi kualitas hidup tanaman seperti keserempakan tumbuh dan pematangan. Sementara itu hara K berfungsi sebagai komponen pendukung berlangsungnya reaksi ensim dalam tanaman. Selain itu berfungsi juga memperbaiki rendemen gabah, ketahanan terhadap kekeringan, ketahanan terhadap penyakit tanaman, dan kualitas gabah. Dengan demikian untuk mendapatkan gabah dengan kuantitas tinggi dan kualitas yang baik maka tanaman perlu diberi hara yang lengkap.

Menentukan Kebutuhan Unsur Nitrogen Dengan Bagan Warna Daun (BWD)

Pemberian hara dalam bentuk pupuk dapat dilakukan berdasarkan fase pertumbuhan tanaman, ataupun dengan melihat penampilan tanaman di lapangan. Salah satu cara pemberian pupuk Urea pada tanaman padi adalah dengan mengawasi perubahan warna daun dengan bantuan alat yang dinamakan bagan warna daun (BWD). Bagan warna daun berupa alat berbentuk “kartu” yang memiliki warna dari hijau muda sampai hijau tua, dengan skala 1 – 4 atau 1 – 6. Bagaimana cara menggunakan BWD (Bagan Warna Daun) dan bagaimana cara menentukan saat pemupukan nitrogen pada tanaman padi?

Berikut ini “Cara Menggunakan BAGAN WARNA DAUN (BWD)” dan cara menentukan kebutuhan unsur nitrogen (N) pada tanaman padi :

Gambar : Cara menggunakan Bagan Warna Daun (BWD)

> Ambil secara acak sebanyak 15 – 20 rumpun contoh,

> Kemudian cocokan warna daunnya dengan warna hijau pada alat BWD.

> Jika rata-rata pengamatan warna hijau daun berada di skala warna 3 atau lebih rendah lagi (pada BWD 4 skala) atau di skala 4 atau lebih rendah lagi (pada BWD 6 skala) maka tanaman segera dipupuk N (Urea dan sejenisnya) karena tanaman telah mengalami lapar hara N atau kekurangan hara N.

> Jila pada monitoring BWD diperoleh rata-rata lebih dari skala 3 (pada BWD 4 skala) atau lebih dari skala 4 (pada BWD 6 skala), maka tanaman tidak perlu diberi pupuk N (Urea) karena tanaman masih mampu memperoleh hara N dari tanah.

> Monitoring pemberian pupuk dengan alat BWD dilakukan sejak 14 HST sampai fase berbunga (63 HST) setiap 7 hari sekali.

> Banyaknya penambahan Urea, bila terjadi kekurangan hara N adalah 70 kg Urea/ha. Berdasar pengalaman cara pemberian Urea seperti itu dapat dihemat rata-rata 100 kg/ha tanpa menurunkan hasil gabah.

Dosis, Jenis Pupuk dan Waktu Pemupukan Tanaman Padi

Pemberian pupuk sebaiknya dilakukan secara terjadwal berdasarkan fase pertumbuhan tanaman padi. Pemupukan secara terjadwal dapat mencegah tanaman kekurangan unsur hara, karena pemberian pupuk dilakukan pada waktu dan dosis yang tepat pada setiap fase pertumbuhan tanaman. Pupuk nitrogen atau urea diberikan 3 kali agar pemberian pupuk N menjadi lebih efesien terserap oleh tanaman padi. Sedangkan pemberian pupuk KCl dilakukan 2 kali, agar proses pengisian gabah menjadi lebih baik dibanding dengan satu kali pemberian bersamaan dengan pupuk Urea pertama. Berikut ini dosis, jenis pupuk dan waktu pemupukan pada tanaman padi hibrida ;

1. Pupuk susulan I ; Pemupukan susulan pertama diberikan ketika tanaman padi berumur 7 – 10 HST. Pupuk yang digunakan adalah 75 kg pupuk Urea, 100 kg pupuk SP-36 dan 50 kg pupuk KCl per hektar.

2. Pupuk susulan II : Pemupukan susulan kedua diberikan ketika tanaman padi berumur 21 HST. Pupuk yang digunakan adalah 150 kg pupuk Urea per hektar.

3. Pupuk susulan III ; Pemupukan susulan ketiga diberikan ketika tanaman padi berumur 42 HST. Pupuk yang digunakan adalah 75 kg pupuk Urea dan 50 kg pupuk KCl per hektar.

Pertanyaan yang sering muncul dalam bidang pertanian padi antara lain ;
> Pupuk apa saja yang diperlukan untuk tanaman padi?
> Kapan waktu yang tepat untuk memupuk padi?
> Ukuran pupuk padi berapa dan apa saja?
> Berapa ukuran pupuk padi pakai urea dan SP36?
> Berapa dosis pupuk per hektar tanaman padi?
> Berapa takaran pupuk urea untuk 1 hektar tanaman padi?

Dari jumlah pemberian pupuk susulan tanaman padi yang diaplikasikan 3 kali pemupukan diatas, berarti dalam 1 hektar tanaman padi dalam satu musim tanam membutuhkan pupuk nitrogen, phosphor dan kalium masing-masing sebagai berikut ;

> Kebutuhan pupuk Urea (nitrogen) dalam 1 hektar tanaman padi : 300 kg
> Kebutuhan pupuk SP36 / TSP (phosphor) dalam 1 hektar tanaman padi : 100 kg
> Kebutuhan pupuk KCL (kalium) dalam 1 hektar tanaman padi : 100 kg
> Dosis pupuk secara keseluruhan dalam 1 hektar tanaman padi berarti 400 kg

Kebutuhan pupuk atau dosis pupuk yang diperlukan dalam 1 hektar tanaman padi diatas bukan merupakan standar baku. Jenis pupuk dan dosis yang digunakan disesuaikan dengan kondisi tanaman dan tingkat kesuburan tanah. Semakin tinggi tingkat kesuburan lahan padi, maka kebutuhan pupuknya semakin sedikit. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah tingkat kesuburan tanah maka semakin tinggi dan semakin banyak pula pupuk yang dibutuhkan.

Pemberian hara P dan K dapat ditentukan berdasar hasil analisis tanah atau melihat status hara P dan K dari peta status hara. Secara umum hara P dan K tidak perlu diberikan setiap musim. Hara P dapat diberikan tiap 4 musim sekali sedangkan hara K dapat tiap 6 musim sekali. Hal ini disebabkan pupuk P yang diberikan ke tanah, hanya ± 20 % nya terserap tanaman sedang sisanya terakumulasi dalam tanah, sementara itu pupuk K yang diberikan ke dalam tanah, hanya terserap tanaman ± 30 % dan sisanya terakumulasi dalam tanah. Sementara itu sumbangan hara K dari air irigasi juga cukup tinggi ± 23 kg K2O/ha/musim atau setara dengan 38 kg KCl/ha/musim. Sumbangan hara berasal dari tanah juga cukup potensial. Besar sumbangan N, P dan K berasal dari tanah dapat dilihat dalam Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1

Tabel kebutuhan hara, sumbangan hara dari tanah dan defisit hara
Target hasil (Ton/ha) Kebutuhan Hara (kg/ha) Sumbangan hara dari tanah (kg/ha) Defisit hara tanaman (kg/ha)
5 Ton/Hektar Nitrogen 90 kg Nitrogen 40 – 65 kg Nitrogen 25 – 50 kg
Phosphor 16 kg Phosphor 12 – 19 kg Phosphor 0 – 4 kg
Kalium 90 kg Kalium 60 – 100 kg Kalium 0 – 30 kg

Pemberian pupuk yang tepat akan meningkatkan hasil panen gabah (Foto : Alif Adja)

Bila para petani bersedia mengembalikan semua jerami ke dalam tanah sawah, maka tidak perlu lagi menambahkan pupuk KCl, karena sebanyak 80 % hara K yang diserap oleh tanaman padi terakumulasi dalam jerami. Kenyataan yang terjadi kebanyakan para petani lebih senang membakar jerami atau mengeluarkan jerami dari sawahnya untuk media jamur merang atau dibuang begitu saja. Pada pembakaran jerami maka semua N serta sebagian P dan K yang ada dalam jerami hilang. Dampak negatif lainnya dari pembakaran jerami antara lain mikro organisme tanah terganggu, tanah menjadi padat, kesuburan tanah menurun karena bahan organik tanah ikut terbakar, serta terjadi polusi udara. Suplai hara dari tanah tergantung pada kesuburan tanahnya. Kriteria tanah subur/tidak subur antara lain dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini.

Tabel 2

Kriteria tanah subur, sedang dan kurang subur
Sifat kimia tanah Tidak subur Subur Kurang subur
BO Tanah Rendah (C-org<1%) Sedang (C-org 1-1.5%) Sedang-tinggi (C-org 1.5 – 2.5%)
KTK Tanah Rendah (20 me/100g)
Hara Tersedia Rendah (P-olsen 10 ppm). K-dd > 0.30 me/100 g
Hasil Gabah Tanpa Pupuk 2.5 Ton/Hektar 4.0 Ton/Hektar >4.0 Ton/Hektar
Sumbangan N dari Tanah 30 kg/Hektar 50 kg/Hektar 70 kg/Hektar
Sumbangan P dari Tanah 10 kg/Hektar 15 kg/Hektar 25 kg/Hektar
Sumbangan K dari Tanah 50 kg/Hektar 75 kg/Hektar 100 kg/Hektar

Sebagai pengganti pupuk anorganik bila terjadi kelangkaan pupuk, ataupun harga pupuk pabrik yang mahal, dapat digunakan pupuk organik dalam bentuk Azolla, Sesbania, Gliricidia, orok-orok dan petai cina. Kelebihan pupuk hijau tersebut adalah mampu menambat N berasal dari udara dalam jumlah yang cukup besar serta tumbuh dengan cepat. Berikut ini gambaran kemampuan tanaman-tanaman tersebut dalam menambat N dari udara ;

> Azolla mampu menambat N dari udara sebanyak 60 kg N/ha,
> Sesbania mampu menambat N dari udara sebanyak 267 kg N/ha,
> Gliricidia mampu menambat N dari udara sebanyak 42 kg N/ha,
> Orok-orok mampu menambat N dari udara sebanyak 110 kg N/ha dan
> Daun petai cina mampu menambat N dari udara sebanyak 200 kg N/ha.

Secara umum dikatakan bahwa pupuk hijau mampu memenuhi kebutuhan hara N sebanyak 80 % kebutuhan N tanaman. Pemberian pupuk hijau dapat dilakukan dengan cara membenamkan daun-daunnya ke dalam tanah pada waktu pengolahan tanah.Kombinasi pemberian pupuk organik dan anorganik untuk padi hibrida sangat dianjurkan. Pupuk organik yang dianjurkan berupa pupuk kandang atau kompos jerami sebanyak 2 ton per hektar setiap musim, sedangkan pupuk anorganik yang diperlukan adalah Urea, SP-36 dan KCl masing-masing sebanyak 300 kg, 100 kg dan 100 kg per hektar. Pupuk organik sebaiknya diberikan bukan hanya pada saat kepepet saja, tetapi diberikan untuk mengimbangi penggunaan pupuk kimia atau pupuk anorganik. Penggunaan pupuk kandang, pupuk kompos atau hijauan dapat menekan biaya pembelian pupuk pabrik sehingga biaya produksi lebih sedikit dengan hasil tonase gabah tetap tinggi.

Demikian “Dosis Pupuk Tanaman Padi, Jenis Pupuk Tanaman Padi dan Waktu Pemupukan Tanaman Padi” Semoga bermanfaat…

Salam mitalom !!!