Jenis-jenis BAWANG MERAH yang Cocok Dibudidayakan Dilahan GAMBUT

Varietas Bawang Merah untuk Lahan Gambut di Musim Hujan

Varietas BAWANG MERAH Unggul

Artikel – Bawang merah (Allium cepa var ascalonicum (L) Back) adalah salah satu komoditas pertanian yang dapat tumbuh dengan baik didataran rendah, menengah hingga dataran tinggi. Pada umumnya bawang merah cocok dibudidayakan pada lahan sawah, lahan tadah hujan atau tegalan. Dan jenis tanah yang baik untuk menanam bawang merah adalah tanah alluvial, latosol, glei humus, asosiasi latosol-andosol maupun andisol. Jenis-jenis tanah tersebut sangat baik untuk pertumbuhan bawang merah, tetapi di Indonesia hanya terdapat dibeberapa wilayah saja. Sehingga pengembangan lahan budidaya bawang merah sangat terbatas. Padahal produksi bawang merah dalam negeri belum memenuhi permintaan pasar, sehingga sering terjadi lonjakan harga yang sangat tinggi. Untuk meningkatkan produksi bawang merah harus dilakukan pengembangan lebih luas lahan budidaya bawang merah. Seperti di Pulau Kalimantan misalnya, masih terdapat lahan yang sangat luas untuk pengembangan lahan pertanian. Tetapi lahan tersebut mayoritas adalah lahan gambut yang tidak dapat ditanami sebagian besar komoditas pertanian, termasuk tanaman bawang merah. Untuk mengatasi hal tersebut Badan Litbang Pertanian telah melakukan berbagai upaya pengembangan luas lahan budidaya bawang merah.

Upaya tersebut antara lain dengan melakukan terobosan mengembangkan bawang merah dispesifik lahan gambut pada kondisi diluar musim (curah hujan tinggi). Uji coba budidaya bawang merah di lahan gambut tersebut telah dilakukan di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Uji coba dilakukan di lahan gambut seluas 2000 m2 pada iklim ekstrim basah (musim hujan). Varietas yang diuji coba antara lain Sembrani, Maja Cipanas, Bima Brebes, katumi, mentes, Trisula dan Manjung. Dari hasil uji coba diketahui 4 varietas diantaranya yaitu Sembrani, Maja Cipanas, Bima Brebes dan Trisula memiliki adaptasi yang baik di lahan gambut dan tahan terhadap curah hujan tinggi.

Kondisi pertumbuhan ketiga varietas tanaman bawang merah pada kawasan pengembangan lahan gambut tersebut menunjukkan pertumbuhan yang baik, dan tahan terhadap iklim ekstrim basah meskipun curah hujan tinggi. Uji coba yang dilakukan di lahan gambut di Desa Kereng Bengkirai, Kecamatan Sebangau, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah Tersebut kontan saja menarik minat petani setempat untuk membudidayakan bawang merah.  Keberhasilan ini diharapkan dapat memotivasi petani untuk mandiri dan mengembangkan tanaman bawang merah sekaligus mengatasi fluktuasi harga bawang merah.

A.    Varietas Unggul Bawang Merah yang Cocok Dibudidayakan di Lahan Gambut

1.    Varietas Bawang Merah Sembrani

Varietas Sembrani ini sudah bisa di panen pada umur 54-56 hari setelah tanam. Jumlah produksinya tinggi, yakni mencapai 23-24,4 ton/ha umbi kering dengan susut bobot umbi 25,45 % dari bobot panen basah. Daunnya berwarna hijau muda, berbentuk silindris agak pipih ditengah. Umbinya berwarna merah pucat,umbi berbentuk bulat bagian leher agak besar. Toleran terhadap hama dan penyakit dan adaftif (cocok) dibudidayakan di lahan gambut pada iklim ekstrim basah (curah hujan tinggi).

Dari hasil uji coba yang dilakukan pada lahan gambut di musim hujan di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, varietas sembrani mampu menghasilkan umbi basah 18,7 ton per hektar. Sembrani merupakan varietas yang paling tinggi produksinya dari beberapa varietas lainnya yang diuji cobakan.

2.     Varietas Bawang Merah Maja Cipanas

Varietas ini berasal dari lokal Cipanas. Tanaman mulai berbunga pada umur 50 hari, sedang masa panen mencapai umur 60 hari. Tinggi tanaman berkisar antara 24,3-43,7 cm (34,1 cm). Secara alami tanaman agak mudah berbunga. Jumlah anakan 6-12 umbi per rumpun. Bentuk daun silindris berlubang. Warna daun, hijau agak tua. Banyak daun berkisar antara 16-49 helai. Bentuk bunga seperti payung, bunga berwarna putih. Banyak buah per tangkai 60-100 (81). Banyak bunga per tangkai 100-130 (128). Banyaknya tangkai bunga per rumpun 2-7. Bentuk biji bulat, gepeng, berkeriput. Warna biji hitam. Bentuk umbi bulat dengan warna merah tua. Produksi umbi kering 10.9 ton/ha. Susut bobot umbi (basah-kering) 24,9%. Cukup tahan terhadap busuk umbi (Botrytis alli). Peka terhadap penyakit busuk ujung daun (Phytophthora porri). Kultivar ini baik untuk dataran rendah dan dataran tinggi.

3.     Varietas Bawang Merah Bima Brebes

Varietas lokal asal Brebes ini sudah sudah bisa di panen pada umur 60 hari setelah tanam. Jumlah produksinya tergolong tinggi, yakni mencapai 10 ton/ha umbi kering dengan susut bobot umbi 22 % dari bobot panen basah. Daunnya berwarna hijau, berbentuk silindris, dan berlubang. Umbinya berwarna merah muda, berbentuk lonjong, dan bercincin kecil pada leher cakramnya. Bima Brebes resisten terhadap penyakit busuk umbi (Botrytis allii), tetapi peka terhadap penyakit busuk daun (Phytophtora porii). Daerah penanamannya lebih cocok di dataran rendah.

4.     Varietas Bawang Merah Trisula

Bawang Merah Trisula memiliki umur Panen berkisar 55 hari. Potensi Hasil dari bawang ini adalah sekitar antara 6,50 sampai dengan 23,21 ton/ha. Bawang ini mampu bertahan sampai 5 bulan dalam keadaan normal. Dengan adanya keunggulan bawang yang memiliki daya tahan yang lama, dapat meningkatkan produksi pangan khususnya sebagai salah satu Sembilan bahan pokok pangan dalam masyarakat.

Bawang merah Varietas Trisula untuk hasil panen, lama panen, dan bentuk semua sama dengan varietas bawang merah pada umumnya. “Selain tahan hujan, juga tahan penyakit”. Varietas baru ini tercipta sama sekali tidak ada campur tangan teknologi asing. Ini murni hasil kerja dari badan penelitian Kementerian Pertanian, untuk meningkatkan produktifitas pertanian yang sebagian besar menurun karena adanya masalah cuaca.

B.    Potensi Hasil Tanamn Bawang Merah di Lahan Gambut saat Musim Hujan

Dari keempat varietas unggul bawang merah yang berhasil di uji coba dilahan gambut tersebut , varietas Sembrani memiliki potensi yang paling tinggi. Disusul varietas Maja Cipanas, Bima Brebes dan terakhir Trisula. Berikut ini potensi hasil panen bawang merah yang di uji coba di lahan gambut ;

1.    Varietas Sembrani memberikan hasil paling tinggi yakni 18,7 ton umbi basah per hektar dari potensi 23-24 ton per hektar
2.    Varietas Maja Cipanas menghasilkan umbi basah 7,3 ton dari potensi 12 ton per hektar
3.    Varietas Bima brebes menghasilkan 7,2 ton dari potensi 16 ton umbi basah per hektar
4.    Varietas Trisula menghasilkan 6,7 ton dari potensi 23 ton umbi basah per hektar

Varietas Sembrani memiliki performa yang baik di lahan gambut, maka tidak heran jika petani di Palangkaraya langsung jatuh hati. Untuk sembrani meskipun prabukti masih dibawah potensi maksimum yakni 24 ton/ha tetapi ini sudah jauh melebihi produksi Bima di sentra bawang Tegal dan Breres pada kondisi musim hujan yakni sekitar 7 ton/ha. Varietas unggul bawang merah yang memiliki adaptasi tinggi dari uji adaptasi varietas baru akan digunakan sebagai dasar dikembangkan lebih luas dilahan gambut Kalimantan Tengah. Masing-masing 35 ha di Palangkaraya dan 80 hektar diempat kabupaten lain.

Demikian tentang “Varietas Unggul Bawang Merah yang Cocok Dibudidayakan di Lahan Gambut“. Semoga bermanfaat….

Salam mitalom !!!