6 Jenis Penyakit Penting pada Kubis : Penyebab, Gejala Lengkap dengan Cara Pengendaliannya
Penyakit Utama Tanaman Kubis dan Cara Pengendaliannya
Hama & Penyakit Tanaman – Kubis merupakan salah satu komoditi penting di Indonesia. Tanaman kubis banyak dibudidayakan di dataran tinggi, menengah hingga dataran rendah.
Menurunnya produksi dan kualitas hasil panen tanaman kubis dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor iklim dan cuaca serta serangan hama maupun penyakit.
Penyakit tanaman kubis merupakan masalah penting yang dapat menyebabkan penurunan produksi dan kualitas hasil panen. Bahkan beberaa kasus serangan penyakit dapat menyebabkan gagal panen.
Terdapat beberapa jenis penyakit penting pada tanaman kubis yang harus diwaspadai, terutama dimusim hujan, penyakit tersebut antara lain penyakit rebah semai/rebah kecambah, penyakit tepung berbulu, bercak daun, akar gada, busuk lunak dan penyakit busuk hitam.
6 Jenis Penyakit Penting pada Kubis, Penyebab, Gejala, dan Cara Pengendaliannya
1. Penyakit Rebah Kecambah/Rebah Semai pada Kubis
Penyebab rebah kecambah pada kubis ;
Rebah kecambah adalah penyakit yang banyak menyerang tanaman kubis muda dipersemaian. Penyakit rebah kecambah disebabkan oleh jamur Pythium spp dan Rhizoctonia solani. Tanaman inangnya antara lain mentimun, semangka, melon, paria, tomat, terung, cabai dan hampir semua jenis tanaman sayuran.
Gejala penyakit rebah kecambah pada kubis :
Gejala rebah kecambah yang disebabkan oleh jamur Pythium spp : adanya warna coklat di pangkal akar dan membusuk. Sedangkan gejala yang disebabkan oleh jamur Rhizoctonia solani adalah : adanya luka berwarna coklat dipangkal batang sehinggi batang tersebut patah dan bibit mati.
Pengendalian rebah kecambah pada kubis :
Menggunakan media semai yang steril, pupuk kandang yang telah matang atau difermentasi, pengapuran media semai dan penyemprotan fungisida bahan aktif benomil, propineb atau propamokarb.
2. Penyakit Tepung Berbulu pada Kubis
Penyebab penyakit tepung berbulu :
Penyakit tepung bulu ada kubis umumnya menyerang bibit dipersemeaian dan tanaman muda. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Peronospora parasitica. Penyakit tepung bulu kemungkinan dapat bertahan di Indonesia dari musim ke musim karena selalu terdapat tanaman kubis-kubisan. Jamur P.parasitica dapat bertahan pada sisa-sisa tanaman sakit didalam tanah dan dapat terbawa oleh biji yang terkontaminasi.
Gejala penyakit tepung berbulu :
Penyakit tepung berbulu umumnya menyerang bibit dipersemaian, ada juga yang menyerang tanaman muda di lahan. Gejala : terdapat bercak-bercak berwarna coklat keunguan pada permukaan bawah daun. Dari sisi atas daun terlihat jaringan diantara tulang-tulang daun menguning. Selanjutnya berubah menjadi coklat-ungu, tekstur daun menjadi seperti kertas. Daun-daun bawah gugur, pada permukaan bawah daun terdapat kapanag putih seperti tepung.
Pengendalian penyakit tepung berbulu :
Pengendalian dilakukan dengan cara : pengolahan lahan/media semai yang baik, rotasi tanaman, pengaturan jarak tanam, sanitasi lahan dan drainase yang baik. Penyemprotan fungisida bahan aktif benomyl, tembaga, azoksistrobin, klorotalonil atau mancozeb.
3. Penyakit Bercak Daun Kubis (Bercak Daun Alternaria)
Penyebab penyakit bercak daun pada kubis ;
Bercak daun pada kubis disebabkan oleh Alternaria brassicae.
Gejala serangan bercak daun alternaria pada kubis :
Gejala bercak daun alternaria pada kubis ditandai dengan adanya bercak-bercak berwarna kecoklatan, berbentuk bulat berukuran kecil yang menyebar keseluruh daun dan menyebabkan daun kubis berlubang-lubang.
Cara pengendalian bercak daun alternaria pada kubis :
Pengendalian bercak daun alternaria pada kubis dilakukan dengan cara : pengolahan lahan yang baik, rotasi tanaman, jarak tanam tidak terlalu rapat, menjaga kebersihan lahan dan drainase yang baik. Perlakuan fungisida bahan aktif propineb, propamokarb hidroklorida,
4. Penyakit Akar Gada (Akar Pekuk) pada Kubis (Clubroot)
Penyebab penyakit akar gada pada kubis :
Penyakit akar gada pada kubis disebabkan oleh Plasmodiopora brassicae. Plasmodiopora brassicae termasuk cendawan tingkat rendah dari kelas Plasmodiophoramycetes. Infeksi dimulai dengan masuknya spora melalui bulu-bulu akar dan menginfeksi jaringan akar hingga menjadi luka dan membentuk benjolan-benjolan seperti gada (akar membengkak). Penyebaran dan perkembangan Plasmodiopora brassicae dipengaruhi oleh faktor lingkungan, yaitu kelembaban tanah, suhu, intensitas cahaya dan pH tanah.
Gejala penyakit akar gada pada kubis :
Gejala serangan penyakit akar gada pada kubis : daun terlihat berwarna hijau kebiruan atau ungu, tanaman kubis layu seperti kekeringan (kekurangan air). Gejala ini tampak jelas pada siang hari yang terik atau cuaca panas, ketika pagi atau sore hingga malam tanaman kubis terlihat segar kembali. Gejala bengkak pada akar sudah terlihat 10 hari sejak inokulasi (sejak patogen menginfeksi).
Pengendalian akar gada pada kubis :
Cara pengendalian akar gada pada kubis : menggunakan bibit yang tahan terhadap patogen, rotasi tanaman, mengatur drainase yang baik dan aplikasi fungisida untuk kubis bahan aktif flusulfamide, klorotalonil, karbendazim, dazomet, atau azoksistrobin + difenokonazol dengan dosis sesuai anjuran.
5. Penyakit Busuk Basah/Busuk Lunak pada Kubis
Penyebab penyakit busuk basah pada kubis :
Penyakit busuk basah atau busuk lunak (soft rot) disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovora. Bakteri ini juga dapat mempertahankan diri di dalam tanah dan di dalam sisa-sisa tanaman di
lahan dalam waktu lama. Infeksi terjadi melalui luka akibat gigitan serangga atau alat pertanian dan melalui lentisel.
Gejala serangan busuk basah pada kubis :
Gejala penyakit busuk basah pada kubis : serangan E. carotovora menyebabkan busuk basah dan berwarna coklat atau kehitaman pada daun, batang dan akar kubis. Pembusukan juga terjadi pada pangkal krop sehingga krop mudah terlepas dari batang kubis. Pada bagian tanaman kbis yang terinfeksi mula-mula terjadi bercak basah, bercak membesar dan mengendap (melekuk), bentuknya tidak teratur, berwarna coklat tua kehitaman. Bagian yang yang terserang berbau busuk.
Pengendalian penyakit busuk basah pada kubis :
Pengolahan lahan yang baik, rotasi tanaman, jarak tanam tidak terlalu rapat dan penyemprotan fungisida bahan aktif tembaga, mancozeb atau bakterisida bahan aktif asam oksolinik, oksitetrasiklin, streptomisin sulfat.
6. Penyakit Busuk Hitam pada Kubis
Penyebab penyakit busuk hitam pada kubis :
Penyakit busuk hitam (black rot) dikenal juga dengan penyakit busuk coklat atau hawar bakteri. Penyakit busuk hitam pada kubis disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campestris. Bakteri ini dapat bertahan pada sisa-sisa tanaman sakit di lahan, biji kubis dan tumbuhan inang. Bakteri X. campestris masuk ke jaringan tanaman melalui pori air (hidatoda, emisaria) yang terdapat pada ujung-ujung berkas pembuluh di tepi-tepi daun.
Gejala penyakit busuk hitam pada kubis :
Gejala : mula-mula terdapat bagian-bagian yang berwarna kuning dan pucat di tepi-tepi daun. Selanjutnya akan meluas kebagian tengah daun, dan menyebabkan tulang-tulang daun berwarna coklat tua atau hitam. Pada tanaman kubis dewasa, ciri khas serangan busuk hitam adalah terdapat bercak kuning menyerupai huruf V disepanjang tepi daun mengarah ke tengah daun. Pada serangan berat, seluruh daun menguning dan mudah gugur.
Cara pengendalian penyakit busuk hitam pada kubis :
Pengolahan lahan yang baik, rotasi tanaman, drainase yang baik, pengaturan jarak tanam dan penyemprotan fungisida/bakterisida bahan aktif benomil, tebukonazol + trifloksistrobin, tembaga, asam khloro bromo iso sianurik, azoksistrobin, oksitetrasiklin, streptomisin sulfat.
Demikian tentang “6 Penyakit Penting pada Kubis : Penyebab, Gejala dan Cara Pengendaliannya” Semoga bermanfaat…
Salam mitalom !!!