Daftar 63 Golongan Bahan Aktif, Kode Cara Kerja Serta Cara Kerja FUNGISIDA dan BAKTERISIDA
63 Jenis Golongan, Bahan Aktif dan Cara Kerja Fungisida & Bakterisida (Page 2)
Pestisida – Penggunaan fungisida dan bakterisida yang kurang tepat memiliki dampak negatif yang merugikan. Salah satu dampak negatif penggunaan fungisida dan bakterisida yang kurang bijaksana yaitu terjadinya resistensi (kekebalan) penyakit terhadap fungisida tersebut. Untuk mencegah terjadinya resisitensi perlu pengetahuan tentang golongan bahan aktif dan cara kerja fungisida maupun bakterisida.
Daftar golongan bahan aktif, jenis bahan aktif, kode cara kerja dan cara kerja fungisida dan bakterisida berikut ini bermanfaat sebagai acuan dalam melakukan rotasi (pergiliran) maupun mencampur fungisida/bakterisida, dimana dua atau lebih bahan aktif fungisida yang memiliki cara kerja yang sama tidak dapat dicampur meskipun dari golongan yang berbeda.
No | Golongan | Bahan Aktif | Kode | Cara Kerja | |
---|---|---|---|---|---|
32 | Siano-imidazol | Siazofamid | 21 | - Menganggu proses respirasi | |
Sulfamoil-triazol | Amisulbrom | - Respirasi (Kompleks III sitokrom bc1) pada Qi site – Risiko resistensi tidak diketahui tetapi diasumsikan berisiko sedang hingga tinggi terjadinya resistensi (terjadi mutasi di target yang dikenal dalam organisme model).- Diperlukan pengelolaan resistensi | |||
33 | Toluamida | Zoksamida | 22 | - Menganggu proses respirasi – Respirasi (Kompleks III sitokrom bc1) pada Qi site – Risiko resistensi tidak diketahui tetapi diasumsikan berisiko sedang hingga tinggi terjadinya resistensi (terjadi mutasi di target yang dikenal dalam organisme model). – Diperlukan pengelolaan resistensi | |
34 | Asam Enopiranuronik antibiotik | Blastisidin-S | 23 | - Mengganggu sintesis asam amino dan protein – Sintesis asam amino dan protein – Berisiko rendah hingga sedang dan diperlukan pengelolaan resistensi | |
35 | Heksopiranosil | Kasugamisin | 24 | - Mengganggu sintesa asam amino dan protein – Sintesis asam amino dan protein – Resistensi dikenal pada jenis jamur dan bakteri patogen (P. glumae). – Berisiko sedang terjadinya resistensi dan diperlukan pengelolaan resistensi. | |
36 | Glukopiranosil antibiotik | Streptomisin | 25 | - Mengganggu sintesis asam amino dan protein – Sintesis asam amino dan protein – Mekanisme resistensi diketahui pada bakterisida – Berisiko tinggi terjadinya resistensi dan perlu dilakukan pengelolaan resistensi | |
37 | Glukopiranosil antibiotik | Validamisin | 26 | - Mengganggu biosintesis dinding sel – Biosintesis dinding sel (trehalase dan biosintesis inositol) – Mekanisme resistensi tidak diketahui tetapi perlu dilakukan pengelolaan resistensi. | |
38 | Sianoasetamida-oksime | Simoksanil | 27 | - Belum diketahui | |
39 | Karbamat | Iodokarb/ Propamokarb/ Protiokarb | 28 | - Mengganggu sintesis membran dan lipid – Sintesis membran dan lipid (Permeabilitas sel membran dan asam lemak) – Mekanisme resistensi diketahui berisiko rendah hingga sedang dan tinggi terjadinya resistensi dan perlu dilakukan pengelolaan resistensi | |
40 | Dinitrofenil crotonat | Binapakril/ Meptildinokap/ Dinokap | 29 | - Menganggu proses respirasi | |
2.6-dinitro-anilin | Fluazinam | - Respirasi (fosforilasi oksidatif) | |||
Primidinon hidrazon | Ferimzon | - Mekanisme resistensi diketahui berisiko rendah hingga sedang dan tinggi dan perlu dilakukan pengelolaan resistensi | |||
41 | Tri fenil tincompounds | Fentin Asetat/ Fentin Klorida/ Fentin Hidroksida | 30 | - Menganggu proses respirasi – Penghambat fosforilasi oksidatif dalam pembentukan ATP – Mekanisme resistensi diketahui berisiko rendah hingga sedang dan tinggi dan perlu dilakukan pengelolaan resistensi | |
42 | Asam Karboksilat | Asam Karboksilat | 31 | - Mengganggu sintesis asam nukleat – Sintesis asam nukleus (DNA topoisomerase) – Mekanisme resistensi diketahui pada bakterisida tetapi tidak diketahui pada fungisida – Perlu dilakukan pengelolaan resistensi | |
43 | Isoksazol | Himeksazol | 32 | - Mengganggu sintesis asam nukleat | |
Isotiazolon | Oktilinon | - Sintesis asam nukleus (sintesis DNA/RNA) – Mekanisme resistensi tidak diketahui tetapi perlu dilakukan pengelolaan resistensi. | |||
44 | Etil fosfonat | Fosetil-Al/ Asam Fotourous dan garam | 33 | - Belum diketahui | |
45 | Asam Ftalamik | Tekloftalam (Bakterisida) | 34 | - Belum diketahui | |
46 | Benzotriazin | Triazoksid | 35 | - Belum diketahui | |
47 | Benzen-sulfonamida | Flusulfamida | 36 | - Belum diketahui | |
48 | Piridazinon | Diklomezin | 37 | - Belum diketahui | |
49 | Tiofen karboksamida | Siltiofam | 38 | - Menganggu proses respirasi – Respirasi (menghambat pembentukan ATP) – Dilaporkan telah mengalami resistensi namun berisiko rendah. | |
50 | Pirimidinamin | Diflumetorim | 39 | - Menganggu proses respirasi – Respirasi (kompleks I NADH Oksido reduktase) – Mekanisme resistensi tidak diketahui tetapi tetap perlu dilakukan pengelolaan resistensi. | |
51 | Asam Sinnamikamida | Dimetomorf/ Flumorf | 40 | - Mengganggu biosintesis dinding sel | |
Valinamida karbamat | Bentiavalikarb/ Iprovalikarb/ Valifenalat | - Biosintesis dinding sel (sintesis selulosa) | |||
Asam Mandelik amida | Mandipropamid | - Resistensi diketahui pada Plasmopara viticola tapi tidak pada Phytophthora infestans.- Resistensi silang antara semua anggota kelompok CAA – Berisiko rendah hingga sedang | terjadinya resistensi. | ||
52 | Tetrasiklin antibiotik | Oksitetrasiklin | 41 | - Mengganggu sintesis asam amino dan protein – Sintesis asam amino dan protein- Mekanisme resistensi diketahui pada bakterisida berisiko tinggi terjadinya resistensi dan perlu dilakukan pengelolaan resistensi | |
53 | Tiokarbamat | Metasulfokarb | 42 | - Belum diketahui | |
54 | Piridinilmetil benzamida | Fluopikolid | 43 | - Mengganggu mitosis dan pembelahan sel – Fase mitosis (delokalisasi spektrin) – Mekanisme resistensi tidak diketahui tetapi tetap perlu dilakukan pengelolaan resistensi | |
55 | Bacillus subtilis dan produksi lipopetida yang dihasilkan oleh fungisida | Bacillus subtilis strain QST 713 | 44 | - Mengganggu sintesis membran dan lipid – Perusak sel membran patogen – Tidak ada laporan mengenai resistensi – Dianggap berisiko rendah terjadinya resistensi berdasarkan cara menganggu pada bagian membran yang tidak spesifik. | |
56 | Triazolo-pirimidilamin | Ametoktradin | 45 | - Menganggu proses respirasi – Respirasi (kompleks III sitokrom bc1) pada Qx (unknown) site – Resiko resistensi diasumsikan dari sedang hingga tinggi untuk inhibitor target tunggal dan diperlukan pengelolaan resistensi | |
57 | Benzo-tiadiazol BTH | Asibenzolar-S-metil | p | - Induksi pertahanan tanaman inang | |
Benzisotiazol | Probenazol (also antibacterial and antifungal activity) | - Mekanisme resistensi tidak diketahui tetapi tetap perlu dilakukan pengelolaan resistensi. | |||
Tiadiazol-karboksamid | Tiadinil/ Isotianil | ||||
58 | Etilamino-tiazol karboksamida | Etaboksam | U 5 | - Belum diketahui | |
59 | Fenil-asetamida | Siflufenamid | U 6 | - Resistensi diketahui pada Sphaerotheca diperlukan pengelolaan resistensi. | |
60 | Benzofenon | Metrafenon | U 8 | - Resistensi terdeteksi pada isolat yang kurang sensitif pada embun tepung gandum. Berisiko sedang dan diperlukan pengelolaan resistensi | |
Benzoilpiridin | Piriofenon | ||||
61 | Guanidins | Dodin | U 12 | - Resistensi diketahui pada Venturia inaequalis berisiko rendah hingga sedang dan diperlukan pengelolaan resistensi. | |
62 | Siano-metilene-tiazolidin | Flutianil | U 13 | - Belum diketahui | |
63 | Diverse | Mineral Oils/ Organik Oils/ Potassium Bikarbonat/ Material of Biological Origin | NC | - Belum diketahui |
Demikian tentang “63 Golongan Bahan Aktif dan Cara Kerja Fungisida dan Bakterisida“. Semoga bermanfaat….
Kembali ke Daftar Golongan Bahan Aktif Fungisida dan Bakterisida (Page 1)
Salam mitalom !!!