Cara Pembenihan IKAN GURAME (Tahap Pemeliharaan Larva dan Pendederan I, II dan III)
Sambugan dari : Cara Pembenihan dan Penetasan Telur Ikan Gurame (Tahap Pemijahan dan Penetasan)
6. Cara Pemeliharaan Larva Ikan Gurami
Setelah menetas, larva dipelihara pada wadah penetasan sampai umur 6-9 hari. Selanjutnya larva dipindah pada wadah yang lebih besar, misalnya aquarium.
Jika penetasan dilakukan di aquarium maka larva tidak perlu dipindahkan. Dalam tahap pemeliharaan larva, pergantian air hanya perlu dilakukan apabila minyak yang dihasilkan ketika penetasan cukup banyak.
Apabila larva sudah diberi makan, pergantian air dilakukan untuk membersihkan wadah dari kotoran atau sisa-sisa pakan.
Pergantian air dilakukan dengan memperhatikan kondisi air, apabila terlihat keruh dan kotor maka air harus segera diganti.
Padat tebar pada tahap pemeliharaan larva adalah 15-20 ekor per liter air. Larva dapat diberi pakan mulai umur 6-9 hari setelah menetas.
Pakan larva ikan gurami berupa cacing Tubifex, Artemia, Moina atau Daphnia yang disesuaikan dengan bukaan mulut ikan. Kualitas air sebaiknya dipertahankan pada tingkat suhu 29 – 30 o C, nilai pH 6,5 – 8,0 dan ketinggian air 15 – 20 cm.
7. Tahap Pendederan I, II dan III
Pendederan merupakan tahap pemeliharaan mulai dari larva lepas sarang sampai mencapai ukuran siap untuk dipelihara / dibesarkan pada kolam pembesaran.
Pendederan ikan gurami meliputi tiga tahap, yaitu pendederan I (benih ukuran 1 cm), pendederan ll (benih ukuran 1 cm hingga mencapai ukuran 3-5 cm), pendederan III (benih ukuran 3,5 cm hingga mencapai ukuran 5-8 cm).
a). Pendederan Benih Ikan Gurame Tahap I
Tahap pendederan I adalah tahap pemeliharaan larva ikan gurami setelah menetas sampai berukuran 1 cm. Pemeliharaan pada tahap ini merupakan tahap yang paling rawan dan membutuhkan perhatian khusus.
Benih ikan gurami yang masih berukuran kecil sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan lingkungan, seperti suhu air, pH dan lain sebagainya. Pendederan tahap I memerlukan waktu 30-40 hari, baik pendederan secara tradisional maupun intensif.
Pendederan I Secara Tradisional
Pendederan secara tradisional biasanya dilakukan di sawah dengan memanfaatkan waktu tunggu benih padi hingga siap tanam.
Berikut ini tahapan pekerjaan pendederan I secara tradisional ;
> Persiapan lahan
Memperbaiki pematang sawah agar tidak terjadi kebocoran, kemudian baru dllakukan pembajakan dan diratakan, bagian tengah diberi kemalir kearah caren. Arah kemalir dibuat diagonal kolam ( lurus antara inlet dengan outlet ). Didekat outlet dibuat petakan kecil berukuran 1,5 x 1,5 m dengan kedalaman 0,75 m yang berfungsi untuk melepaskan larva dan menampung benih pada saat panen.
> Pengairan
Lahan yang telah siap, ciipupuk dengan pupuk kandang baru kemudian diairi dengan kedalaman 15 – 25 cm. Air diusahakan tidak dibuang ( outlet ditutup ).
> Penebaran benih
Larva yang ditebar adalah lavra yang berumur 7 – 1-0 hari. Larva yang sudah disiapkan dimasukan kedalam petakan dan diberi pelindung. Setelah satu minggu atau kuning telur sudah habis, petakan larva dibuka sehingga larva akan menyebar untuk mencari pakan. Padat penebaran pada pendederan I antara 50 -60 ekor/m2.
> Pemberian pakan
Larva yang baru ditebar belum diberi pakan tambahan hingga umur 25 -30 hari, karena kuning telur masih ada dan pakan alami yang berupa zooplanton masih banyak. Baru setelah umur 30 hari pakan buatan/tambahan diberikan.
Pendederan I Secara Intensif
Pendederan I secara intensif dilakukan menggunakan bak terpal/beton atau drum. Berikut tahapan dan cara pendederan I secara intensif ;
> Bak beton/tembok ukuran 3 x 1,5 m dengan tinggi 0,5 m. 1 Set aerator, pompa air, filter, alat pemanas, selang.
> Bak beton dan semua peralatan disterilkan menggunakan formalin.
> Bak diisi air dengan kedalaman 20 cm, kemudian diberi metilin blue 1% sebanyak 30 ml.
> Larva gurami dimasukkan kedalam bak dengan padat tebar 1000-1200 ekor, kemudian dipasang aerator.
> Setelah makanan cadangan/kuning telur habis, larva diberi pakan berupa moina atau artemia secukupnya selama 2 hari, setelah itu diberi pakan pelet ukuran Do.
> Selama pendederan air harus selalu dikontrol agar kulaitas air tetap terjaga, pH 6,5-7 dan suhu 27-28 C
b). Pendederan Benih Ikan Gurame Tahap II
Pendederan tahap II adalah pemeliharaan benih ikan gurami mulai ukuran 1 cm hingga berukuran 3,5 cm. Tahap inimembutuhkan waktu 2-3 bulan.
Tata cara pendederan tahap II :
> Kolam yang diperlukan untuk pendederan II dengan kedalaman 40 -50 cm, kolam ini dilengkapi ceren dan kowean sebagai tempat penempung benih pada saat panen. Pematang harus kuat /tidak bocor. Kolam dikeringkan terlebih dahulu selama satu minggu, selanjutnya di tabur kapur sebanyak 100-300 gr/m2 dan diberi pupuk kandang 300-600 gr/m2. Kemudian diisi air dengan kedalaman 5-10 cm, biarkan 1 minggu kemudian ditambah air lagi hingga kedalaman 45-50 cm. Kolam siap ditebar benih.
> Benih yang ditebar adalah benih yang berukuran 1 cm dengan padat tebar 30-50 ekor/m2. Penebaran dilakukan secara hati-hati agar ikan tidak setres.
> Benih ikan gurami yang baru ditebar sebaiknya jangan diberi pakan, pemberian pakan dilakukan apabila pakan alami yang tesedia dikolam sudah berkurang atau tinggal sedikit. Pakan yang diberikan sebanyak 3% dari berat total badan (biomasa)/hari dapat diberi ikan dua kali, yaitu pagi setelah jam 9 dan sore jam 15.00
3). Pendederan Benih Ikan Gurame Tahap lll
Pendederan lll merupakan pemeliharaan benih gurami mulai ukuran 5 cm hingga ukuran 6 – 8 cm, dengan waktu pemellharaan 2 -3 bulan. Tahapan pekerjaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut ;
> Persiapan kolam; kedalaman kolam 50- 70 cm.
> Padat tebar; 25-35 ekor/m2.
> Pakan; pelet, daun / hijauan
Demikian tentang “Cara Pemeliharaan Benih IKAN GURAME dan Cara Pendederan I, II dan III“. Semoga bermanfaat….
Salam mitalom !!!