Panduan Lengkap Budidaya PEMBESARAN IKAN NILA di Kolam Tanah

Panduan Teknis Cara Budidaya Ikan Nila di Kolam Tanah

Panduan Lengkap Budidaya PEMBESARAN IKAN NILA di Kolam Tanah
Ikan nila (Foto ; fao.org)

Budidaya Perikanan – Ikan Nila (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan air tawar yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia, porsinya mencapai 28% dari seluruh usaha budidaya ikan air tawar (Suryamin, Kepala BPS 2014). Ini membuktikan bahwa ikan nila banyak digemari, baik oleh pembudidaya maupun oleh masyarakat sebagai konsumen. Ikan nila semakin populer karena rasa dagingnya yang lezat dan mudah dibudidayakan. Peluang usaha budidaya ikan nila masih terbuka lebar, mengingat ikan yang masih satu kerabat dengan mujair ini adalah ikan konsumsi yang banyak disukai oleh masyarakat. Ikan nila sangat mudah dibudidayakan, lebih tahan penyakit, mudah berkembang biak dan biaya pakan relatif lebih murah jika dibandingkan dengan jenis ikan budidaya lainnya. Ikan air tawar yang konon berasal dari benua Afrika ini cocok dibudidayakan diseluruh wilayah di Indonesia. Ikan nila memiliki kemampuan beradaptasi dengan baik pada berbagai kondisi lingkungan, baik didataran rendah, menengah maupun dataran tinggi. Dengan kelebihan-kelebihan tersebut, ikan nila menjadi pilihan terbaik bagi pelaku usaha budidaya ikan air tawar.

Faktor-faktor yang Harus Diperhatikan dalam Budidaya Ikan Nila

Ikan nila memiliki adaptasi yang sangat baik terhadap berbagai kondisi lingkungan, mudah dibudidayakan, mudah berkembang biak serta lebih tahan terhadap serangan penyakit. Namun beberapa faktor penting tetap harus diperhatikan untuk menunjang keberhasilan usaha budidaya ikan nila. Ikan nila memiliki kemampuan menyesuaikan diri yang baik dengan lingkungan sekitarnya, dan memiliki toleransi yang tinggi terhadap lingkungan. Sehingga ia bisa dipelihara di dataran rendah yang berair payau maupun dataran tinggi dengan suhu yang rendah. Ia mampu hidup pada suhu 14 – 38 derajat celcius. Dengan suhu terbaik adalah 25 – 30 derajat. Hal yang paling berpengaruh dengan pertumbuhannya adalah salinitas atau kadar garam jumlah 0 – 29 % sebagai kadar maksimal untuk tumbuh dengan baik. Faktor-faktor penting yang harus diperhatikan dalam usaha budidaya ikan nila antara lain ; pemilihan lokasi budidaya, pemilihan benih, persiapan kolam, pemberian pakan dan penanganan hama dan penyakit.

Tahapan Usaha Budidaya Ikan Nila

1.    Pemilihan Lokasi Budidaya Ikan Nila

Tanah yang baik untuk kolam ikan nila adalah jenis tanah liat/lempung, padat tidak berporous. Jenis tanah ini tidak mudah bocor dan mampu menahan masa air yang besar. b)Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3 – 5 % untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi. d)Kualitas air untuk pemeliharaan ikan nila harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Untuk dikolam dan tambak angka kecerahan yang baik antara 20 –  35 cm. e)Kondisi perairan tenang dan bersih, karena ikan nila tidak dapat berkembang biak dengan baik di air arus deras. Nilai keasaman air (pH) tempat hidup ikan nila berkisar antara 6 – 8,5, sedangkan keasaman air (pH) yang optimal adalah 7-8. Suhu air yang optimal berkisar antara 25-30 ºc. Kadar garam air yang disukai antara 0-35 per mil.

2.    Pembuatan dan Persiapan Kolam Budidaya Ikan Nila

Budidaya ikan nila bisa dilakukan pada berbagai jenis kolam, yaitu kolam tanah, kolam terpal, keramba (jaring apung), kolam tembok/semen atau tambak air payau. Dari beberapa jenis kolam ikan nila tersebut yang paling mudah dan murah biaya pembuatannya adalah kolam tanah. Tahapan dalam pembuatan dan persiapan kolam tanah untuk budidaya ikan nila antara lain sebagai berikut ;

a).    Pembuatan kolam,
b).    Pengeringan kolam,
c).    Perbaikan tanggul/pematang,
d).    Pengolahan tanah dasar kolam,
e).    Pembuatan saluran masuk dan keluar air,
f).    Pengapuran,
g).    Pemupukan dasar kolam, dan
h).    Pengairan kolam.

Cara pembuatan kolam selengkapnya silahkan baca disini : Cara Membuat Kolam Tanah untuk Budidaya Ikan Air Tawar

3.    Pemilihan Benih dan Ciri-ciri Benih Ikan Nila yang Baik untuk Dibudidayakan

Benih yang berkualitas baik adalah syarat penting untuk keberhasilan budidaya ikan nila. Faktor lain yang juga mempengaruhi keberhasilan suatu budidaya ikan nila adalah pemilihan ukuran benih. Ukuran benih saat ditebar setidaknya 10 – 20 gram per ekor. Benih ikan nila yang terlalu kecil sangat rentan terhadap serangan hama maupun penyaki. Kalau bisa benih yang digunakan berasal dari Unit Pembenihan Rakyat (UPR) dan Balai Benih Ikan (BBI). Atau membeli benih dari petani benih ikan yang sudah terbukti kredibilitasnya. Berikut ini ciri-ciri benih ikan nila yang baik untuk dibudidayakan ;

a).    Bobot benih antara 10-20 gram per ekor,
b).    Benih dalam kondisi sehat, tidak sakit atau membawa penyakit,
c).    Benih tidak cacat, bentuk tubuh normal, organ tubuh lengkap,
d).    Perilaku benih aktif dan lincah,
e).    Sangat respon terhadap pakan.

4.    Cara Penebaran Benih Ikan Nila dan Padat Tebar yang Ideal untuk Pembesaran Ikan Nila

Ukuran benih ikan nila yang ideal dan siap ditebar pada kolam pembesaran adalah 10-20 gram per ekor. Benih ditebar apabila semua tahapan mulai dari pembuatan kolam hingga persiapan kolam sudah terselesaikan. Padat tebar yang ideal untuk budidaya pembesaran ikan nila di kolam tanah adalah 20-30 ekor per meter persegi. Padat tebar ini diasumsikan untuk benih yang berukuran 10-20 gram/ekor dan akan dipanen dengan ukuran 300 gram per ekor.

Benih ikan nila tidak boleh langsung dimasukkan ke kolam pembesaran, tetapi harus melalui tahap adaptasi terlebih dahulu. Wadah yang berisi benih ikan nila dimasukkan kedalam air kolam selama beberapa jam. Hal ini dilakukan agar suhu air kolam dan suhu air didalam wadah sama. Selanjutnya wadah benih dimiringkan supaya air kolam sedikit demi sedikit menyatu dengan air didalam wadah. Biarkan benih ikan masuk kedalam kolam dengan sendirinya. Hal ini dilakukan untuk memperkecil resiko kematian benih karena benih ikan sudah terbiasa dan beradaptasi dengan air kolam.

5.    Cara Pemeliharaan Budidaya Ikan Nila di Kolam Tanah

Setelah benih ditebar, pekerjaan selanjutnya adalah merawat dan memelihara ikan nila hingga ikan siap di panen. Pemeliharaan ini adalah kunci utama keberhasilan usaha budidaya pembesaran ikan nila. Untuk menghindari resiko gagal panen dan kerugian hendaknya ikan nila dipelihara dan dirawat dengan baik dan benar. Pemeliharaan ikan nila meliputi 3 hal penting berikut ini ;

a).    Pengelolaan air kolam

Faktor yang juga berpengaruh terhadap keberhasilan budidaya ikan nila adalah kualitas air kolam. Kualitas air kolam yang buruk dapat menghambat pertumbuhan ikan nila dan menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit. Parameter kualitas air kolam adalah kadar oksigen, pH air, dan kadar CO2, NH3 dan H2S. Cek secara berkala beberapa parameter tersebut. Apabila kadar oksigen air kolam diketahui menurun, perderas sirkulasi air kolam untuk meningkatkan kadar oksigen.

Jika air kolam berbau busuk, segera lakukan penggantian air. Bau busuk yang timbul disebabkan tingginya kadar NH3 dan H2S pada air kolam. Cara mengganti air kolam yaitu dengan membuang 1/3 air yang ada, kemudian diganti dengan air yang baru/air bersih. pH minimal air kolam untuk budidaya ikan nila adalah 6, apabila pH dibawah angka 6, taburkan kapur pertanian/kapur dolomit sesuai kebutuhan.

b).    Pemberian pakan ikan nila yang tepat

Pakan alami ikan nila yang ada didalam air kolam antara lain fitoplankton, zooplankton, cacing, siput, jenitk nyamuk dan chironomus(cuk). Namun untuk mempercepat pertumbuhan ikan nila dan mempercepat panen, ikan nila harus diberi pakan tambahan setiap hari. Pakan tambahan ikan nila yang baik adalah pelet yang kandungan lemaknya tidak lebih dari 3% dengan kadar protein antara 30-40%. Pakan ikan nila berupa pelet diberikan sebanyak 3% dari bobot tubuh ikan setiap harinya. Pelet diberikan dua kali dalam sehari, yaitu pagi dan sore hari.

c).    Penanggulangan hama dan penyakit ikan nila

Ikan nila merupakan jenis ikan air tawar yang mampu beradaptasi dengan baik terhadap kondisi lingkungan, ikan nila juga tahan terhadap penyakit. Namun bukan berarti ikan nila 100% bebas dari serangan hama maupun penyakit. Terutama apabila budidaya dilakukan dalam skala besar dan intensif, resiko serangan hama dan penyakit harus diwaspadai. Penyakit yang paling mengkhawatirkan adalah penyakit infeksi menular, jenis penyakit ini cepat menyebar.

Beberapa hama yang sering mengganggu ikan nila antara lain ; bebeasan (notonecta), ucrit (larva cybister), kodok, ular, linsang, dan burung. Sedangkan penyakit yang sering ditemukan pada ikan nila antara lain ; penyakit kulit, penyakit insang, penyakit pada organ dalam. Cara penanggulangan hama dan penyakit ikan nila selengkapnya silahkan baca : Hama dan Penyakit Ikan Nila

6 Tips Pencegahan Penyakit pada Ikan Nila

Mencegah adalah tindakan yang paling baik untuk melindungi ikan nila dari serangan berbagai jenis penyakit. Pencegahan serangan penyakit pada ikan nila dilakukan sejak awal pembuatan dan persiapan kolam. Untuk budidaya pembesaran ikan nila di kolam tanah, beberapa hal berikut ini dapat dilakukan sebagai upaya untuk mencegah serangan penyakit pada ikan nila ;

1).    Melakukan pembersihan dan pengeringan dasar kolam setiap selesai panen,
2).    Menggunakan benih yang sehat dan bebas penyakit,
3).    Pemeliharaan ikan dengan baik dan benar,
4).    Menghindari penebaran benih secara berlebihan,
5).    Menggunakan sistem pengairan secara paralel,
6).    Pakan diberikan dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan.

Cara Menghitung Dosis Pakan Ikan Nila

Kebutuhan pakan ikan nila yang ideal adalah 3% dari bobot tubuh ikan rata-rata setiap harinya. Jika diasumsikan bobot ikan antara 10-20 gram per ekor dan jumlah ikan nila kesuluruhannya 1000 ekor maka pakan diberikan sebanyak 450 gram per hari. Darimana angka 450 diperoleh? Berikut ini rumusnya ;

Jumlah Pakan = Berat rata-rata x Jumlah ikan x 3%

Jika bobot ikan 10-20 gr/ekor – Rata-rata bobot ikan = (10+20)/2 = 15 gram/ekor
Perhitungan pakan : 15 x 1000 x 3% = 450 gram per hari

Untuk menyesuaikan jumlah atau dosis pakan, bobot ikan nila dicek setiap 2 minggu sekali. Caranya dengan mengambil sampel 10 ekor ikan nila, kemudian ditimbang dan dirata-ratakan beratnya. Misalnya berat 10 ekor ikan nila adalah 2000 gram, maka berat rata-ratanya adalah 2000/10 = 200 gram per ekor. Maka pakan yang harus diberikan dalam 1000 ekor ikan nila dengan berat rata-rata 200 gram adalah 6000 gram (6 kg) per hari.

Umur Panen Ikan Nila dan Berat Ikan Nila Siap Panen

Umur panen dan bobot ikan nila siap panen tergantung pada permintaan konsumen atau kebutuhan pasar setempat. Dalam kondisi normal, terhitung sejak benih ikan nila ditebar dibutuhkan waktu antara 4-6 bulan untuk mencapai bobot 300-500 gram per ekor. Dengan kata lain tidak ada patokan umur berapa bulan atau bobot berapa gram ikan nila bisa dipanen.

Demikian tentang “Cara Budidaya Pembesaran IKAN NILA di Kolam Tanah“. Semoga bermanfaat…

Salam mitalom !!!