6 Jenis PUPUK CABAI Untuk Mencegah LAYU FUSARIUM dan LAYU BAKTERI

Jenis Pupuk dan Cara Pemupkan Cabai

6 Jenis PUPUK CABAI Untuk Mencegah LAYU FUSARIUM dan LAYU BAKTERI
Gejala Serangan Layu Fusarium

Pupuk dan Pemupukan – Banyak sekali faktor-faktor penting dalam kegiatan usaha budidaya tanaman cabai, baik cabai rawit, cabai besar, cabai merah keriting ataupun jenis cabai lainnya. Intensitas serangan dan jenis OPT (Organisme pengganggu tanaman) dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu waktu/musim budidaya, benih yang digunakan, cara budidaya, pengolahan lahan dan pupuk. Tidak banyak yang tahu bahwa pupuk memiliki peran terhadap intensitas serangan OPT, terutama penyakit tanaman cabai yang disebabkan oleh jamur dan bakteri. Pupuk adalah material yang mengandung unsur hara (nutrisi) yang dibutuhkan oleh tanaman. Masing-masing jenis pupuk memiliki kandungan unsur hara yang berbeda, dan setiap jenis unsur hara memiliki fungsi dan manfaat yang berbeda pula. Secara umum manfaat pupuk adalah untuk menyuburkan tanaman, karena pupuk merupakan sumber nutrisi sebagai makanan bagi tanaman. Beberapa jenis unsur hara, baik secara langsung maupun tidak langsung berperan dalam mencegah penyakit layu fusarium dan layu bakteri. Misalnya adalah magnesium (Mg) dan calsium (Ca) yang berfungsi untuk meningkatkan pH tanah, hal ini secara tidak langsung dapat meminimalisir serangan penyakit layu. Sedangkan manfaat lain unsur calsium (Ca) adalah meningkatkan daya tahan tanaman (imunitas) sehingga tanaman tidak mudah terinfeksi penyakit.

14 Tips Cara Pemupukan Cabai agar Sehat dan Tahan Penyakit Layu Fusarium dan Layu Bakteri

1.    Pengolahan lahan yang baik

Diawali dengan membersihkan lahan dari sisa-sisa tanaman sebelumnya. Yang meliputi pembersihan sisa tanaman yang berada diatas permukaan tanah dan sisa tanaman yang ada didalam tanah. Sisa tanaman didalam tanah termasuk akar dan tunggul kayu yang sudah lapuk dibersihkan, kemudian dimusnahkan dengan cara dibakar untuk memutus siklus hidup OPT seperti jamur dan bakteri yang kemungkinan besar ada didalamnya.

2.    Pembajakan lahan atau penggemburan

Penggemburan bisa dilakukan dengan cara dibajak atau secara manual menggunakan cangkul. Penggemburan tanah sebaiknya dilakukan jauh-jauh hari sebelum bibit ditanam, maksudnya untuk memberikan kesempatan tanah terjemur sinar matahari. Penjemuran ini bertujuan untuk mematikan bibit-bibit penyakit yang ada didalam tanah, seperti jamur dan bakteri.

3.    Pengecekan pH tanah dan pengapuran.

Setelah penggemburan selesai, cek pH tanah untuk memastikan tanah tersebut memiliki pH yang ideal untuk tanaman cabai. Jika pH dibawah 5,5 taburkan kapur dolomit/kapur pertanian, Kemudian dicek lagi pH nya. Jika masih dibawah 5.5 taburkan lagi kapur dolomit sampai tanah memiliki pH yang ideal untuk tanaman cabai. Tanah yang ber-pH rendah (asam) sangat disukai oleh jamur dan bakteri.

4.    Pembuatan bedengan

Selanjutnyaa adalah membuat bedengan. Pembuatan bedengan dimaksudkan untuk menghindari genangan air hujan yang menyebabkan tanah menjadi becek dan lembab. Tanah yang terlalu lembab adalah tempat terbaik bagi perkembangbiakan jamur dan bakteri. Tinggi bedengan disesuaikan dengan keadaan lahan dan musim, jika musim hujan bedengan dibuat lebih tinggi.

5.    Penaburan pupuk kandang/pupuk organik.

Menurut saya pribadi, pupuk kandang dan pupuk organik lainnya adalah pupuk terbaik sebagai pupuk dasar tanaman cabai. Namun akan lebih baik lagi jika pupuk kandang difermentasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Fermentasi pupuk kandang bisa menggunakan bakteri EM4 atau Trichoderma sp.. Untuk mencegah serangan penyakit layu yang disebabkan oleh jamur, fermentasi sebaiknya menggunakan Trichoderma, sp. Jamur Trichoderma, sp. bermanfaat untuk menekan perkembangan jamur patogen yang ada didalam tanah dan mencegah penyakit layu fusarium. Selain itu, aplikasi Trichoderma, sp. juga bisa dilakukan dengan cara dokocor pada akar tanaman cabai setiaap 7 – 10 hari sekali.

6.    Aplikasi PGPR untuk mencegah penyakit layu bakteri.

PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobakteri) atau “Bakteri Pemacu Pertumbuhan” adalah sekumpulan bakteri akar yang bermanfaat. Salah satu manfaat PGPR adalah menekan perkembangan bakteri penyebab penyakit perakaran, misalnya Pseudomonas solanacearum yang menyebabkan layu bakteri dan bakteri Xanthomonas oryzae yang menyebabkan penyakit hawar bakteri.

7.    Cara aplikasi PGPR untuk mencegah penyakit layu tanaman cabai.

PGPR bisa diaplikasikan pada semua fase pertumbuhan tanaman. Baik untuk perlakuaan benih, perlakuan lahan maupun dikocorkan pada akar tanaman. PGPR disemprotkan dilahan/diatas bedengan sebelum penanaman bibit cabai dilakukan dan dikocorkan pada akar pasca tanam.

8.    Pemupukan yang berimbang

Analoginya jika diibaratkan pada manusia adalah 4 sehat 5 sempurna. Begitupun pada tanaman cabai, jika semua unsur hara yang dibutuhkan tanaman terpenuhi dengan jumlah yang cukup, maka tanaman cabai akan tumbuh sehat dan berbuah lebat. Selama ini kita hanya mengandalkan fungisida dan bakterisida kimia untuk mengatasi masalah penyakit layu pada tanaman cabai. Padahal itu hanyalah sebagian dari upaya pengendalian, faktor pemupuan juga berpengaruh terhadap intensitas serangan jamur dan bakteri. Sebagai contoh, pemberian pupuk nitrogen yang berlebihan (tidak sesuai porsi yang dibutuhkan tanaman) dapat menyebabkkaan tanaman rentan atau mudah terinfeksi penyakit.

9.    Jenis pupuk dasar tanaman cabai

Jenis pupuk kimia yang saya gunakan untuk pupuk dasar tanaman cabai adalah pupuk TSP, KCL dan pupuk Nitrogen. Untuk pupuk nitrogen saya tidak menggunakan Urea, tetapi saaya menggunakan pupuk Cantik dan ZA. Kandungan pupuk cantik selain 27% nitrogen (terdiri dari 13,5% Nitrate dan 13,5% Ammonium) juga terdapat unsur calsium (CaO) sebesar 12%. Kandungan 12% CaO pada pupuk ini mamiliki banyak manfaat bagi tanaman cabai dan lebih baik daripada pupuk urea. Sedangkan pupuk ZA mengandung unsur nitrogen sebesar 28.8% dan Belerang 23.8%. Selain itu saya juga menggunakan pupuk boron.

10.    Dosis pupuk dasar untuk tanaman cabai

Dosis pupuk dasar untuk tanaman cabai disini bukan merupakan SOP, tidak mutlak bisa lebih banyak atau lebih sedikit tergantung tingkat kesuburan tanah. Untuk tanah dengan kesuburan tinggi dosis bisa dikurangi, sedangkan untuk tanah kurang subur dosis bisa ditambah. Dosis pupuk yang saya gunakan untuk tanaman cabai yaitu TSP : KCl : Cantik : ZA dengan perbandingan 4 : 2 : 1 : 1. Kebutuhan pupuk dasar tanaman cabai -/+ 1 ton/Ha, dengan rincian 500 kg TSP, 250 kg KCl, 125 kg Pupuk Cantik dan 125 kg ZA.

11.    Dosis pupuk Boron untuk tanaman cabai

Meskipun unsur boron (B) hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sangat sedikit, tetapi boron adalah unsur yang dubutuhkan oleh tanaman. Kekurangan unsur boron bisa menyebabkan cabang yang dempet dan rontok bunga cabai. Untuk 1000 tanaman cabai tambahkan pupuk boron (Borax, Nutri Boron) 1 kg dicampurkan dengan pupuk KCl dan ZA.

12.    Calsium wajib diberikan untuk tanaman cabai

Calsium (Ca) merupakan unsur hara mikro yang memiliki peran sangat penting terhadap kualitas hidup tanaman cabai. Tanaman cabai yang kekurangan Calsium rentan terserang berbagai jenis penyakit, seperti layu fusarium dan layu bakteri. Fungsi dan manfaat Calsium adalah untuk meningkatkan daya tahan (imunitas) tanaman sehingga tanaman tidak mudah terinfeksi penyakit.

13.    Cara aplikasi Calsium pada tanaman cabai

Pupuk calsium dapat diaplikasikan pada bedengan (sebelum bibit ditanam) maupun pasca tanam (dikocorkan). Calsium juga dapat diberikan dengan cara disemprotkan ke daun dan seluruh bagian tanaman.

14.    Aplikasi unsur hara mikro (pupuk daun)

Lagi-lagi mengingat istilah 4 sehat 5 sempurna, pemberian unsur hara pada tanaman cabai tidak cukup hanya dengan pupuk makro. Unsur hara mikro meskipun dibutuhkkan dalam jumlah yang sangat sedikit namun kekurangan unsur mikro dapat menyebabkan tanaman cabai kurang sehat . Unsur hara mikro yang biasanya terdapat pada pupuk daun diaplikasikan dengan cara disemprotkan keseluruh bagian tanaman, interval penyemprotan 7 – 10 hari sekali.

Perlu diingat, selain jenis pupuk yang digunakan dan cara aplikasinya, faktor lain yang menyebabkan tanaman mudah terserang penyakit layu adalah kualitas benih yang digunakan. Saat ini banyak sekali merk dan jneis benih cabai yang beredar luas dipasaran, pilih dan gunakan benih yang sesuai dengan lokasi lahan (dataran rendah, menengah atau dataran tinggi). Gunakan benih yang toleran (tahan) terhadap layu fusarium dan layu bakteri, dan sesuaikan dengan waktu budidaya (musim hujan atau musim kemarau).

Demikian tentang “Cara Pemupukan Cabai” dan “Jenis-jenis Pupuk Cabai agar Tahan Layu Fusarium dan Layu Bakteri“. Semoga bermanfaat….

Salam mitalom !!!