Mengenal 39 Jenis Tanaman yang Berpotensi Sebagai Bahan PESTISIDA ALAMI (Bio Pestisida)

Kumpulan Jenis-jenis Tumbuhan Bahan Pembuatan Bio Pestisida (Pestisida Organik/Nabati)

Gambar tanaman Ajeran dan Bijanggut

Artikel – Pestisida organik atau pestisida nabati adalah pestisida yang dibuat dari bahan-bahan organik seperti tumbuhan/tanaman atau hewan. Dari sekian banyak bahan-bahan organik yang mengandung zat aktif pengendali hama dan penyakit tanaman didominasi oleh tumbuhan. Jenis-jenis tumbuhan tersebut banyak terdapat disekitar kita, hanya saja mungkin sebagian besar belum diketahui. Tumbuhan atau tanaman yang bermanfaat untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman bermacam-macam, diantaranya adalah tumbuhan liar/semak belukar, herbal maupun tanaman budidaya. Beberapa jenis tanaman komoditi pertanian sudah terbukti efektif untuk mengendalikan hama tertentu, misalnya adalah tembakau yang bisa digunakan untuk mengendalikan hama kutu dan tungau. Sebagian tanaman bersifat sebagai repellent (penolak hama) dan ada pula yang bersifat membunuh dan menghambat perkembangan hama. Untuk mengurangi dampak negatif penggunaan pestisida kimia, upaya perlindungan tanaman dilakukan berbasis pada pengelolaan ekosistem secara terpadu dan berwawasan lingkungan. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan tanaman sebagai pengendali hama.

39 Jenis Tanaman Bahan Pestisida Organik / Pestisida Nabati, Kandungan Kimia dan Efeknya

1.    Ajeran ( Bidens pilosa L.)

Tumbuhan Ajeran, ketul, atau ketulan mengandung  flavonoid terpen, fenilpropanoid, lemak dan benzenoid. Dapat digunakan untuk mengendalikan hama serangga (insekta). Bagian tumbuhan yang digunakan adalah biji, batang, daun dan seluruh bagian tanaman yang berada diatas permukaan tanah.

2.    Bandotan / Babadotan ( Ageratum conyzoides Linn.)

Kandungan kimia yang terdapat pada babadotan/bandotan  adalah saponin, flavanoid , polifenol, kumarine, eugenol 5%, HCN dan minyak atsiri. Bagian tanaman yang yang digunakan sebagai pestisida nabati adalah daun. Babadotan berfungsi sebagai penolak hama (repellent) dan menghambat perkembangan serangga.

3.    Bawang ( Allium cepa)

Kandungan kimia yang terdapat pada bawang merah antara lain minyak atsiri, sikloaliin, metilaliin, dihidroaliin, lavonglikosida, saponin, peptida, fitohormon, kuersetin. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai pestisida organik adalah umbi. Ekstrak bawang merah bekerja sebagai penolak hama (repellent) dan pengendali serangga.

4.    Bawang putih (Allium sativum L)

Bawang putih mengandung beberapa senyawa kimia , antara lain tanin, minyak atsiri, dialilsulfi da, aliin, alisin, enzim aliinase. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai pestisida alami adalah seluruh bagian tanaman, yaitu umbi, daun dan bunga. Bawang putih bekerja sebagai penolak hama (repellent) dan bersifat sebagai insektisida, nematisida, fungisida dan antibiotik.

5.    Bayam duri ( Amaranthus spinosus Linn.)

Bayam duri diketahui mengandung beberapa senyawa kimia, yaitu amarantin, rutin, spinasterol, hentriakontan, tanin, kalium nitrat, kalsium oksalat, garam fosfat, zat besi, serta vitamin. Bagian tanaman yang digunakan sebagai bio pestisida adalah daunnya. Ekstrak daun bayam duri merupakan salah satu agen penginduksi ketahanan sistemik tanaman cabai merah terhadap serangan Cucumber Mosaik Virus (CMV) dan virus kuning Gemini.

6.    Bengkuang ( Pachyrhizus erosus (L.) Urb.)

Senyawa kimia yang terdapat pada bengkuang antara lain rotenon dan pachhyrizid. Bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pembuatan pestisida organik adalah batang, daun dan biji. Pestisida nabati bengkuang berguna untuk mengendalikan Pengisap buah (Dasybus piperis CHINA) dan pengisap bunga ( Diconocoris hewitti DIST), Spodoptera litura, beberapa jenis serangga dari ordo Coleoptera, Diptera, Hemiptera, Lepidoptera dan Orthoptera.

7.    Bijanggut / janggot ( Mentha spp.)

Tumbuhan ini diketahui mengandung beberapa senyawa kimia, yaitu  spearmint, flavonoid, tannin, menthol, menthone dan carvone. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai pestisida nabati adalah daun. Ekstrak tumbuhan bijanggut bersifat sebagai bakterisida.

8.    Brotowali (Tinospora rumphii )

Senyawa kimia yang terkandung pada brotowali antara lain alkaloid, damar lunak, pati, glikosida pikroretosid, zat pahit pikroretin, harsa, berberin, palmatin, kolumbin (akar), kokulin (pikrotoksin). Bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pestnab adalah akar dan batang. Ekstrak brotowali bersifat sebagai insektisida.

Gambar buah maja dan bunga pyrethrum

9.    Buah Maja (Aegle marmelos (L.)

Buah tanaman maja mengandung zat lemak senyawa tannin yang merupakan salah satu senyawa dengan rasa pahit yang konon tidak disukai oleh serangga yang menjadi hama pada tanaman. Ekstrak buah maja efektif untuk mengendalikan hama serangga dan penggerek buah kakao (C. cramerella).

10.    Bunga Piretrum (Pyrethrum cinerariaefolium Trev)

Bagian tanaman yang digunakan sebagai pestisida nabati adalah serbuk bunga. Serbuk bunga piretrum mengandung zat yang disebut piretrin, bisa digunakan untuk mengendalikan hama ulat.

11.    Bunga pukul empat ( Mirabilis jalapa Linn.)

Daun dan bunga mengandung saponin dan flavonoida,di samping itu daunnya juga mengandung tanin dan bunganya mengandung politenol. Biji tanaman tersebut mengandung flavonoida dan politenol. Akar mengandung betaxanthins. Buah mengandung zat tepung, lemak (4,3%), zat asam lemak (24,4%) dan zat asam minyak (46,9%). Bagian tanaman yang digunakan sebagai pestisida organik adalah daun. Ekstrak daun bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) merupakan salah satu agen penginduksi ketahanan sistemik tanaman cabai merah terhadap serangan Cucumber Mosaic Virus (CMV).

12.    Cabai merah (Capsicum annuum )

Senyawa kimia yang terdapat pada buah cabai adalah kapsaisin, dihidrokapsaisin, vitamin (A, C), damar, zat warna kapsantin, karo ten, kapsarubin, zeasantin, kriptosantin dan clan lutein. Selain itu juga mengandung mineral, seperti zat besi, kalium, kalsium, fosfor dan niasin. Zat aktif kapsaisin berkhasiat sebagai stimulan. Bagian yang digunakan sebagai pestisida nabati adalah buah dan biji. Ekstrak buah dan biji cabai bersifat sebagai insektisida dan penolak hama (repellent).

13.    Cengkeh ( Syzygium aromaticum)

Cengkeh mengandung beberapa senyawa kimia, yaitu eugenol, eugenol asetat, kariofilen, sesquiterpenol dan naftalen. Bagian tanaman yang digunakan sebagai bio pestisida adalah bunga, tangkai bunga dan daun. Ekstrak cengkeh bersifat sebagai fungisida, mengakibatkan kemandulan hama dan menghambat aktifitas makan (antifeedant)

Gambar daun gamal/reside dan bunga pukul empat

14.    Daun Gamal/Reside (Gliricidia sepium)

Senyawa kimia daun gamal atau reside yang bermanfaat untuk mengendalikan hama tanaman adalah tanin. Bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan bio pestisida adalah daunnya. Ekstrak daun gamal efektif untuk mengendalikan hama ulat dan kutu penghisap.

15.    Duku (Lansium domesticum)

Senyawa kimia yang terdapat pada duku antara lain alkaloida, saponin, lavonoida dan polifenol. Bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pembuatan pesnab adalah biji. Ekstrak biji duku bersifat sebagai insektisida.

16.    Pepaya (Kates) (Carica Papaya L)

Bagian tanaman pepaya yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama ataupun penyakit tanaman adalah daun, biji dan buah yang belum masak. Tanaman pepaya bersifat sebagai fungisida, insektisida, rodentisida, dan sebagai penolak hama (repellent).

17.    Tembakau (Nicotiana tabacum L.)

Bagian tanaman tembakau yang baik untuk digunakan sebagai pengendali hama ataupun penyakit adalah daun dan batangnya, karena bagian ini memiliki kandungan nikotin yang tinggi, terutama pada tangkai dan tulang daun. Ekstrak tembakau bersifat sebagai insektisida, fungisida, akarisida.

18.    Kunyit (kunir/turmeric) (Curcuma domestica Val. Curcuma longa koenin)

Bagian tananaman yang digunakan sebagai pestisida organik adalah rimpang. Rhizome (batang dalam tanah) kunyit dapat digunakan sebagai insektisida untuk mengendalikan serangga hama ataupun sebagai fungisida untuk mengendalikan jamur yang merusak tanaman.

19.    Lombok Rawit (Capsicum frutescens L)

Senyawa kimia yang terdapat pada buah cabai adalah kapsaisin, dihidrokapsaisin, vitamin (A, C), damar, zat warna kapsantin, karo ten, kapsarubin, zeasantin, kriptosantin dan clan lutein. Selain itu juga mengandung mineral, seperti zat besi, kalium, kalsium, fosfor dan niasin. Zat aktif kapsaisin berkhasiat sebagai stimulan. Bagian yang digunakan sebagai pestisida nabati adalah buah dan biji. Ekstrak buah dan biji cabai bersifat sebagai insektisida dan penolak hama (repellent).

20.    Kenikir (Tagetes erecta L., Tagetes patula)

Bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pembuatan pestisida untuk mengendalikan hama penyakit tanaman adalah bunga, daun, batang, dan akar. Ekstrak kenikir bersifat sebagai penolak hama (repellent), insektisida, fungisida, dan nematisida.

21.    Jahe (Zingiber offcinale)

Jahe mengandung minyak atsiri 1-3%, konstituent utama sesquiterpene, zingiberene C15H24. Bau tajam pada jahe adalah zingerone C11H14O3 yang ada dalam oleoresin. Bagian tanaman jahe yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama penyakit tanaman adalah rhizomenya. Rhizome jahe dapat digunakan sebagai penolak hama, nematicida, dan fungisida

22.    Gadung (Dioscorea hispida Dennst.)

Gadung mengandung senyawa alkaloid dioscorin yang cukup tinggi. Bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pembuatan pestisida organik untuk mengendalikan hama penyakit tanaman adalah umbinya. Ekstrak umbi gadung bekerja sebagai antifeedant (penghambat aktifitas makan) dan menghambat pembentukan telur serangga hama.

23.    Jarak ( Ricinus communis Linn.)

Biji jarak mengandung 40–50% minyak jarak (oleum ricini, kastrooli) yang mengandung bermacam-macam trigliserida, asam palmitat, asam risinoleat, asam isorisinoleat, asam oleat, asam linoleat, asam linolenat, asam stearat, dan asam dihidroksistearat. Juga mengandung alkaloida risinin, beberapa macam toksalbumin yang dinamakan risin (risin D, risin asam , dan risin basa), dan beberapa macam enzim diantaranya lipase. Daun mengandung saponin, senyawa-senyawa flavonoida antara lain kaempferol, kaempferol-3-rutinosida, nikotiflorin, kuersetin, isokuersetin, dan rutin. Di samping itu juga mengandung astragalin, reiniutrin, risinin, dan vitamin C. Akar mengandung metiltrans-2-dekena-4,6,8- trinoat dan 1-tridekena- 3,5,7,9,11-pentin-beta-sitosterol.

Bagian tanaman yang yang digunakan sebagai pestisida nabati adalah biji, daun, akar dan seluruh bagian tanaman. Ekstrak jarak bersifat sebagai insektisida, ovisida, penghambat pembentukan telur dan penghambat perkembangan hama.

Gambar tanaman jeringo dan rimpang jeringo

24.    Jeringo / Dlingo (Acorus calamus)

Jeringau (Acorus calamus) yang disebut dlingo oleh orang jawa adalah tumbuhan terna yang rimpangnya dijadikan bahan obat-obatan. Rimpang jeringau (dlingo – jawa) mengandung zat arosone, kalomenol, dan metil eugenol yang bisa digunakan untuk mengatasi hama wereng coklat.

25.    Kacang Babi ( Tephrosia vogelii )

Ekstrak kacang babi ampuh untuk mengendalikan hama ulat pada berbagai jenis tanaman, seperti ulat jantung Crocidolomia pavona pada tanaman kubis dan brokoli. Bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pestisida nabati adalah daun dan bijinya.

26.    Lengkuas (Alpinia galanga (L) Wild)

Rimpang lengkuas mengandung lebih kurang 1% minyak essensial terdiri atas metil–sinamat 48%, sineol 20–30%, eugenol, kamfer 1 %, seskuiterpen, d – pinen, galangin, galanganol dan beberapa senyawa flavonoid. bagian tumbuhan yang digunakan sebagai pestisida nabati adalah rimpang. Ekstrak rimpang lengkuas bersifat sebagai fungisida (anti jamur).

27.    Lidah buaya (Aloe barbadensis Milleer)

Senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman lidah buaya antara lain saponin, flavonoida, polifenol dan tanin. Bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pestisida nabati adalah daging daun. Ekstrak lidah buaya bersifat sebagai insektisida, bakterisida, dan fungisida. Selain itu lidah buaya dapat digunakan sebagai perekat alami/perata dalam aplikasi pestisida.

Gambar biji mahoni

28.    Mahoni (Swietenia mahagoni) JACQ

Senyawa kimia yang terdapat pada biji mahoni antara lain saponin dan flavanoid. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai bahan pembuatan pestisida organik adalah bijinya. Ekstrak biji mahoni bersifat sebagai antifeedant (penghambat aktivitas makan), penghambat perkembangan serangga (growt regulator) dan sebagai penolak hama (repellent).

29.    Mengkudu (Morinda citrifolia)

Senyawa kimia yang terkandung pada mengkudu antara lain xeronin, proxeronin, scopoletin dan antraquinan. Bagian tanaman yang digunakan sebagai bio pestisida adalah buah, daun dan akar. Ekstrak tanaman mengkudu bersifat sebagai insektisida.

30.    Mimba (Azadirachta indica A. Juss)

Senyawa kimia yang terdapat pada tanaman mimba antara lain azadirachtin, meliantriol, salannin, dan nimbin, di mana kandungan bahan aktif tertinggi terdapat pada bagian biji. Ekstrak biji mimba dapat digunakan sebagai insektisida, bakterisida, fungisida, akarisida, nematisida dan virusida.

Pestisida yang dibuat dari ekstrak biji mimba dapat memengaruhi reproduksi dan perilaku, dapat berperan sebagai penolak, penarik, antifeedant, dan menghambat perkembangan serangga, baik sebagai racun perut maupun racun kontak.

31.    Pacar cina ( Aglaia odorata Lour.)

Senyawa kimia yang terdapat pada tanaman pacar cina antara lain alkaloida, saponin, flavonoida, tanin, serta minyak atsiri. Pada daun pacar cina selain rokaglamida juga ditemukan dan tiga senyawa turunannya, yaitu desmetil-rokaglamida, metil rokaglat dan rokaglaol. Bagian tanaman yang digunakan sebagai pesnab adalah daunnya. Ekstrak daun pacar cina bersifat sebagai insektisida, antifeedant (penghambat makan) dan growth regulator (penghambat perkembangan serangga)

32.    Putri malu (Mimosa pudica)

Putri malu mengandung senyawa mimosin, asam pipekolinat, tannin, alkaloid, dan saponin. Selain itu, juga mengandung triterpenoid, sterol, polifenol dan flavonoid. Bagian tanaman yang digunakan sebagai pestisida nabati adalah daun, akar, seluruh bagian tanaman. Ekstrak tanaman putri malu bersifat sebagai fungisida.

33.    Sambiloto (Andrographis paniculata )

Senyawa yang terkandung dalam sambiloto antara lain adalah andrographolide, saponin, falvonoid, alkaloid, tanin, laktone, panikulin, kalmegin dan hablur kuning. Bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pestisida organik adalah seluruh bagian tanaman. Ekstrak sambiloto bersifat sebagai penolak hama (repellent ).

Gambar kacang babi dan kenikir

34.    Serai wangi ( Cymbopogon nardus (L).)

Senyawa utama yang terdapat pada serai wangi adalah minyak atsiri. Minyak atsiri serai terdiri dari senyawa sitral, sitronela, geraniol, mirsena, nerol, farnesol methil he ptenol dan dipentena. Kandungan yang paling besar adalah sitronela yaitu sebesar 35% dan graniol sebesar 35 – 40%. Bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pestisida nabati adalah daun dan akar.

Senyawa sitronela mempunyai sifat racun dehidrasi (desiccant). Racun tersebut merupakan racun kontak yang dapat mengakibatkan kematian karena kehilangan cairan terus menerus. Serangga yang terkena racun ini akan mati karena kekurangan cairan. Ekstrak serai wangi bersifat sebagai insektisida, bakterisida, nematisida dan sebagai penolak hama (repellent).

35.     Sirih ( Piper betle Linn.)

Senyawa yang terkandung dalam sirih antara lain minyak atsiri (eugenol, methyl eugenol, karvakrol, kavikol, alil katekol, kavibetol, sineol, estragol), karoten, tiamin, riboflavin, asam nikotinat, vitamin C, tanin, gula, pati, dan asam amino Bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pembuatan pesnab adalah daun. Ekstrak daun sirih bersifat sebagai insektisida.

36.    Sirsak (Annona muricata, Linn. )

Senyawa yang terkandung dalam sirsak antara lain senyawa tanin, fitosterol, ca-oksalat dan alkaloid murisine. Bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pestisida organik adalah daun dan biji. Ekstrak daun dan biji sirsak bersifat insektisida, antifeedant (penghambat makan), repellent (penolak hama) dan racun kontak.

37.    Srikaya ( Annona squamosa )

Kandungan kimia yang terkandung dalam tanaman ini antara lain asetogenin, squamocin, bullatacin, annonacin dan neoannonacin. Bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan bio pestisida adalah akar, daun, buah dan biji. Senyawa kimia yang terkadung dalam srikaya dapat bersifat sebagai insektisida, racun kontak, penolak (repellent) dan penghambat makan (antifeedant).

38.    Tembelekan ( Lantana camara)

Senyawa kimia yang terkandung dalam tembelekan antara lain alkaloida, saponin, flavanoida, tanin dan minyak atsiri. Bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pembuatan pesnab adalah daun. Senyawa kimia pada ekstrak daun tembelekan bersifat sebagai insektisida dan penolak hama(repellent).

39.    Tomat (Lycopersicum esculentum)

Buah tomat mengandung alkaloid solanin (0,007%), saponin, asam folat, asam malat, asam sitrat, bioflavonoid dan tomatin. Bagian tanaman tomat yang digunakan sebagai bahan pestisida nabati adalah daun, batang dan ranting. Ekstrak daun, batang dan ranting tanaman tomat bersifat sebagai insektisida dan sebagai penolak hama (repellent).

Demikian tentang “Jenis-jenis Tanaman yang Bisa Digunakan Sebagai Bahan Pestisida Nabati“. Untuk resep atau cara pembuatan pestisida nabati dari tanaman yang tersebut diatas akan dibahas pada artikel berikutnya. Semoga bermanfaat….

Salam mitalom !!!