Ini Perbedaan PUPUK ORGANIK dan PUPUK HAYATI yang Belum Banyak Diketahui !!
Apa Perbedaan Pupuk ORGANIK dan Pupuk HAYATI
Pupuk dan Pemupukan – Pengertian pupuk adalah suatu bahan atau material yang mengandung unsur hara (tunggal atau majemuk) sebagai nutrisi untuk menunjang tumbuh dan berkembangnya tanaman.
Berdasarkan bahannya, secara garis besar pupuk dibedakan menjadi 2 jenis yaitu pupuk alami dan pupuk sintesis kimia.
Pupuk alami merupakan pupuk yang bahan-bahannya berasal dari alam. Terdapat 2 jenis pupuk alami, yaitu pupuk organik dan pupuk hayati.
Masih banyak yang belum tahu perbedaan pupuk organik dan pupuk hayati, kedua jenis pupuk ini dianggap sama padahal berbeda.
Perbedaan PUPUK ORGANIK dan PUPUK HAYATI
1. Pupuk ORGANIK
Pupuk organik adalah semua jenis pupuk yang bahannya berasal dari tanaman dan hewan yang dapat menyediakan hara bagi tanaman, dapat berbentuk padat maupun cair.
Menurut Permentan No.2/Pert/Hk.060/2/2006, tentang pupuk organik dan pembenah tanah, pengertian pupuk organik adalah “pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah”.
Dari definisi pupuk organik tersebut dapat disimpulkan bahwa pupuk organik lebih ditujukan kepada kandungan C-organik atau bahan organik daripada kadar haranya, nilai C-organik inilah yang membedakan pupuk organik dengan pupuk anorganik.
Jika suatu bahan organik memiliki nilai C-organik rendah maka dikategorikan sebagai pembenah tanah organik, bukan pupuk organik.
Menurut SK Mentan, pembenah tanah (soil ameliorant) adalah bahan-bahan sintesis atau alami, organik atau mineral.
Yang termasuk pupuk organik antara lain pupuk kompos, pupuk hijau, kotoran hewan, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian dan limbah kota/limbah rumah tangga yang berasal dari tanaman.
2. Pupuk Hayati
Pupuk hayati adalah istilah yang digunakan sebagai nama kolektif untuk semua kelompok fungsional mikroba tanah yang dapat berfungsi sebagai penyedia hara dalam tanah, sehingga dapat tersedia bagi tanaman.
Nama lain pupuk hayati (pupuk yang hidup) adalah biofertilizer atau pupuk bio.
Pengertian pupuk hayati ; pupuk hayati dapat didefinisikan sebagai inokulan berbahan aktif organisme hidup yang berfungsi untuk menambat hara tertentu atau memfasilitasi tersedianya hara dalam tanah bagi tanaman.
Sebenarnya nama pupuk kurang tepat, karena pupuk hayati sama sekali tidak mengandung hara. Kandungan pupuk hayati adalah mikroorganisme yang memiliki peran positif bagi tanaman, yaitu mikroba penambat N dari udara, mikroba pelarut hara terutama P dan K dan mikroba perangsang pertumbuhan tanaman.
Mikroba penambat N dari udara adalah Azosprilun sp. dan Azotobakter sp. Mikroba pelarut fosfat dimanfaatkan untuk memperkaya fosfat alam.
Mikroba lain yang memiliki peran positif bagi tanamn adalah Mikoriza, yang terdiri dari dua kelompok utama yaitu: endemikoriza dan ektomikoriza. Mikoriza bersibiosis dengan tanaman.
Endomikoriza (mikoriza yang ada di luar) atau VAM umumnya adalah fungi tingkat rendah sedangkan ektomikoriza (mikoriza yang ada di dalam) adalah jamur tingkat tinggi.
Mikroriza tidak hanya berperan membantu penyerapan hara P, tetapi juga melindungi tanaman dari serangan penyakit dan memberikan nutrisi lain bagi tanaman.
Mikroba yang juga sering digunakan sebagai biofertilizer adalah mikroba perangsang pertumbuhan tanaman. Mikroba dari kelompok bakteri sering disebut dengan PGPR (Plant Growt Promoting Rhizobakteria), namun sekarang juga diketahui bahwa ada juga fungi yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman antara lain adalah Pseudomonas sp, Azosprillum sp, Sedangkan fungi yang sudah diketahui dan dikenal luas adalah Trichoderma sp..
Pupuk hayati berbahan aktif mikroba dikemas dalam bahan pembawa, baik berbentuk padat maupun cair.
Memfasilitasi tersedianya hara oleh mikroba ini dapat berlangsung melalui peningkatan akses tanaman terhadap hara misalnya oleh cendawan mikoriza arbuskuler, pelarutan oleh mikroba pelarut fosfat, maupun perombakan oleh fungi, aktinomiset atau cacing tanah.
Penyediaan hara ini berlangsung melalui hubungan simbiotis atau nonsimbiotis. Secara simbiosis berlangsung dengan kelompok tanaman tertentu atau dengan kebanyakan tanaman, sedangkan nonsimbiotis berlangsung melalui penyerapan hara hasil pelarutan oleh kelompok mikroba pelarut fosfat, dan hasil perombakan bahan organik oleh kelompok organisme perombak. Kelompok mikroba simbiotis ini terutama meliputi bakteri bintil akar dan cendawan mikoriza.
Aktifitas mikroba sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya, baik lingkungan biotik maupun abiotik.
Pupuk hayati (biofertilizer) yang cocok di daerah sub tropis belum tentu efektif di daerah tropis atau sebaliknya. Mikroba yang bersimbiosis umumnya berspektrum sempit, mikroba yang bersimbiosis dengan kedelai varietas tertentu belum tentu cocok untuk tanaman kacang-kacangan yang lain.
Demikian tentang “Perbedaan Pupuk Organik dan Pupuk Hayati” Semoga bermanfaat…
Salam mitalom !!!
Sumber :
cybex.pertanian.go.id : Perbedaan Pupuk Organik, Pupuk-Hayati dan Pupuk-Kimia
balittanah.litbang.pertanian.go.id : Pupuk Organik dan Pupuk Hayati