Ciri-ciri, Gejala dan Penyebab PENYAKIT JEMBRANA (Keringat Darah) pada Ternak Sapi

A.    Penyakit Jembrana (Keringat Darah) pada Ternak Sapi

Hama & Penyakit – Salah satu jenis penyakit pada ternak sapi yang cukup berbahaya adalah penyakit Jembrana atau Penyakit Keringat Darah. Penyakit yang sering menyebabkan kematian ternak sapi ini diketahui dapat menular dan mewabah. Sejauh ini penyakit Jembrana hanya ditemukan di Indonesia dan hanya menyerang sapi bali. Penyakit ini disebut penyakit “Jembrana” karena pertamakali mewabah dan terjadi di Kabupaten Jembrana, Gianyar, Klungkung, Badung, Tabanan, dan Buleleng adalah wabah terbesar. Baru-baru ini Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan  Kementerian Pertanian  (Ditjen PKH Kementan) telah mengirimkan Tim untuk melakukan investigasi ke sejumlah Kabupaten di Propinsi Riau sehubungan terjadinya kasus penyakit Jembrana yang mengakibatkan kematian ternak Sapi Bali. Diketahui sejak tahun 2013 Kabupaten Kampar dan beberapa kabupaten di Propinsi Riau merupakan daerah endemis penyakit Jembarana. Sepanjang tahun 2016 dilaporkan telah terjadi kematian Sapi Bali sebanyak 254 ekor akibat terjangkit penyakit jembrana.  Adanya perubahan iklim dan cuaca yang ekstrim menjadi penyebab daya tahan tubuh ternak menurun, sehingga mudah terserang penyakit.

Penyakit Keringat Darah (Penyakit Jembrana) pada awalnya hanya menyerang sapi bali, tapi belakangan diketahui penyakit ini juga menyerang jenis sapi lain yaitu sapi ongole (bos indicus), sapi friesian (bos taurus), dan kerbau (bubalus bubalus) meskipun tidak menyebabkan kematian dengan waktu perjalanan pendek. Penyakit yang disebabkan oleh sejenis virus ini tergolong penyakit ganas yang seringkali menyebabkan kematian ternak sapi. Ternak sapi yang rentan terjangkit penyakit jembrana adalah ternak sapi yang berumur lebih dari 1 tahun, dan paling banyak menyerang ternak sapi yang berumur 4 hingga 6 tahun.

B.    Gejala dan Ciri-ciri Penyakit Jembrana (Keringat Darah) pada Ternak Sapi

Berikut ini gejala atau ciri-ciri yang ditimbulkan jika ternak sapi terserang penyakit jembarana (keringat darah) ;
1).    Ternak sapi mengalami demam tinggi, suhu badan ternak sapi tinggi antara 38C hingga 42C,
2).    Ternak sapi mengalami pembengkakan hebat pada kelenjar limfe,
3).    Terjadi luka-luka (erosi) pada selaput lendir mulut ternak sapi,
4).    Diare yang sering bercampur darah,
5).    Ternak sapi yang terjangkit seringkali mengalami pendarahan kulit (berkeringat darah).
6).    Ternak sapi yang terserang penyakit jembrana mengalami penurunan nafsu makan sehingga kenaikan berat badan sapi terhambat,
7).    Jika tidak segera ditangani, sapi yang terserang seringkali mengalami kematian.

C.    Penyebab dan Cara Penularan Penyakit Jembrana (Keringat Darah) pada Ternak Sapi

Penyakit keringat darah (Penyakit Jembrana) ini disebabkan oleh virus jembrana (retrovirus) dan bersifat ganas pada sapi bali.  Penularan penyakit jembrana dari sapi ke sapi lainnya diperkirakan oleh serangga penghisap darah seperti lalat (lalat tapis) caplak dan nyamuk. Serangga-serangga tersebut merupakan serangga penghisap darah. Jika serangga menggigit dan menghisap darah sapi yang sakit maka virus akan terbawa dan menular ke sapi lainnya jika serangga tersebut menghisap darah sapi yang sehat.

Dikutip dari kabarbisnis.com, Direktur Kesehatan Hewan Fadjar Sumping Tjatur Rasa dalam keterangannnya di Jakarta, Selasa (31/1/2017) yang lalu mengatakan, berdasarkan hasil penyidikan di lapangan dan uji laboratorium oleh Balai Veteriner Bukit Tinggi bersama dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau disimpulkan  kasus kematian Sapi Bali tersebut disebabkan oleh penyakit jembrana dan parasit darah.

D.    Cara Penanggulangan Penyakit Jembrana (Keringat Darah) pada Ternak Sapi

Penanggulangan penyakit jembrana dapat diupayakan dengan cara pencegahan dan pengobatan. Pencegahan dilakukan pada ternak sapi yang sehat agar supaya tidak tertular penyakit. Sedangkan pengobatan dilakukan pada ternak sapi yang sakit agar segera sembuh dan penyakitnya tidak menular ke sapi lainnya. Tindakan pencegahan dan pengobatan diupayakan untuk menghindari timbulnya kerugian yang besar akibat dari kematian ternak sapi. Beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari penyebaran virus jembarana antara lain sebagai berikut ;

1).    Karantina

Yaitu memelihara ternak sapi yang baru datang dari tempat lain kelokasi peternakan secara terpisah selama beberapa hari. Selama dalam masa karantina kondisi kesehatan sapi harus selalu diperhatikan. Apabila selama masa karantina sapi dalam keadaan sehat dan tidak menunjukkan gejala penyakit jembrana, maka sapi tersebut dapat dipelihara bersama dengan sapi lainnya.

2).    Isolasi

Isolasi yaitu mengandangkan sapi yang terjangkit penyakit jembrana secara terpisah dari sapi lainnya. Ditempat isolasi dilakukan perawatan dan pengobatan sampai sapi tersebut sembuh.

3).    Sanitasi

Sanitasi dilakukan dengan cara membersihkan kandang dan lokasi sekitar kandang. Kandang dan sekitarnya dibersihkan dari sampah atau limbah supaya tidak dijadikan tempat bersembunyi dan berkembangbiak serangga penghisap. Sampah atau limbah peternakan sapi bisa dioalah menjadi pupuk kompos, dan proses pengomposan ini bisa mematikan telur-telur dan larva serangga penghisap.

4).    Penyemprotan Anti Serangga

Untuk membunuh dan memusnahkan serangga penghisap seperti lalat (lalat tapis) caplak dan nyamuk, sekitar lokasi kandang disemprot menggunakan anti serangga. Penyemprotan dilakukan secara berkala sesuai dengan aturan yang direkomendasikan.

5).    Memelihara Sapi dengan Baik dan Benar

Kesehatan ternak sapi merupakan faktor penting dalam menjaga keselamatan ternak dari berbagai jenis penyakit. Menjaga kesehatan sapi yaitu dengan cara memeliharanya dengan baik dan benar, seperti memberinya pakan yang cukup dan memelihara sapi pada kandang yang bersih dan layak.

6).    Vaksinasi

Untuk mencegah terjangkitnya penyakit jembrana, maka semua sapi-sapi yang sehat harus divaksinasi. Vaksin diberikan sesuai dengan aturan yang dianjurkan agar ternak sapi memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik sehingga sapi tidak mudah terserang penyakit.

7).    Penyemprotan Desinfektan

Penyemprotan desinfektan dilakukan pada kandang dan lokasi sekitar kandang dimana ada kematian sapi akibat penyakit jembrana. Penyemprotan untuk mematikan virus juga dilakukan pada peralatan ternak yang digunakan.

8).    Obat Penyakit Jembrana

Pengobatan dilakukan pada sapi yang terserang penyakit jembarana supaya ternak cepat sembuh. Pengobatan sebaiknya dilakukan oleh dokter hewan supaya sapi memperoleh obat yang tepat dengan dosis yang sesuai dengan tingkat keparahan penyakit dan kondisi sapi.

9).    Pemberian Antibiotik dan Vitamin

Pencegahan juga diupayakan dengan pemberian antibiotik dan vitamin pada sapi agar ternak tidak mudah terserang penyakit.

10).    Memusnahkan Ternak yang Mati

Untuk menghindari terjangkitnya kembali penyakit jembrana dan untuk memusnahkan virus penyebab penyakit, sebaiknya ternak sapi yang mati segera dikubur. Sisa pakan dan sisa kotoran ternak yang mati dibakar/dimusnahkan untuk mencegah penularan penyakit.

Demikian tentang “Penyebab, Gejala dan Ciri-ciri Penyakit Jembrana pada Sapi“. Semoga bermanfaat….

Salam mitalom !!!