Hama dan Penyakit Tanaman Padi Paling Berbahaya

Jenis-jenis Hama dan Penyakit Paling Merusak Pada Tanaman Padi

Hama dan Penyakit Tanaman Padi

Hama & Penyakit – Tanaman padi, baik padi sawah maupun padi darat (gogo) merupakan tanaman pangan yang rentan terserang hama dan penyakit. Ada beberapa jenis hama dan penyakit pada tanaman padi yang memiliki efek serangan berbahaya dan sangat meresahkan para petani. 5 jenis hama dan penyakit utama tanaman padi tersebut antara lain, hama tikus, keong mas, penggerek batang, tungro, dan hawar bakteri.Hama dan penyakit tersebut jika tidak ditangani secara tepat dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar, bahkan menyebabkan gagal panen.

1. TIKUS

Tikus (Rattus argentiventer) merupakan hama yang paling merusak pada budidaya padi. Karena hama tikus merusak pada semua fase dan tingkat pertumbuhan tanaman. Tikus menyerang mulai dari tahap penyemaian, pindah tanam hingga panen. Bahkan tikus masih saja menyerang sampai digudang penyimpanan. Kerusakan terparah akibat serangan tikus terjadi ketika hama tikus menyerang tanaman pada fase pertumbuhan generatif. Karena tanaman yang terserang pada fase tersebut tidak akan mampu lagi membentuk anakan baru.

Hama tikus menyerang pada malam hari, dan pada siang hari tikus bersembunyi didalam lubang pada tanggul sawah, pematang dan daerah disekitar sawah. Serangan hama tikus akan lebih parah ketika hama tersebut menyerang secara berkelompok dalam jumlah yang sangat banyak. Pada sawah dan lahan padi darat yang berada dekat dengan perkebunan kelapa sawit, serangan hama tikus bahkan dapat menyebabkan gagal panen secara total. Hama tikus menyukai lokasi perkebunan sawit untuk bersembunyi dan memakan buah sawit ketika musim panen padi usai. Dan kembali kesawah atau lahan padi darat ketika tanaman padi memasuki fase generatif.

Pengendalian :

Sebaiknya pengendalian dilakukan sebelum musim tanam, agar saat memasuki musim tanam populasinya sudah berkurang.
Pengendalian dapat dilakukan dengan perburuan atau gropyok masal, pemasangan perangkap dan sanitasi disekitar lahan. Membersihkan lingkungan lahan dari gulma dan rumput liar agar tidak dijadikan tempat persembunyian hama tikus.

2. KEONG MAS

Keong Mas (Pomacea canaliculata Lamarck), merupakan hama padi yang cukup meresahkan petani. Hama ini biasanya menyerang padi pada pagi dan sore hari pada fase pertmbuhan awal. Serangan dilakukan dengan cara memakan batang padi muda yang mengakibatkan tanaman rusak dan pertumbuhan terhambat.

Pengendalian :

Pengendalian dilakukan pada pagi dan sore hari saat keong tersebut dalam keadaan aktif. Pengendalian sebaiknya dilakukan sebelum musim tanam dimulai. Pengendalian dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain ;
– Memungut keong mas secara manual dan memusnahkannya. Keong mas dapat dimanfaatkan sebagai pakan bebek atau sebagai bahan pembuatan MOL untuk merangsang pertumbuhan tanaman.
Baca : Cara Membuat MOL Keong Mas
– Memasang tongkat pada beberapa titik agar keong mas tertarik untuk meletakkan telurnya. Kemudian telur-telur tersebut dihancurkan atau dimusnahkan.
– Menempatkan bebek dilahan selama proses persiapan lahan dan saat tanaman tumbuh cukup besar (30-35 HST). Bebek akan membersihkan keong mas dengan cara memakannya secara langsung.
– Membuat parit-parit kecil ditengah tanaman untuk memudahkan pengendalian secara manual. Parit-parit tersebut berguna sebagai titik fokus tempat berkumpulnya keong saat lahan dikeringkan sehingga memudahkan untuk mengambilnya.

3. PENGGEREK BATANG

Penggerek batang merupakan hama yang hidup dan menyerang di dalam batang padi. Penggerek batang adalah larva dari ngengat yang berwarna kuning atau coklat. Ngengat tersebut menempatkan telurnya pada setiap batang padi yang kemudian akan menetas dan menjadi larva. Larva-larva tersebut menyerang dengan memakan batang padi dari dalam dan menyebabkan tanaman rusak, menguning dan mati.

Pengendalian :

– Menggunakan varietas unggul yang memiliki kemampuan menumbuhkan anakan baru untuk mengkompensasi anakan yang mati, seperti PB36, IR77, PB32, atau IR66.
– Mengolah dan menggenangi sawah setelah panen
– Menghamparkan jerami dan menjemurnya agar larva yang ada pada jerami tersebut mati
– Menyayat ujung helaian daun sebelum pindah tanam. Telur-telur hama penggerek batang kuning biasanya diletakkan dekat ujung helaian daun. Dengan demikian jumlah larva dapat dikurangi.
– Menaburkan insektisida sistemik yang berbentuk butiran seperti furadan, karbofuran, atau curater. Insektisida tersebut akan diserap oleh akar dan masuk kedalam jaringan tanaman, sehingga larva akan mati ketika memakan batang padi.

4. TUNGRO

Tungro merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus pada tanaman padi. Penyakit ini biasanya menyerang pada masa pertumbuhan vegetativ. Serangan penyakit ini menyebabkan tanaman tumbuh kerdil berkurangnya jumlah anakan. Pelepah dan daun memendek, daun yang terinfeksi berwarna kuning hingga kuning kemerahan. Daun muda berlurik atau strip memanjang sejajar dengan tulang daun, berwarna hijau pucat sampai putih. Penyebaran penyakit ini dibantu oleh dua spesies wereng hijau yaitu Nephotettix malayanus dan N. virescens.

Pengendalian :

– Menggunakan varietas tahan, seperti Tukad Unda, Tukad Balian, Tukad Petanu, Bondoyudo, dan Kalimas.
– Mencabut dan membakar tanaman terinfeksi, jika serangan belum parah.
– Tanam benih langsung (Tabela): Infeksi tungro biasanya lebih rendah pada tabela karena lebih tingginya populasi tanaman (bila dibandingkan tanam pindah). Dengan demikian wereng cenderung mencari dan makan serta menyerang tanaman yang lebih rendah populasinya.
– Menanam padi saat populasi wereng hijau dan tungro rendah
– Menanam secara serempak
– Rotasi tanaman dengan tanaman lain selain padi.
– Mengendalikan wereng hijau sebagai vektornya dengan penyemprotan insektisida yang berbahan aktif abamectin.

5. HAWAR BAKTERI (HB – Bacterial blight)

Hawar bakteri merupakan penyakit yang dapat menyerang pada seluruh fase pertumbuhan tanaman. Yaitu mulai dari penyemaian sampai tanaman tua. Gejala serangan pada tanaman muda disebut dengan penyakit “Kresek” sedangkan serangan pada tanaman tua disebut “Hawar Daun”. Serangan pada semaian dapat menyebabkan daun berubah menjadi hijau keabu-abuan, menggulung dan mati. Serangan pada tanaman tua dapat menyebabkan gagal panen, karena tanaman yang terinfeksi akan menghasilkan gabah yang sedikit dan hampa.

Pengendalian :

– Menggunakan varietas tahan
– Menghindari penggunakan pupuk Nitrogen secara berlebihan
– Penanganan bibit secara baik waktu pindah tanam. Bibit yang luka akan mudah terinfeksi penyakit hawar.
– Pengairan dangkal pada persemaian
– Membuat drainase yang baik ketika genangan tinggi
– Menjaga kebersihan lahan

Semoga bermanfaat…

Salam mitalom !!!