Jenis-jenis Hama Penggerek Batang Padi (SUNDEP dan BELUK) dan Cara Pengendaliannya

A.    Hama Penggerek Batang Padi

Gambar 1 : Gejala serangan hama penggerek batang padi (Sundep dan Beluk)

Hama & Penyakit – Hama penggerek batang adalah salah satu organisme pengganggu yang utama pada tanaman padi. Aktifitas penggerek batang padi dipengaruhi oleh suhu, kelembaban udara, cahaya dan angin. Populasinya sangat dipengaruhi oleh keadaan musim maupun suhu, yaitu mengalami masa istirahat yang bertepatan dengan musim panas dan musim dingin. Ngengat penggerek batang aktif pada malam hari dan tertarik pada cahaya.  Pengendalian penggerek batang  padi berpedoman pada sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yaitu suatu usaha menurunkan populasi hama sampai pada batas yang tidak merugikan secara ekonomi dengan mengkombinasikan penggunaan berbagai cara pengendalian yang saling menunjang, mudah dilakukan, memberikan keuntungan ekonomis maksimal serta aman terhadap manusia dan lingkungan.  Penggerek batang padi merupakan hama yang  menyerang tanaman padi pada semua fase pertumbuhan tanaman mulai dari pesemaian hingga menjelang panen

B.    Gejala Serangan Hama Penggerek Batang Padi

Hama penggerek batang adalah salah satu hama paling berbahaya pada tanaman padi, hama ini bisa menyerang tanaman padi mulai dari persemaian, fase vegetatif, fase generatif hingga menjelang panen. Kerugian yang besar terjadi bila penerbangan ngengat bersamaan dengan fase tanaman bunting. Berikut ini gejala-gejala serangan hama penggerek batang padi :

a).    Pada tanaman fase vegetatif  larva memotong bagian tengah anakan menyebabkan pucuk layu, kering mati, dan gejalanya vegetatif disebut sundep.
b).    Gejala serangan pada fase generatif menyebabkan malai muncul putih dan hampa yang disebut beluk.

C.    Jenis-jenis Hama Penggerek Batang Padi

Di Indonesia ditemukan 6 jenis hama penggerek batang padi, terdiri dari 1 jenis famili Noctuidae dan 5 jenis famili Pyralidae. Namun yang sering dijumpai dilapangan dan sering menyerang tanaman padi hanya 4 jenis, yaitu : penggerek batang padi kuning, penggerek batang padi putih, penggerek batang padi merah jambu dan penggerek batang padi bergaris. Keempat jenis hama penggerek batang padi tersebut memiliki ciri-ciri dan sifat yang berbeda dalam penyebaran dan bioekologi. Tetapi jenis-jenis hama penggerek tersebut memiliki kemiripan dalam hal cara menyerang tanaman serta akibat yang ditimbulkannya. Semua spesies penggerek batang padi dalam siklus hidupnya memiliki masa metamorphose sempurna dimulai dari fase telur, larva, pupa, dan ngengat. Fase larva adalah yang berperan menjadi hama karena dalam hidupnya memperoleh makanannya dengan cara menggerek tanaman padi dan menimbulkan kerusakan.

D.    Ciri-ciri dan Siklus Hidup Hama Penggerek Batang Padi

1.    Ciri-ciri dan Siklus Hidup Penggerek Batang Padi Kuning Scirpophaga incertulas (Walker) – (Lepidoptera : Pyralidae)

Gambar 2 : penggerek batang padi kuning

Telur

•    Jumlah telur 50-150 butir per kelompok
•    Ditutupi rambut halus berwarna coklat kekuningan
•    Diletakkan malam hari (pukul 19.00-22.00) selama 3-5 malam sejak malam pertama
•    Keperidian 100-600 butir tiap betina
•    Stadium telur 6-7 hari

Larva

•    Putih kekuningan sampai kehijauan
•    Panjang maksimum 25 mm
•    Stadium larva 28-35 hari
•    Terdiri atas 5-7 instar

Pupa

•    Kekuning-kuningan atau agak putih
•    Kokon berupa selaput benang berwarna putih
•    Panjang 12-15 mm
•    Stadium pupa 6-23 hari

Imago/Ngengat

•    Ngengat jantan mempunyai bintik-bintik gelap pada sayap depan
•    Ngengat betina berwarna kuning dengan bintik hitam di bagian tengah sayap depan
•    Panjang ngengat jantan 14 mm dan betina 17 mm
•    Ngengat aktif pada malam hari dan tertarik cahaya
•    Jangkauan terbang dapat mencapai 6-10 km
•    Lama hidup ngengat 5-10 hari dengan siklus hidup 39-58 hari

Larva keluar melalui 2-3 lubang yang dibuat pada bagian bawah telur menembus permukaan daun. Larva yang baru muncul (instar 1) biasanya menuju bagian ujung daun dan menggantung dengan benang halus atau membuat tabung kecil, terayun oleh angin dan jatuh kebagian tanaman lain atau permukaan air. Larva kemudian bergerak ke tanaman melalui celah antara pelepah dan batang. Selama hidupnya larva dapat berpindah dari satu tunas ke tunas lainnya dengan cara membuat gulungan ujung daun, menjatuhkan diri ke permukaan air dan memencar ke rumpun yang lain. Larva instar akhir tinggal di dalam batang sampai stadium pupa. Sebelum menjadi pupa, larva membuat lubang keluar pada pangkal batang dekat permukaan air atau tanah, yang ditutupi membran tipis untuk jalan keluar setelah menjadi imago. Disebut penggerek batang padi kuning karena imago atau kupunya berwarna kuning.

Karakteristik penggerek batang padi kuning :

•    Kelompok telur diletakkan pada daun bagian ujung
•    Hanya seekor larva dalam satu tunas
•    Pupa berada di dalam pangkal tunas di bawah permukaan tanah
•    Tanaman inang utama adalah padi dan tanaman padi liar

Perubahan kepadatan populasi penggerek batang padi kuning di lapangan sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim (curah hujan, suhu, kelembaban), varietas padi yang ditanam, dan musuh alami yaitu parasitoid, predator, dan patogen.

2.    Ciri-ciri dan Siklus Hidup Penggerek Batang Padi Putih, Scirpophaga innotata (Walker) – (Lepidoptera : Pyralidae)

Gambar 3 : penggerek batang padi putih

Telur

•    Jumlah telur 170-260 butir/kelompok
•    Diletakkan dipermukaan atas daun atau pelepah
•    Mirip telur penggerek batang padi kuning
•    Ditutupi rambut halus, berwarna coklat kekuning-kuningan
•    Stadium telur 4-9 hari

Larva

•    Mirip larva penggerek batang padi kuning
•    Panjang maksimal 21 mm
•    Putih kekuningan
•    Stadium larva 19-31 hari (kalau mengalami diapause dapat berlangsung 3 bulan)

Pupa

•    Stadium pupa 6-12 hari

Imago/Ngengat

•    Wama putih
•    Panjang betina 13 mm dan jantan 11 mm
•    Tertarik cahaya

Pada musim kemarau larva instar akhir tidak langsung menjadi pupa, tetapi mengalami diapause dalam pangkal batang singgang atau tunggul. Hal ini biasanya terjadi di daerah tropis yang memiliki perbedaan musim hujan dan kemarau yang jelas. Lamanya istirahat tergantung pada lamanya musim kemarau.Setelah turun hujan dan tanah lembab, larva yang berdiapause akan menjadi pupa dan selanjutnya menjadi ngengat. Ngengat atau kupu berwarna putih, keluar dari pupa dalam periode waktu yang relatif bersamaan dan meletakkan telur di persemaian.

Karakteristik penggerek batang padi putih :

•    Kelompok telur, larva, dan pupa mirip penggerek batang padi kuning
•    Larva mampu berdiapause selama musim kemarau di dalam pangkal batang singgang/tunggul
•    Masa terbang ngengat pada awal musim hujan terjadi hampir bersamaan
•    Tanaman inang adalah padi, padi liar, beberapa jenis rumput dan tebu

Dinamika populasi penggerek batang padi putih sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan terutama faktor iklim (curah hujan), irigasi, dan musuh alami.

3.    Ciri-ciri dan Siklus Hidup Penggerek Batang Padi Bergaris Chilo suppressalis (Walker) (Lepidoptera : Pyralidae)

Gambar 4 : penggerek batang padi bergaris

Telur

•    Jumlah telur 20-150 butir/kelompok
•    Diletakkan di permukaan bawah daun bagian pangkal atau pelepah
•    Seperti sisik
•    Wama putih, tidak ditutupi rambut
•    Stadium telur 4-7 hari

Larva

•    Wama abu-abu , kepala coklat dengan 5 garis coklat sepanjang tubuhnya
•    Panjang maksimal 26 mm
•    Beberapa larva dalam tiap tunas
•    Stadium larva 33 hari

Pupa

•    Coklat tua
•    Stadium pupa 6 hari

Imago/ Ngengat

•    Kepala berwarna coklat muda
•    Wama sayap depan coklat tua
•    Vena sayap nampak jelas
•    Panjang 1,3 mm

Tanaman inang penggerek batang padi bergaris terutama adalah padi, padi liar, jagung, dan beberapa jenis rumput.

4.    Ciri-ciri dan Siklus Penggerek Batang Padi Merah Jambu Sesamia inferens (Walkers) – (Lepidoptera : Noctuidae).

Gambar 5 : penggerek batang padi merah jambu

Telur

•    Dalam barisan, mirip manik-manik, diantara pelepah daun batang padi
•    2-3 baris/kelompok
•    30-100 butir/kelompok
•    Tidak tertutup sisik
•    Stadium telur 6 hari

Larva

•    Kepala merah jambu
•    Panjang maksimal 35 mm
•    Beberapa larva tiap tunas
•    Stadium larva 28-56 hari

Pupa

•    Coklat tua
•    Panjang 18 mm
•    Pada pelepah atau batang
•    Stadium pupa 8-11 hari

Imago

•    Coklat
•    Sayap depan bergaris coklat tua memanjang
•    Sayap belakang putih
•    Panjang 14-17 mm
•    Ku rang tertarik cahaya

Siklus hidup berlangsung 46-83 hari. Hama ini bersifat polifag dan dapat hidup pada tanaman inang : padi, tebu, jagung, sorghum, padi liar, Panicum sp. dan Paspalum sp.

D.    Cara Pengendalian Hama Penggerek Batang Padi

1.    Pengaturan Pola Tanam

•    Tanam serentak meliputi areal seluas-luasnya dengan perbedaan waktu tanam paling lama dua minggu. Penanaman serentak dimaksudkan agar masa pertumbuhan dan panen serempak sehingga saat panen selesai, sumber makanan bagi penggerek habis. Dampak selanjutnya populasi penggerek rendah
•    Di daerah endemis penggerek, sebaiknya ditanam varietas yang mempunyai struktur tanaman lebih tahan terhadap kerusakan akibat penggerek padi.
•    Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan padi untuk memutus siklus hidup hama.
•    Pengelompokan persemaian dimaksudkan untuk memudahkan upaya pengumpulan telur penggerek secara masal.
•    Pengaturan waktu tanam yaitu berdasarkan penerbangan ngengat atau populasi larva di tunggul padi
•    15 hari sesudah puncak penerbangan ngengat generasi pertama
•    dan atau 15 hari sesudah puncak penerbangan ngengat generasi berikutnya

2.    Pengendalian Secara Fisik dan Mekanik

•    Cara fisik yaitu dengan penyabitan tanaman serendah mungkin sampai permukaan tanah pada saat panen, dan disingkal. Usaha itu dapat pula diikuti penggenangan air setinggi 10 cm agar jerami atau pangkal jerami cepat membusuk sehingga larva atau pupa mati.
•    Cara mekanik dapat dilakukan dengan mengumpulkan kelompok telur penggerek batang padi di persemaian dan di pertanaman, serta penangkapan ngengat dengan menggunakan lampu perangkap (Light trap).

3.     Eradikasi/sanitasi

Eradikasi dan sanitasi dilakukan untuk menghilangkan sisa-sisa tanaman terserang yang kemungkinan terkandung di dalam individu penggerek padi, baik berupa kelompok telur, larva maupun pupa.

4.    Pengendalian Hayati

•    Pemanfaatan musuh alami baik parasitoid, predator, maupun patogen.
•    Konservasi musuh alami dengan cara menghindari aplikasi insektisida secara semprotan.

5.    Pengendalian Secara Kimiawi

•    Penggunaan insektisida butiran di persemaian dengan dosis 12 kg/1000 m2 bila dijumpai kelompok telur
•    Apabila diperlukan sebagai altematif pada fase vegetatif penggunaan insektisida dapat dilakukan pada saat ditemukan kelompok telur rata-rata 1 kelompok telur/m2 atau intensitas serangan rata-rata 5%. Bila tingkat parasitisasi kelompok telur pada fase awal vegetatif >50% tidak perlu aplikasi insektisida.
•    Berdasarkan populasi ngengat :
–    Ambang kendali 1 ekor ngengat yang terpantau pada light trap
–    Semprot pada saat 4 hari setelah ada penerbangan ngengat
–    1 ekor ngengat hidup 5 hari = 5 kel telur x 150 ulat = 750 ulat
–    1 ulat makan 6 tanaman : 750 x 6 = 4500 tanaman rusak
–    Jadi dari 1 ekor ngengat bisa merusak 4500 tanaman padi

•    Insektisida untuk mengendalikan hama penggerek batang padi : misalnya prevathon, furadan, fipros, aragon, demolish, taruna, dll.

Sebagai tindakan preventif dalam pengendalian penggerek batang padi, memantau fluktuasi populasi penggerek batang padi perlu dilakukan secara rutin. Untuk memantau fluktuasi populasi penggerek batang padi yang ada di dalam areal pertanaman padi dapat menggunakan seks feromon. Sementara untuk memantau fluktuasi populasi penggerek batang padi yang berasal dari migrasi dari luardaerah dapat menggunakan light trap (perangkap cahaya). Semoga bermanfaat……..

Sumber : http://www.artikelpadi.com/hama-penggerek-batang-padi-dan-cara-pengendaliannya/

Salam mitalom !!!