10 Tips Agar Tanaman Cabe Rawit Berumur Panjang

Cara Agar Tanaman Cabe Rawit Berumur Panjang dan Tahan Lama

Budidaya – Cabai rawit memang memiliki keistimewaan tersendiri jika dibandingkan dengan jenis cabe lainnya. Cabe rawit memiliki tingkat kepedasan yang lebih tinggi daripada cabe keriting atau cabe merah. Cabai rawit juga mudah dibudidayakan, karena perawatannya tidak serumit cabe keriting. Bahkan dibeberapa tempat dengan kondisi tanah tertentu cabai rawit tetap bisa tumbuh dengan optimal meskipun ditanam dengan sistem tanpa olah tanah (TOT). Di beberapa daerah seperti di pulau Sumatera misalnya, harga cabe rawit dipasaran jauh lebih stabil. Tidak seperti harga cabai merah yang setiap saat bisa berubah. Hal ini jelas menguntungkan, terlebih lagi tanaman cabai rawit mampu bertahan dan terus berbuah hingga 2 – 3 tahun. Nah, agar tanaman cabe rawit awet dan berumur panjang dibutuhkan perlakuan yang tepat dan teknik budidaya yang benar. Dibawah ini saya mencoba berbagi tips merawat tanaman cabe rawit supaya berumur panjang. Tips-tips berikut saya tulis berdasarkan pengalaman pribadi dari percobaan yang saya lakukan selama dua kali musim tanam.

10 Tips Agar Tanaman Cabe Rawit Berumur Panjang
Gambar 1

Gambar diatas (Gambar 1) adalah tanaman cabe rawit yang sudah berusia 18 bulan. Pada musim kemarau yang lalu daun-daunya menguning dan produksinya menurun, tapi ketika musim hujan tiba terlihat daun mulai menghijau dan bunga mulai bermunculan. Pada saat musim kemarau sama sekali tidak pernah saya siram, karena tidak ada sumber air. Tetapi dengan perlakuan tertentu mampu bertahan hingga sekarang (04 Des 2015), walaupun beberapa pohon ada yang mati. Apa yang harus dilakukan agar tanaman cabai rawit berumur panjang? Coba praktekkan “Cara Supaya Tanaman Cabai Tahan Lama” dibawah ini.

Berikut tips agar tanaman cabai rawit berumur panjang, tahan lama dan mampu berproduksi hingga 2 – 3 tahun ;

1. Pengolahan lahan yang baik,

2. Perhatikan pH tanah agar tanaman terhindar dari infeksi patogen seperti jamur dan bakteri. pH tanah ideal untuk tanaman cabai rawit adalah netral yakni antara 6,5 – 7,0. Pada kondisi tanah yang ber pH netral jamur dan bakteri patogen tidak dapat berkembang biak dengan maksimal, sehingga kerusakan tanaman cabe rawit dapat diminimalisir. Jika pH tanah sesuai dengan kebutuhan, tanaman akan tumbuh dengan subur dan tahan terhadap serangan penyakit. Dengan demikian tanaman cabe rawit dapat tumbuh dengan optimal dan mampu bertahan hidup hingga 2 -3 tahun.

3. Gunakan pupuk organik, pupuk organik seperti kotoran ternak atau kompos adalah pupuk yang paling baik untuk tanaman. Pupuk organik tidak

merusak lingkungan, tidak meracuni tanaman dan tidak menimbulkan kerusakan pada tanah. Tanaman cabai rawit dengan pupuk organik memiliki kemampuan bertahan hidup lebih lama daripada tanaman yang diberi pupuk kimia.

4. Kurangi penggunaan pupuk urea, penggunaan pupuk urea yang berlebihan dapat menurunkan pH tanah dan menyebabkan tanaman rentan terhadap serangan patogen. Jika memungkinkan, hindari penggunaan pupuk urea.

5. Perhatikan sumber air, sebaiknya budidaya cabe rawit dilakukan pada lahan yang dekat dengan sumber air agar kebutuhan air tetap terpenuhi saat musim kemarau tiba. Siram tanaman cabai rawit setidaknya 3 hari sekali atau disesuaikan dengan kondisi cuaca.

6. Perhatikan musim tanam, musim tanam sebaiknya dilakukan pada akhir musim kemarau atau awal musim penghujan. Dengan demikian ketika musim kemarau tiba tanaman cabai rawit sudah cukup kuat untuk beradaptasi dengan kekeringan.

7. Manfaatkan jerami, jika musim kemarau tiba dan tersedia jerami yang cukup melimpah, manfaatkan untuk menutupi perakaran tanaman. Jerami berfungsi untuk menahan pertumbuhan gulma dan menjaga tanah tetap lembab. Selain itu sisa pelapukan jerami adalah pupuk organik yang dapat menyuburkan tanaman. Semprotkan trichoderma dan PGPR secara bergantian dengan interval 7 – 10 hari sekali agar pertumbuhan jamur dan bakteri patogen dapat ditekan.

8. Lupakan penyiangan, pada musim kemarau tidak perlu dilakukan penyiangan. Biarkan rumput dan gulma tumbuh agar tanah tidak terlalu kering. Rumput dan gulma hanya dipotong jika tingginya sudah melebihi tinggi tanaman cabe rawit. Gunakan potongan rumput tersebut untuk menutupi pangkal batang/perakaran. Lihat Gambar 2 dibawah ini:

10 Tips Agar Tanaman Cabe Rawit Berumur Panjang
Gambar 2

9. Tumpangsari dengan tanaman pelindung, tanaman cabe rawit akan lebih baik jika sedikit terlindung dari paparan sinar matahari. Tanamlah cabe rawit yang ditumpang sari dengan tanaman pisang atau pepaya. Daun dari tanaman pisang dan pepaya akan melindungi tanaman cabai rawit dari teriknya sinar matahari saat musim kemarau. Tanaman pelindung ditanam dengan jarak 5 x 5 meter atau 5 x 6 meter. Jangan menanam tanaman pelindung terlalu rapat agar tanaman cabai rawit tetap mendapatkan sinar matahari.

10. Jika musim hujan tiba, segera lakukan penyiangan. Gulma dan rumput liar dibersihkan, kemudian taburkan pupuk kandang atau kompos. Setelah itu timbun pupuk dengan tanah hingga menutupi seluruh bedengan. Jika perlu, tambahkan pupuk NPK yang ditabur bersamaan dengan penaburan pupuk organik. Perhatikan 10 sampai 15 hari kemudian, tanaman cabai rawit yang awalnya kurus dan kuning karena kemarau akan tumbuh tunas-tunas baru dan tampak hijau yang dibarengi dengan munculnya bunga. Lihat Gambar 3 dibawah ini :

10 Tips Agar Tanaman Cabe Rawit Berumur Panjang
Gambar 3

Apa keuntungan menanam cabai rawit ?

Cabe rawit walaupun memiliki ukuran buah lebih kecil tapi memiliki kelebihan tersendiri jika dibandingkan dengan jenis cabai lainnya. Secara ekonomis, menanam cabe rawit memiliki beberapa kelebihan dan keuntungan, antara lain ;

Masa produktifnya lebih panjang
Perawatan lebih mudah
Lebih tahan terhadap hama dan penyakit
Lebih tahan kekeringan
Tetap berproduksi meskipun daunnya keriting dan bulai
Harga lebih stabil (dibeberapa daerah)

Demikian “cara budidaya cabai agar tahan lama” dan mampu berproduksi hingga 2 – 3 tahun. Benih yang saya gunakan adalah benih lokal dan sudah terbukti memiliki adaptasi yang baik dengan lingkungan. Saya tidak yakin cara ini bisa diterapkan jika menggunakan benih hibrida. Cara ini sudah dua kali saya lakukan dan hasilnya cukup memuaskan. Jika dihitung-hitung cara ini lebih menguntungkan daripada membiarkan tanaman cabai rawit hanya berproduksi dalam satu musim saja. Memang produktifitasnya akan menurun seiring dengan bertambahnya usia tanaman, namun persentase penurunan produksinya tidak terlalu signifikan. Satu hal yang tak kalah penting dalam budidaya cabai rawit adalah drainase yang baik. Bukan hanya tanaman cabe rawit, semua jenis tanaman cabe tidak menyukai tanah yang becek. Oleh sebab itu kondisikan lahan agar tidak kekeringan saat
musim kemarau dan air tidak menggenang dalam waktu yang lama saat musim hujan. Selamat mencoba, jangan percaya jika anda belum mencobanya. Semoga bermanfaat…

Salam mitalom !!!