Mina Wen Hipere, Teknologi Budidaya Ubi Jalar Suku Dani di Papua

Teknologi Canggih Suku Dani di Papua

Artikel – Masyarakat Suku Dani di lembah Baliem Jayawijaya telah mengenal teknologi canggih dalam budidaya ubi jalar sebagai makanan pokok mereka. Teknologi yang diterapkan untuk tujuan mempertahankan ketersediaan ubi jalar sebagai makanan pokok dan sebagai bahan kuliner tradisional pada upacara adat yang disebut hekekit ikhhogo.

Mina Wen Hipere, Teknologi Budidaya Ubi Jalar Suku Dani di Papua
Mina Wen Hipere, Teknologi Canggih Suku Dani dalam Budidaya Ubi Jalar dan Ikan Nila

Teknologi Mina Wen Hipere digunakan dengan tetap memelihara kearifan lokal tanpa merusak lingkungan. Teknologi tersebut diambil dari kata Mina (ikan) dan Hipere (ubi jalar), sehingga teknologi Mina Wen Hipere bermakna budidaya ikan dan ubi jalar dalam satu kesatuan yang saling menguntungkan. Dalam prakteknya kolam ikan adalah hasil modifikasi parit besar yang dibangun untuk penghalang hama babi hutan. Parit tersebut dibangun disekeliling lahan budidaya ubi jalar dan dimodifikasi sehingga memenuhi syarat teknis untuk budidaya ikan nila. Pakan ikan diperoleh dari pemanfaatan daun ubi jalar dan limbah ternak sapi.

Dengan penerapan teknologi Mina Wen Hipere petani memperoleh keuntungan ganda yaitu ; peningkatan hasil budidaya ubi jalar dan penambahan sumber protein dari hasil budidaya ikan. Teknologi ini telah berkembang di beberapa kampung yang tersebar di empat distrik yang berada di wilayah Jaya wijaya. Distrik Assolokobal yaitu Kampung Hulekaima, Poteikeima, Uwanikaima dan Wekiat.

Beberapa Distrik yang juga telah menerapkan teknologi ini antara lain ; Distrik Musafak – Kampung Musakfak, Distrik Hubikosi – Kampung Kepiatnem dan Kampung Kulegaima, dan Distrik Kurulu – Kampung Kumina. Diharapkan penerapan teknologi Mina Wen Hipere ini dapat diterapkan dan menyebar ke Distrik-Distrik lainnya yang memiliki kondisi lahan serupa.

Kajian peneliti BPTP Papua tentang budidaya ubi jalar dengan teknologi Mina Wen Hipere ini memiliki potensi yang cukup besar. Luas keseluruhan lahan budidaya ubi jalar di Kabupaten Jayawijaya adalah 13.210 ha dengan produksi 131,915 ton. Sementara potensi lahan pertanian berbasis tanaman pangan adalah 4.251.058 ha.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk menyebarluaskan penerapan teknologi Mina Wen Hipere ini. Dalam hal ini BPTP Papua telah melakukan upaya pendekatan ke tokoh adat setempat, memfasilitasi dan melakukan pendampingan terhadap petani. Dalam kajian yang dilakukan BPTP Papua, penerapan teknologi ini memiliki peluang untuk dikembangkan manjadi usaha tani agribisnis.

Perkembangan industri pariwisata di Lembah Baliem Jayawijaya turut berperan dalam mendukung terbukanya peluang pasar. Sehingga budidaya ubi jalar dengan teknologi Mina Wen Hipere berpotensi untuk terus dikembangkan.

Salam mitalom !!!