Kutu Kebul (Bemisia tabaci)
Hama Kutu Kebul
Hama & Penyakit – Kutu kebul atau bahasa ilmiahnya adalah Bemisia tabacci merupakan hama yang dapat menyerang hampir semua jenis tanaman, baik tanaman pangan maupun palawija. Kutu kebul adalah serangga bersayap dan berwarna putih ketika dewasa, sekilas mirip dengan kupu-kupu dan termasuk dalam jenis hama kutu-kutuan. Hama ini dapat menyebabkan kerusakan langsung pada tanaman yang terserang dan juga sebagai vektor penyakit tanaman. Serangan kutu kebul sangat berbahaya, bisa menyebabkan kerusakan pada tanaman hingga 90% bahkan kerusakan total. Hama yang sering juga disebut kutu putih atau silverleaf whitefly ini merupakan vektor utama penyebaran virus gemini. Kerusakan yang disebabkan oleh virus gemini yang ditularkan jauh lebih parah daripada kerusakan akibat serangan kutu kebul itu sendiri. Kerusakan akibat virus gemini seringkali meyebabkan gagal panen secara total.
Hama kutu kebul (Bemisia tabaci) bersifat sangat polyfag, yaitu dapat menyerang berbagai macam jenis tanaman, diantaranya adalah tanaman pangan seperti singkong dan kedelai, sayuran daun maupun sayuran buah, tumbuhan liar, tanaman buah dan tanaman hias. Ada puluhan jenis tanaman yang menjadi inang utama hama kutu kebul, tercatat sekitar 67 famili yang terdiri atas 600 spesies tanaman, antara lain tanaman dari famili-famili Asteraceae, Brassicacea, Convolvulaceae, Cucurbitacea, Euphorbiacea, Fabaceae, Malvaceae dan Solanaceae.
Siklus Hidup Kutu Kebul – Kutu Putih – Bemisia tabaci
Kutu kebul dewasa (Imago) memiliki sepasang sayap berwarna jernih yang ditutupi semacam lapisan lilin dan seperti bertepung putih. Kutu kebul dewasa memiliki ukuran tubuh yang sangat kecil, namun masih bisa dilihat dengan mata telanjang, ukuran tubuhnya antara 1 – 1,5 mm. Karakter kutu kebul berkoloni, bersembunyi dibawah permukaan daun secara berkelompok. Namun tidak jarang juga yang menempel pada bagian tanaman lainnya, seperti pada buah, cabang dan batang tanaman, terutama pada batang muda atau pucuk tanaman. Jika gerombolan kutu kebul tersentuh, mereka akan beterbangan seperti kabut atau seperti tepung yang tertiup angin. Siklus hidup kutu kebul yaitu mulai dari telur hingga menjadi serangga dewasa pada tanaman sehat rata-rata berlangsung selama 24 hari. Siklus hidup pada tanaman yang terinfeksi virus kuning atau virus mosaik berlangsung lebih cepat, yaitu hanya sekitar 21 hari.
Telur kutu kebul berwarna kuning terang, berbentuk lonjong dengan kedua ujungnya agak runcing. Telur-telur kutu kebul memiliki ukurang panjang yang sangat kecil, yaitu antara 0,2 hingga 0,3 mm. Uniknya, serangga lebih menyukai menyimpan telur-telurnya pada daun tanaman yang telah terinveksi virus mosaik dan virus gemini. Satu ekor kutu kebul betina mampu bertelur antara 50 sampai 400 butir dalam sekali bertelur. Stadium telur rata-rata berlangsung selama 6 hari. Telur kutu kebul yang dibuahi menghasilkan kutu kebul betina yang bersifat diplioid, sedangkan kutu kebul jantan bersifat haploid yang berasal dari telur yang terjadi tanpa pembuahan.
Setelah itu telur kemudian melewati 3 tahap instar, yaitu instar pertama (1) memiliki bentuk bulat telur dan pipih, berwarna kuning kehijauan, dan memiliki tungkai yang berfungsi untuk bergerak. Instar kedua (2) dan ketiga (3) selama masa pertumbuhannya hanya melekat pada daun dan tidak memiliki tungkai. Stadium nimfa rata-rata berlangsung selama 9 hari.
Habitat Kutu Kebul – Kutu Putih – Bemisia tabaci
Kutu kebul (Bemisia tabaci) hampir terdapat diseluruh belahan dunia, meliputi Asia, Afrika, Eropa, Oceania, Caribia, Amerika Utara dan Amerika Tengah. Persebaran kutu kebul berkembang pesat terutama pada daerah yang beriklim tropis dan subtropis. Perkembangbiakan kutu kebul berlangsung cepat ketika cuaca kering dan panas. Sedangkan pada wilayah yang bersuhu dingin, larva maupun kutu kebul dewasa seringkali tidak mampu bertahan hidup. Populasi kutu kabul di kawasan yang beriklim sedang cenderung tidak terlalu besar dan perkembangbiakannya relatif lambat.
Tanaman Inang Kutu Kebul – Kutu Putih – Bemisia tabaci
Kutu kebul merupakan salah satu serangga yang bersifat polyfag, yaitu memiliki banyak sekali tanaman inang. Hampir semua tanaman baik tanaman budidaya maupun tanaman liar bisa menjadi inangnya. Dan parahnya, berbagai jenis tanaman budidaya disukai kutu kebul sebagai inangya. Misalnya cabai, kedelai, melon, semangka, paria, gambas, terung, singkong, tomat, mentimun, kentang, tembakau, buncis, kacang panjang, mangga, nangka, selada, ubi jalar atau lada. Sedangkan tumbuhan liar yang disukai kutu kebul adalah babadotan dan senggani.
Gejala Serangan Kutu Kebul – Bemisia tabaci – Kutu Putih
Gejala yang secara langsung ditimbulkan oleh kutu kebul terlihat dengan adanya tanaman yang tumbuh kerdil, daun dan batang muda mengkerut. Serangan kutu kebul menyebabkan proses fofosintesis terhambat, karena adanya embun jelaga yang berwarna hitam yang menutupi stomata. Kutu kebul dewasa dan nimfa menyerang tanaman dengan cara menghisap cairan daun dan batang tanaman, dan menyebabkan bercak nekrotik pada daun karena jaringan daun dan sel-sel daun yang rusak. Cairan madu dari ekskresi kutu kebul tersebut merupakan media tumbuhnya embun jelaga.
Kerusakan akibat serangan langsung kutu kebul tersebut tidak seberapa jika dibandingkan dengan serangan virus yang dibawanya. Kutu kebul merupakan vektor utama virus gemini dan virus mosaik. Kerusakan tanaman akibat virus gemini dan virus mosaik bisa mengakibatkan kerusakan total dan gagal panen. Sebab tanaman yang terserang virus gemini dan virus mosaik akan tumbuh kerdil, daun menguning dan keriting, dan tanaman tidak mampu berproduksi. Sebuah sumber menyebutkan, sebenarnya ada sekitar 60 jenis virus yang ditularkan oleh kutu kebul, beberapa diantaranya adalah Nepovirus, Rod-shape DNA Virus, Closterovirus, Potyvirus dan Carlavirus.
Demikian sedikit catatan tentang kutu kebul (Bemisia tabaci) atau kutu putih. Semoga bermanfaat….
Salam mitalom !!!