Cara Pemupukan SINGKONG dan Jenis Pupuk Untuk Tanaman Singkong

Jenis Pupuk Untuk Meningkatkan Produksi Singkong

Cara Pemupukan SINGKONG dan Jenis Pupuk Untuk Tanaman SingkongPupuk dan Pemupukan – Singkong atau Ubi kayu (Manihot esculenta crantz) termasuk tanaman tropis, tetapi dapat pula beradaptasi dan tumbuh dengan baik di daerah sub tropis. Secara umum tanaman ini tidak menuntut iklim yang spesifik untuk pertumbuhannya. Salah satu syarat utama agar tanaman singkong mampu berproduksi tinggi, berbuah banyak dengan bobot maksimal adalah tersedianya unsur hara yang cukup. Unsur hara yang tersedia didalam tanah kadangkala tidak mencukupi akan kebutuhan nutrisi tanaman singkong sehingga singkong tidak mampu berbuah sebagaimana mestinya. Oleh sebab itu diperlukan pemberian pupuk yang berimbang, meliputi jenis pupuk, waktu aplikasi dan dosis yang tepat. Pemakaian pupuk secara tepat dan berimbang bisa meningkatkan produksi singkong. Selain pemupukan yang berimbang, penggunaan ZPT juga berpengaruh terhadap peningkatan produksi singkong. Dalam dunia pertanian, penggunaan ZPT atau hormon tumbuhan merupakan faktor pendukung yang dapat memberikan kontribusi besar dalam keberhasilan usaha budidaya.Pada tanaman singkong ZPT berpengaruh terhadap pertumbuhan, jumlah umbi, ukuran dan bobot umbi.

1.    Jenis-jenis Pupuk Untuk Tanaman Singkong

Jenis-jenis pupuk untuk tanaman singkong adalah pupuk organik, seperti pupuk kandang, pupuk kompos dan pupuk hijau. Bahan organik berfungsi untuk mengembalikan sifat-sifat tanah dan memperbaiki struktur tanah. Praktek pertanian secara terus-menerus akan mengurangi cadangan total karbon dan nitrogen dalam tanah. Untuk mendapatkankondisi tanah yang optimal bagi pertumbuhan tanaman, diperlukan adanya bahan organik tanah (C-total) di lapisan atas paling sedikit 2 % (Young, 1989 dalam Hairiah. K., et.al, 2006). Bahan organik yang telah mengalami proses dekomposisi dapat mensuplai unsur hara bagi tanaman. Berdasarkan  hasil penelitian Arsyad (1992) menunjukkan pemberian bahan organik sebagai suatu perlakuan, dapat memberikan peningkatan hasil pada bobot biji dan bobot kering bagian atas tanaman serta jumlah polong yang terisi. Pemberian bahan organik merupakan faktor kesuburan tanah yang dapat mempengaruhi produksi dan kualitas produksi (Sutanto , 2000). Sedangkan jenis pupuk an-organik untuk tanaman singkong antara lain Urea, TSP dan KCL atau NPK. Kapur dolomit diberikan apabila diperlukan. Pada lahan yang memiliki riwayat serangan jamur upas, dibutuhkan 3 ton dolomit untuk 1 hektar lahan singkong.

2.    Dosis Pupuk Tanaman Singkong per Satu Hektar

Dosis pupuk untuk tanaman singkong, baik itu pupuk organik maupun pupuk an-organik (pupuk kimia) yang diberikan tergantung tingkat kesuburan tanah. Pupuk organik (pupuk kompos, pupuk kandang atau pupuk hijau) per hektar lahan singkong dibutuhkan antara 15 – 20 ton.

Sedangkan pupuk an-organik (pupuk kimia) dosis per satu hektar lahan singkong antara 200 kg hingga 500 kg. Dosis kapur dolomit per hektar lahan singkong diberikan sesuai dengan kebutuhan. Rincian dosis pupuk untuk 1 hektar lahan singkong adalah sebagai berikut :

a).    Urea    :    120 – 300 kg/Ha
b).    TSP    :    30 – 75 kg/Ha
c).    KCL    :    50 – 125 kg/Ha

Jika menggunakan NPK Phonska ;

a).    NPK Phonska    :    120 – 300 kg/Ha
b).    Urea        :    80 – 200 kg/Ha

3.    Dosis, Jenis Pupuk dan Cara Pemberian Pupuk Dasar Tanaman Singkong

Singkong dikenal sebagai tanaman yang mudah tumbuh, bandel serta bisa hidup kapan saja dan dimana saja. Sehingga selama ini pemberian pupuk dasar pada tanaman singkong dianggap tidak penting. Padahal pemberian pupuk dasar berberan penting dalam menyediakan unsur hara pada tanaman muda yang baru ditanam. Pupuk dasar diberikan pada saat pengolahan lahan atau 10 – 15 sebelum bibit ditanam. Rincian dosis dan cara pemberian pupuk dasar tanaman singkong adalah sebagai berikut ;

a).    Setelah pembajakan selesai kapur dolomit ditaburkan merata pada lahan (Dosis sesuai kebutuhan)
b).    Kemudian disusul dengan penaburan pupuk kandang sebanyak 15 – 20 ton per hektar (disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah)
c).    7 – 10 hari kemudian ditaburkan pupuk an-organik, yaitu seluruh dosis TSP dan 1/3 dosis Urea (40-100 kg) dan KCL (16.6-41.6 kg) atau 1/3 dosis NPK Phonska dan Urea.
d).    Kemudian lahan dibajak ulang agar pupuk tercampur rata dengan tanah. 10 – 15 hari kemudian bibit singkong siap ditanam.

4.    Dosis dan Jensi Pupuk Sususlan I Tanaman Singkong

Pupuk susulan pertama diberikan pada saat tanaman singkong berumur 1 bulan. Pupuk yang diberikan adalah pupuk KCL dengan dosis 1/2 dari pupuk yang tersisa. Cara pemupukan susulan I pada tanaman singkong adalah sebagai berikut ;

a).    Dosis pupuk susulan I tanaman singkong adalah pupuk KCL sebanyak 16.6 – 41.6 kg /Ha
b).    Pupuk ditaburkan dengan jarak 30 cm dari batang singkong

5.    Dosis dan Jenis Pupuk Susulan II Tanaman Singkong

Pupuk susulan kedua diberikan pada saat tanaman singkong berumur 3 bulan. Pupuk yang diberikan adalah pupuk KCL dengan dosis keseluruhan dari pupuk KCL yang tersisa. Cara pemupukan susulan II pada tanaman singkong adalah sebagai berikut ;

a).    Dosis pupuk susulan I tanaman singkong adalah pupuk KCL sebanyak 16.6 – 41.6 kg /Ha
b).    Pupuk ditaburkan dengan jarak 40 cm dari batang singkong
c).    Setelah penaburan pupuk lakukan pembubunan atau pendangiran
d).    Jika lahan yang ditanami memiliki riwayat terserang jamur upas, beberapa hari setelah pembubunan taburkan dolomit sebanyak 3 ton per hektar.

6.    Dosis dan Jenis Pupuk Susulan III Tanaman Singkong

Pemupukan susulan tanaman singkong yang ketiga atau yang terakhir dilakukan pada saat tanaman berumur 5 bulan. Pupuk yang diberikan adalah pupuk Urea sebanyak 80 – 200 kg per hektar. Pupuk ditaburkan merata (agak jauh dari batang tanaman).

7.    Penggunaan ZPT Untuk Meningkatkan Produksi Singkong

Menurut Bapak Gunawan Kepala Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) UPT Proteksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Surabaya, penggunaan ZPT terhadap singkong berkibat pada pertumbuhan ukuran singkong.  Ukuran singkong akan semakin besar dengan bobot yang cukup berat. Namun untuk usia panen bisa lebih lama. “Kalau singkong ditanam memakai penambahan hormon paling tidak bisa panen satu tahun lebih. Sekali panen dalam satu batang ada yang menghasilkan 50 kg, 70 kg, bahkan ada yang 1 kuintal lebih,” jelasnya. Walau menggunakan ZPT pada singkong masa panennya cukup lama, namun bagi petani lebih menguntungkan karena produksinya lebih banyak. Dikatakan Gunawan, untuk mendapatkan ZPT sangatlah mudah karena zat tersebut dijual di beberapa toko obat-obat pertanian.

Cara menggunakan ZPT pada tanaman singkong menurut Bapak Gunawan yaitu sebelum menanam batang singkong, terlebih dahulu dimasukkan hormon. Begitu tumbuh calon akar, maka batang singkong itu siap ditanam. Lalu setelah masa tanam berlangsung beberapa hari atau saat daun singkong muali tumbuh, maka dilakukan penyemprotan ZPT.

Menurut beliau, ZPT yang akan digunanakan dicampur dengan air bersih dengan perbandingan 1 : 8. Kemudian batang singkong atau bibit singkong direndam selama kurang lebih 24 jam. Kemudian ditiriskan dan diamkan. Setelah terlihat tumbuhnya calon akar, bibit singkong langsung ditanam pada lahan.

8.    Pemupukan Singkong dengan NPK Phonska, Urea dan Pupuk Petroganik

Untuk meningkatkan produksi singkong, memperbanyak umbi dan meningkatkan bobot, Dirut PT Pupuk Petrokimia Gresik (Petrogres) Hidayat Nyakman merekomendasikan penggunaan pupuk NPK Phonska sebanyak 300 kg/Ha, Urea 200 kg/Ha dan Pupuk Petroganik sebanyak 0,5 kg per pohon. Rekomendasinya telah dibuktikan pada salah satu demonstrasi plot (demplot) di Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah yang dilakukan pada tahun 2013 yang lalu bisa menghasilkan produksi singkong hingga 120 ton/hektare.

Referensi : Lembar Informasi Pertanian (LIPTAN) BIP Irian Jaya (Budidaya Ubi Kayu (Manihot esculenta crantz)

Demikian “Cara Pemupukan Singkong Agar Berbuah Banyak dan Besar“. Semoga bermanfaat….

Salam mitalom !!!