Mengenal Golongan Bahan Aktif Insektisida Organophospat, Karbamat, Piretroid, Organoklorin dan Cara Kerjanya
Mengenal Golongan Insektisida, Jenis Bahan Aktif dan Cara Kerjanya
Pestisida – Pestisida adalah zat kimia yang mempunyai banyak manfaat terutama dalam bidang pertanian, seperti mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Penggunaan pestisida juga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen. Namun demikian, penggunaan pestisida juga memiliki dampak negatif yang merugikan. Salah satu dampak negatif pestisida adalah timbulnya kekebalan (resistensi) hama maupun penyakit terhadap bahan aktif tertentu. Hal tersebut disebabkan karena penggunaan pestisida yang kurang bijaksana, yakni dosis yang tidak sesuai anjuran dan tidak melakukan rotasi pestisida.
Golongan, Kode Cara Kerja dan Cara Kerja Pestisida
Dalam melakukan rotasi pestisida yang perlu diperhatikan adalah mengetahui cara kerja bahan aktif pestisida yang akan digunakan. Anjuran Insecticide Resistance Action Committee (IRAC) dan Fungicide Resistance Action Committe (FRAC) dalam melakukan rotasi pestisida yaitu berdasarkan cara kerja yang berbeda, karena beberapa bahan aktif yang berbeda memiliki cara kerja yang sama. IRAC dan FRAC memberi kode pada setiap cara kerja pestisida untuk mempermudah petani dalam melakukan pergiliran (rotasi) pestisida. Berikut ini tabel golongan pestisida, bahan aktif, kode cara kerja dan cara kerja pestisida :
Berdasarkan cara kerjanya (Mode of action), yaitu menurut sifat kimianya, pestisida dibagi menjadi empat 4 golongan besar antara lain sebagai berikut :
1. Insektisida Golongan Organoklorin
Merupakan insektisida sintetik yang paling tua yang sering disebut hidrokarbon klor. Secara umum diketahui bahwa keracunan pada serangga ditandai dengan terjadinya gangguan pada sistem saraf pusat yang mengakibatkan terjadinya hiperaktivitas, gemetar, kemudian kejang hingga akhirnya terjadi kerusakan pada saraf dan otot yang menimbulkan kematian. Organoklorin bersifat stabil di lapangan, sehingga residunya sangat sulit terurai.
2. Insektisida Golongan Organofosfat
Merupakan insektisida yang bekerja dengan menghambat enzim asetilkolinesterase, sehingga terjadi penumpukan asetilkolin yang berakibat pada terjadinya kekacauan pada sistem pengantar impuls saraf ke sel-sel otot. Keadaan ini menyebabkan impuls tidak dapat diteruskan, otot menjadi kejang, dan akhirnya terjadi kelumpuhan (paralisis) dan akhirnya serangga mati.
3. Insektisida Golongan Karbamat
Merupakan insektisida yang berspektrum luas. Cara kerja karbamat mematikan serangga sama dengan insektisida organofosfat yaitu melalui penghambatan aktivitas enzim asetilkolinesterase pada sistem saraf. Perbedaannya ialah pada karbamat penghambatan enzim bersifat bolak-balik reversible yaitu penghambatan enzim bisa dipulihkan lagi. Karbamat bersifat cepat terurai.
4. Insektisida Golongan Piretroid
Merupakan piretrum sintetis, yang mempunyai sifat stabil bila terkena sinar matahari dan relatif murah serta efektif untuk mengendalikan sebagain besar serangga hama. Piretroid mempunyai efek sebagai racun kontak yang kuat, serta mempengaruhi sistem saraf serangga pada peripheral (sekeliling) dan sentral (pusat). Peretroid awalnya menstimulasi sel saraf untuk berproduksi secara berlebih dan akhirnya menyebabkan paralisis dan kematian.
Tabel Cara Kerja Insektisida dan Akarisida
No | Golongan | Nama bahan aktif | Kode cara kerja | Cara kerja |
---|---|---|---|---|
1 | Karbamat | Alankarb-Aldikarb-Bendiokarb-Benfurakarb-Butokarboksim-Butoksikarboksim-Karbaril-Karbofuran-Karbosulfan-Etiofenkarb-Fenobukarb-Formetanat-Furatiokarb-Isoprokarb-Metiokarb-Metomil-Metolkarb-Oksamil-Pirimikarb-Propoksur-Tiodikarb-Tiofanoks-Triazamat-Trimetakarb-XMC-Silikarb | 1 A | Menghambat AChE (acetylcholinesterase)-menyebabkan hyperexcitation. AChE adalah enzim yang mengakhiri aksi rangsang neurotransmiter asetilkolin pada sinapsis saraf. |
Organofosfat | Asefat-Azametifos-Azinfos-etil-Azinfosmetil-Kadusafos-Koretoksifos-Klorfenvinfos-Klormefos-Klorpirifos-Klorpirifosmetil-Koumafos-Sianofos-Demeton S metil-Diazinon-Diklorfos/DDVP-Dikrotofos-Dimetoat-Dimetilvinfos-Disulfoton-EPN-Etion-Etoprofos-Famfur-Fenamifos-Fenitrotion-Fention-Fostiazat-Heptenofos-Imisiafos-Isofenfos-Isoprofil O- (metoksiaminotio-fosforil) salisilat-Isoksation-Malation-Mekarbam-Metamidofos-Metidation-Mevinfos-Monokrotofos-Naled-Ometoat-Oksidemeton metil-Paration-Paration metil-Fentoat-Forat-Fosalon-Fosmet-Fosfamidon-Foksim-Pirimifos metil-Profenofos-Propetamfos-Protiofos-Firaklofos-Firidafention-Kuinalfos-Sulfotep-Tebupirimfos-Temefos-Terbufos-Tetraklorvinfos-Tiometon-Triazofos-Triklorfon-Vamidotion | 1 B | ||
2 | Siklodin organoklorin | Klordan-Endosulfan | 2 A | Memblokir saluran klorida aktivasi GABA menyebabkan hyperexcitation dan kejang-kejang. GABA adalah neurotransmiter inhibisi utama pada serangga. |
Fenilfirazol | Etiprol-Fipronil | 2 B | ||
3 | Piretroid dan Piretrin | Acrinatrin-(Alletrin-d-cis-trans Alletrin)-(d-trans Alletrin)-Bifentrin-Bioalletrin-Bioalletrin Siklopentenil isomer-Bioresmetrin-Sikloprotrin-Siflutrin-(beta-Siflutrin)-Sihalotrin-lambda Sihalotrin-(gamma-Sihalotrin)-Sipermetrin-(alfa-Sipermetrin)-(beta-Sipermetrin)-tetasipermetrin-(zeta-Sipermetrin)Sifenotrin-(1R)-trans- isomers-Deltametrin-Empentrin (EZ)- (1R)- isomers-Esfenvalerat-Etofenprox-Fenpropatrin-Fenvalerat-Flusitrinat-Flumetrin-(tau- Fluvalinat)-Halfenprox-Imiprotrin-Kadetrin-Permetrin-Fenotrin [(1R)-trans- isomer]-Pralletrin-Firetrins (piretrum)-Resmetrin-Silafluofen-Teflutrin-Tetrametrin-Tetrametrin [(1R)-isomers]-Tralometrin-Transflutrin | 3 A | Menyebabkan saluran natrium selalu terbuka sehingga pada beberapa kasus menyebabkan reaksi berlebihan oleh saraf. Saluran natrium terlibat dalam penyebaran info potensial di sepanjang akson saraf. |
DDT dan Metoksiklor | DDT-Metokdiklor | 3 B | ||
4 | Neonikotinoid | Asetamiprid-Klotianidin-Dinotefuran-Imidakloprid-Nitenpiram-Tiakloprid-Tiametoxam | 4 A | Meniru tindakan agonis asetilkolin di nAChRs menyebabkan hyperexcitation. Asetilkolin adalah neurotransmitter utama dalam sistem saraf serangga pusat. |
Nikotin | Nikotin | 4 B | ||
5 | Spinosin | Spinetoram-Spinosad | 5 | Allosterically mengaktifkan nAChRs menyebabkan hyperexcitation dari sistem saraf. |
6 | Avermektin dan Milbemisin | Abamektin-Emamektin benzoat-Lepimektin-Milbemektin | 6 | Allosterically mengaktifkan saluran utama klorida glutamat (GluCls) menyebabkan kelumpuhan. Glutamat adalah inhibitory neurotransmiter penting dalam serangga. |
7 | ZPT | Hidropren-Kinopren-Metopren | 7 A | Diterapkan di pra-metamorfik instar. Senyawa ini mengganggu dan mencegah metamorfosis. |
Fenoksikarb | Fenoksikarb | 7 B | ||
Piriproksipen | Piriproksipen | 7 C | ||
8 | Akil halida | Metil bromida and other alkil halid | 8 A | Menghambat pembentukan sel. hanya mekanismenya belum diketahui. |
Kloropikrin | Kloropicrin | 8 B | ||
Sulfuril fluorid | Sulfuril fluroid | 8 C | ||
Boraks | Borax | 8 D | ||
Tartar emetrik | Tartar emetrik | 8 E | ||
9 | Pimetrozin | Pimetrozin | 9 B | Menyebabkan penghambatan makan selektif pada kutu putih dan kutu daun |
Flonikamid | Flonikamid | 9 C | ||
10 | Klofentezin – Heksitiazok – Diflovidazin | Klofentezin – Heksytiazoks – Diflovidazin | 10 A | Menghambat pertumbuhan tungau |
Etoksazol | Etoksazol | 10 B | ||
11 | Bacillus thuringiensis atau Bacillus sphaericus | Bacillus thuringiensis subsp. israelensis-Bacillus sphaericus-Bacillus thuringiensis subsp. aizawai-Bacillus thuringiensis subsp. kurstaki-Bacillus thuringiensis subsp. tenebrionis. Bt crop proteins: Cry1Ab; Cry1Ac; Cry1Fa; Cry2Ab; mCry3A; Cry3Ab; Cry3Bb; Cry34/35Ab1 | - | Racun protein yang mengikat pada reseptor pada membran saluran pencernaan tengah dan mendorong pembentukan pori-pori mengakibatkan ketidakseimbangan ion dan septicaemia |
12 | Diafentiuron | Diafentiuron | 12 A | Menghambat enzim yang mensintesis ATP pada mitokondria |
Organotin mitisid | Azosiklotin-Siheksatin-Fenbutatin oksid | 12 B | ||
Propargit | Propargit | 12 C | ||
Tetradifon | Tetradifon | 12 D | ||
13 | Klorfenapir – DNOC – Sulfuramid | Klorfenapir-DNOC-Sulfuramid | 13 | Gangguan pada gradien proton; sirkuit gradien proton (disebut : protonofores) yang pendek pada mitokondria sehingga ATP tidak dapat disintesis. |
14 | Nereistoksin analog | Bensultap-Kartap hidroklorid-Tiosiklam-(Tiosultap-sodium) | 14 | Memblokir saluran ion nAChR sehingga blok sistem saraf dan kelumpuhan. Asetilkolin adalah excitatory neurotransmitter (penghubung) utama dalam sistem saraf serangga pusat. |
15 | Benzoilurea | Bistrifluron-Klorfluazuron-Diflubenzuron-Flusikloksuron-Flufenoksuron-Heksaflumuron-Lufenuron-Novaluron-Noviflumuron-Teflubenzuron-Triflumuron | 15 | Menghambat biosintesis kitin |
16 | Buprofezin | Buprofezin | 16 | Menghambat biosintesis kitin pada beberapa serangga khususnya kutuputih |
17 | Siromazin | Siromazin | 17 | Merontokkan kutikula saat proses pergantian kulit serangga |
18 | Diasilhidrazin | Kromafenozid-Halofenozid-Metoksifenozid-Tebufenozid | 18 | Meniru hormon ganti kulit (ekdison) menginduksi kutikula serangga dewasa agar rontok sebelum waktunya |
19 | Amitraz | Amitraz | 19 | Mengaktifkan reseptor oktopamin mengarah ke hyperexcitation (rekasi saraf berlebihan). Oktopamin adalah hormon pada serangga yang menyerupai adrenalin seperti neurohormon untuk pertahanan diri atau untuk terbang. |
20 | Hidrametilnon | Hidrametilnon | 20 A | Menghambat transpor elektron pada mitokondria sehingga mencegah pemanfaatan energi oleh sel. |
Asequinosil | Asequinosil | 20 B | ||
Fluacripirim | Fluacripirim | 20 C | ||
21 | METI akarisida dan insektisida | Fenazakuin-Fenpiroksimat-Pirimidifen-Piridaben-Tebufenpirad-Tolfenpirad | 21 A | Menghambat transpor elektron pada mitokondria sehingga mencegah pemanfaatan energi oleh sel. |
Rotenon | Rotenon (Derris) | 21 B | ||
22 | Indoksakarb | Indoksakarb | 22 A | Memblokir saluran natrium menyebabkan pemadaman sistem saraf dan kelumpuhan. Saluran natrium yang terlibat dalam penyebaran potensial aksi di sepanjang akson saraf. |
Metaflumizon | Metaflumizon | 22 B | ||
23 | Asam Tetronik dan Asam Tetramik | Spirodiklofen-Spiromesifen-Spirotetramat | 23 | Menghambat kerja asetil koenzim A karboksilase untuk mensintesis lipid yang merupakan langkah pertama dalam biosintesis lipid sehingga menyebabkan kematian serangga. |
24 | Fosfin | Aluminium fosfid-Kalsium fosfid-Fosfine-Zinc fosfid | 24 A | Menghambat transpor elektron pada mitokondria sehingga mencegah pemanfaatan energi oleh sel. |
Sianida | Sianida | 24 B | - | |
25 | Turunan Beta-Ketonitril | Sienopirafen-Siflumetofen | 25 | Menghambat transpor elektron pada mitokondria sehingga mencegah pemanfaatan energi oleh sel. |
28 | Diamida | Chlorantraniliprole-Cyantraniliprole-Flubendiamide | 28 | Aktifnya otot reseptor rianodin menyebabkan kontraksi dan kelumpuhan. Reseptor rianodin berperan melepaskan kalsium ke dalam sitoplasma dari sel intraseluler. |
Contoh Pergiliran Pestisida yang Baik dan Benar
Insecticide Resistance Action Committee (IRAC) dan Fungicide Resistance Action Committe (FRAC) mengharuskan agar rotasi pestisida dilakukan berdasarkan cara kerja yang berbeda, karena bahan aktif yang berbeda dapat mempunyai cara kerja yang sama. Pemberian kode cara kerja pestisida bertujuan untuk memudahkan petani dalam melakukan pergiliran pestisida.
Kode cara kerja pestisida berupa angka dan huruf, golongan pestisida dengan kode angka yang sama menunjukkan cara kerja yang sama. Sebagai contoh, kode cara kerja pestisida golongan karbamat adalah 1A dan golongan organofosfat 1B. Artinya kedua golongan pestisida tersebut mempunyai cara kerja yang sama. Jika telah menggunakan insektisida dari golongan karbamat tidak dianjurkan menggunakan insektisida dari golongan organofosfat.
Cara melakukan rotasi (pergiliran) pestisida yang baik dan benar adalah dengan mengaplikasikan 2 atau 3 jenis pestisida dari golongan yang memiliki cara kerja yang berbeda. Misalnya menggunakan insektisida dari golongan karbamat, neonikotinoid kemudian dari golongan piretrin.
Demikian tentang “Golongan Pestisida, Kode dan Cara Kerja Pestisida“. Semoga bermanfaat….
Salam mitalom !!!