Membuat BIO PESTISIDA Asap Cair dari Tempurung Kelapa, Sekam Padi dan Limbah Kayu

Bio Pestisida ASAP CAIR Untuk Mengendalikan Hama Ulat dan Wereng

Pembuatan asap cair (Foto : kartono.net)

Info Praktis – Ulat merupakan tahap larva dari serangga kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera) dalam proses metamorfosis. Dalam tahap ini larva (ulat) menjadi musuh bagi petani karena aktifitas hidupnya yang banyak dihabiskan untuk merusak tanaman. Hama ulat, begitu kita menyebutnya  adalah hama yang sering kita temukan pada tanaman dan merupakan hama yang jenisnya paling banyak diantara hama lainnya. Dalam dunia pertanian kita mengenal banyak sekali jenis hama ulat, misalnya ulat daun kubis, ulat buah, ulat penggerek polong pada tanaman kacang-kacangan, ulat bunga pada tanaman kacang panjang, ulat tanah, ulat batang padi, ulat grayak dan lain sebagainya. Karena keberadaanya dapat merusak tanaman, hama ulat sering dimusnahkan dengan berbagai cara dan yang paling umum adalah dengan penyemprotan pestisida kimia. Tidak bisa dipungkiri bahwa selama ini pestisida kimia dianggap sebagai solusi utama dalam mengendalikan hama ulat. Namun perlu kita sadari bahwa penggunaan pestisida kimia secara terus menerus dalam jangka waktu yang panjang dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, baik bagi kita sendiri maupun lingkungan. Dampak buruk penggunaan pestisida kimia antara lain dapat menimbulkan resistensi (kekebalan hama terhadap pestisida) dan resurgensi (peningkatan populasi hama) dan meningkatnya biaya produksi. Mengingat pestisida kimia berdampak negatif dan sangat merugikan, perlu kita tingkatkan kesadaran unrtuk mengendalikan hama yang lebih ramah lingkungan dengan memanfaatkan bahan organik atau bahan alami sebagai bio pestisida. Salah satu “Bio Pestisida” yang diketahui efektif untuk mengendalikan hama ulat adalah “Asap Cair“.

Apa Itu ASAP CAIR?

Apa yang dimaksud dengan Asap Cair? Asap Cair (wood vinegar, liquid smoke) adalah cairan yang dihasilkan dari sebuah proses pengembunan (kondensasi) dari uap pembakaran secara langsung maupun tidak langsung dari bahan-bahan yang banyak mengandung lignin, selulosa, hemiselulosa serta senyawa karbon lainnya. Bahan baku yang banyak digunakan antara lain berbagai macam jenis kayu, bongkol kelapa sawit, tempurung kelapa, sekam, ampas atau serbuk gergaji kayu dan lain sebagainya. Dalam dunia pertanian, bahan baku yang digunakan dalam pembuatan asap cair sebagai bio pestisida pengendali hama ulat adalah tempurung kelapa, sekam padi dan limbah kayu.

Kandungan Senyawa Kimia Asap Cair Sekam Padi, Tempurung Kelapa dan Limbah Kayu

Asap cair yang dihasilkan dari kondensasi dari uap pembakaran tempurung kelapa, sekam padi dan limbah kayu diketahui mengandung beberapa senyawa kimia, antara lain sebagai berikut :

>    Kandungan asap cair sekam padi : fenol, asam, karbonil, benze(a)pyrene
>    Kandungan asap cair tempurung kelapa dan limbah kayu : fenol, asam, karbonil

14 Tahap Cara Membuat Bio Pestisida Asap Cair dari Tempurung Kelapa, Sekam Padi dan limbah Kayu

1.    Alat dan Bahan Pembuatan Bio Pestisida ASAP CAIR

>    Tempurung kelapa, sekam padi dan limbah kayu
>    2 buah drum bekas
>    Tungku pembakaran
>    Pipa besi
>    Wadah untuk menampung asap cair
>    Air bersih

2.    Tahapan Cara Membuat Bio Pestisida ASAP CAIR untuk Mengendalikan Hama Ulat

Skema Alat Pembuat Asap Cair

a).    Sekam padi, limbah kayu dan tempurung kelapa dibersihkan terlebih dahulu

b).    Kemudian semua bahan dikeringkan / diangin-anginkan

c).    Sebagian limbah kayu dan tempurung kelapa kemudian dicincang/dihancurkan terlebih dahulu agar ukurannya kecil

d).    Tutup drum dimodifikasi sedemikan rupa (lihat skema) dan dipasangi pipa

e).    Usahakan tutup drum dibuat rapat supaya asap keluar hanya melalui pipa

f).    Drum yang lainnya diisi air dingin hingga penuh (Sebagai kondensor/pendingin)

g).    Pipa dihubungkan (dicelupkan) kedalam drum pendingin (kondensor)

h).    Sekam padi, tempurung kelapa dan limbah kayu dimasukkan kedalam drum pengarangan/pemanasan dan ditutup rapat

i).    Sebagian tempurung kelapa (tidak perlu dihancurkan) dimasukkan dalam tungku pembakaran kemudian dinyalakan

j).    Proses pemanasan (pirolisa) berlangsung cukup lama dan akan mengeluarkan asap melalui pipa yang terendam di drum kondensor

k).    Asap yang terkondensasi didalam drum berisi air akan mengembun dan mengeluarkan cairan hasil kondensasi (pendinginan), cairan yang keluar merupakan campuran heterogen antara asap cair dan tar ditampung pada wadah yang sudah disediakan

l).    Proses pemanasan (pirolisa) berakhir jika asap cair tidak menetes lagi dalam wadah

 

Dosis dan Cara Aplikasi Bio Pestisida Asap Cair untuk Mengendalikan Hama Ulat dan Wereng

 

Gambar asap cair ; (a). sebelum diendapkan, dan (b) sesudah diendapkan

a).    Sebelum digunakan asap cair yang dihasilkan kemudian diendapkan terlebih dahulu selama 7 – 10 hari supaya tar dan senyawa tidak larut lainnya mengendap

b).    Saring asap cair tersebut dan siap digunakan untuk menyemprot tanaman

c).    Dosis penggunaan bio pestisida asap cair adalah 75 – 100 ml per liter air dengan volume semprot 400 – 500 liter per hektar

d).    Interval penyemprotan dilakukan setiap 2 – 3 hari sekali atau disesuaikan dengan tingkat serangan hama ulat

e).    Lakukan penyemprotan pada pagi atau sore hari

Bio Pestisida atau Pestisida Organik Asap Cair ini bukan sebagai pembunuh hama ulat, tetapi sebagai penolak (repellent). Hama ulat diketahui tidak akan memakan tanaman yang telah disemprot dengan asap cair. Bio Pestisida asap cair ini juga efektif mengendalikan hama wereng pada tanaman padi. Dikutip dari kartono.net asap cair tempurung kelapa telah diuji coba untuk mengendalikan hama wereng di wilayah UPT Dinas Pertanian dan Kehutanan Kecamatan Kalitengah. Hama enggan memakan tanaman karena adanya zat anti-feedant yang terkandung pada asap cair tempurung kelapa.

Demikian “Cara Mudah Membuat Bio Pestisida ASAP CAIR untuk Mengendalikan Hama Ulatdan Wereng“. Semoga bermanfaat…

Salam mitalom !!!