Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un, “Pakar Durian” Terbaik Indonesia Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Speedboat di Tarakan
Kabar Berita – Innalillahi wa innailaihi raji’un….Selasa 25 Juli 2017 Indonesia kembali kehilangan salah satu putra terbaiknya, Dr. Lutfi Bansir, SP. MP meninggal dunia dalam kecelakaan speedboat yang terbakar di perairan Tarakan, Kalimantan Utara. Ibunda almarhum, Hj Nuraini turut menjadi korban dalam kecelakaan tersebut.
Dr. Lutfi Bansir, SP. MP adalah seorang “Pakar Durian” terbaik Indonesia, pemulia buah-buahan, selama hidupnya almarhum telah menghasilkan 14 jenis semangka non biji (semangka tanpa biji), 170 jenis nangka, 30 jenis jambu dan 40 jenis durian. Almarhum sehari-hari menjabat Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura di Dinas Pertanian Kabupaten Bulungan, dan juga seorang dosen di Universitas Kaltara di Tanjung Selor.
Sebagai seorang “Pakar Durian Indonesia“, almarhum juga sering diundang ke luar negeri untuk menghadiri diskusi dan seminar. Kebanyakan, hasil karya Luthfi memang lebih dikenal di luar negeri.
Seorang rekannya, Didi Adriansyah menuturkan, sebutan “Bapak Durian” mulai tersemat sejak Luthfi yang memang pakar pemuliaan tanaman tersebut berhasil menemukan jenis durian baru. Bahkan atas prestasi tersebut, sebuah penghargaan berskala nasional juga berhasil diraih, tepatnya di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Dilansir dari kaltara.prockal.co, Speedboat reguler yang mengangkut 13 es balok, terbakar di perairan Tarakan, Selasa (25/7). Saat insiden terjadi, dua orang anak buah kapal (ABK) dan satu motoris hampir saja ikut terpanggang. Beruntung, ketiganya berhasil lompat ke laut untuk menyelamatkan diri. Kepala Basarnas Balikpapan (Kaltimra) Mujiono, melalui Kepala SIE Operasi, Octavianto menjelaskan, kejadiannya pukul 17.45 Wita.
Speedboat bernama Bumi Jati bercorak biru dengan bermesin 40 PK double ini, berangkat dari PT Mustika Tarakan dengan motoris yang dinahkodai Budiman (30) warga Jl. Gajah Mada RT 1, Kelurahan Karang Anyar Pantai. “Ketiganya, mengangkut 13 es balok ini mau dibawa ke tambak. Tiba-tiba dalam perjalanan, masih di perairan Tarakan, tepatnya di perikanan, mesin speedboat mengeluarkan percikan api setelah itu langsung meledak,” kata Octavianto.
Salah seorang korban speedboat tenggelam Selasa (25/7) di Perairan Tarakan yakni Dr. Luthfi Bansir, SP. MP.
Nama Dr. Luthfi Bansir di kalangan akademisi memang begitu familiar, sebabnya semasa hidupnya ia begitu dikenal sebagai salah seorang pakar durian terbaik di Indonesia dan juga terkenal sebagai si ‘penghulu’ buah-buahan.
Kabar ini muncul setelah namanya tercatat sebagai salah seorang yang dinyatakan meninggal pasca dirilis langsung dari pihak RSUD Tarakan.
Salah seorang sahabat almarhum, Dr. Luthfi Bansir, Zainuddin membenarkan benar bahwa Luthfi Bansir telah tiada. ” Padahal kami baru janjian di Jakarta tapi karena dia di Kuala Lumpur posisinya jadi tidak jadi ketemu,” ungkap Zainuddin, yang juga pernah bekerja di Dinas Pariwisata Kota Tarakan dan saat ini sebagai Camat Tarakan Tengah.
Dr. Lutfi Bansir adalah seorang yang jenius dan sangat berjasa dalam pemulaiaan buah-buahan asli Indonesia, terutama durian. Almarhum menyandang Doktor Ilmu Pertanian dengan predikat Cumlaude setelah menjalani studi selama tiga tahun sembilan bulan dengan IPK 3,78. Semoga amal ibadah almarhum diterima disisi-Nya….Amiin…
Sumber :
kaltara.prokal.co
kaltim.tribunnews.com