Pemerintah Rencanakan Membuka Kawasan Pangan Seluas 250.000 Ha di Merauke
Pengembangan Kawasan Pangan di Kabupaten Merauke
Kabar Berita – Jakarta, 15 Mei 2015 – Kementerian Pertanian memperkirakan pengembangan kawasan pangan atau food estate di Kabupaten Merauke, Papua mampu memberikan tambahan produksi padi sebanyak 1,5 juta ton per tahun.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian, Haryono di Jakarta, Jumat menyatakan, pada tahun ini pemerintah akan mengembangkan kawasan pangan seluas 250 ribu hektar di Merauke dari target seluas satu juta hektare.
Adanya food estate di Merauke ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada pencapaian swasembada pangan, tambahnya, paling tidak, tiap tahunnya dapat memproduksi 1,5 juta ton gabah kering giling (GKG) yang mulai panen pada tahun depan.
“Hitung saja 250.000 hektare dikali rata-rata produktivitas enam ton per hektare. Itu produksinya tiap tahun. Itu satu kali panen, kalau dua kali panen dikalikan saja dua,” ujarnya.
Menurut Haryono, wilayah Merauke memiliki potensi lahan seluas 1,2 juta hektare yang bisa ditanami tanaman pangan, seperti padi, karena didukung kondisi lahan yang luas dan datar, berbasis lahan pasang surut, dengan pengairan yang bagus.
Dia menambahkan dari total potensi lahan tersebut, pemerintah menargetkan seluas satu juta ha lahan dapat tergarap selama tiga tahun ke depan.
Sementara itu dari satu juta hektare yang akan dimanfaatkan tersebut, seluas 750.000 hektare di antaranya dilakukan BUMN selama tiga tahun dan 250.000 hektare untuk swasta.
“Tahun ini, setidaknya pemerintah dapat menggarap 250.000 ha lahan terlebih dahulu,” katanya.
Terkait dengan itu, Badan Litbang Pertanian akan menyiapkan bibit unggul yang sesuai dengan kondisi tanah di Merauke antara lain Inpara 30, Inpara 12 dan Inpara 35.
Selain itu juga varietas Banyuasin, Indragiri dan Inpara 34 yang sesuai untuk lahan yang kadar asinnya tinggi.
Menurut dia, di wilayah Indonesia paling timur itu terdapat 160 kampung dengan penduduk lokal yang mana 100 kampung diantaranya sudah mengetahui budidaya tanam padi dan bisa menggunakan alat pertanian berbasis teknologi baru.
Oleh karena itu pihaknya optimis akan dapat juga mengembangkan ekonomi masyarakat, di samping mengoptimalkan lahan untuk pangan.
(sumber : antaranews)