Cara Membuat BIOFUNGISIDA Trichoderma pada Media Beras

Membuat Jamur TRICHODERMA

Gambar 1 : Trichoderma F1 (Foto : indonesiabertanam.com)

Info Praktis – Penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur parasit seperti busuk pangkal batang, busuk akar, layu fusarium, dan penyakit jamur akar putih seringkali mengakibatkan kerugian bagi petani. Dan sampai saat ini petani masih bergantung pada fungisida kimia untuk mengendalikan penyakit-penyakit tanaman tersebut. Padahal sepengetahuan saya belum ada bahan kimia yang efektif untuk mengendalikan jamur/fungi patogen penyebab penyakit pada tanaman, terutama layu fusarium. Fungi patogen hidup berasosiasi parasitik dengan tanaman pertanian. Asosiasi parasitik ini menimbulkan kerugian yang besar bagi petani yaitu merusak benih dorman, benih di persemaian, dan tanaman (akar, batang, daun, bunga dan buah). Hal yang biasa dilakukan petani dalam memutuskan asosiasi parasitik antara tumbuhan dan fungi patogen adalah dengan menggunakan fungisida. Fungisida merupakan racun kimia yang diracik untuk membunuh fungi penyebab penyakit tanaman.

Penggunaan fungisida dapat menimbulkan masalah lingkungan, residunya tidak terdegradasi oleh organisme kecuali mikroorganisme tertentu, akibatnya residu fungisida terakumulasi dalam sel/jaringan organisme dengan konsentrasi berbeda-beda antara tingkat tropik yaitu dari tingkat tropik terbawah sampai tingkat tropik teratas terjadi peningkatan konsentrasi residu. Manusia berpeluang menempati tingkat tropik teratas berarti berpeluang pula sel/jaringan tubuhnya mendapat residu konsentrasi tertinggi. Menurut Davies (2000) dampak negatif lainnya dari penggunaan fungisida adalah dapat menghambat hifa dan kolonisasi fungi mikoriza arbuskula (FMA). Sementara perkembangan hifa dan kolonisasi FMA yang baik memberi manfaat bagi tanaman dalam hal peningkatan kemampuan penyerapan tanaman terhadap unsur hara makro P, peningkatan kemampuan tanaman menyerap unsur mikro Cu, Zn, Bo, menghambat infeksi patogen, memperlambat proses penuaan akar serta dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap stres kekeringan.

Nah, untuk menghindari kerugian-kerugian dan dampak negatif penggunaan fungisida kimia tersebut mari kita lestraikan lingkungan dengan memanfaatkan bahan-bahan yang lebih ramah dan aman. Salah satu solusinya adalah dengan memanfaatkan jamur trichoderma, sp. Jamur trichoderma, sp. merupakan salah satu mikroorganisme fungsional yang dikenal sebagai pupuk biologis tanah dan biofungisida. Mikroorganisme ini adalah jamur penghuni tanah yang dapat diisolasi dari perakaran tanaman lapangan. Trichoderma, sp disamping sebagai organisme pengurai, dapat pula berfungsi sebagai agen hayati dan stimulator pertumbuhan tanaman. Trichoderma, sp dapat menghambat pertumbuhan serta penyebaran racun jamur penyebab penyakit bagi tanaman seperti cendawan Rigdiforus lignosus, Fusarium oxysporum, Rizoctonia solani, Fusarium monilifome, sclerotium rolfsii dan cendawan Sclerotium rilfisil.

Penggunaan pupuk biologis dan agen hayati Trichoderma, sp sangat efektif mencegah penyakit busuk pangkal batang, busuk akar yang menyebabkan tanaman layu, dan penyakit jamur akar putih. Penggunaan pupuk biologis dan biofungisida Trichoderma, sp memang tidak memperlihatkan dampak manfaatnya secara langsung seperti pupuk ataupun fungisida kimia. Dengan penggunaan rutin secara berkala pupuk biologis dan biofungisida Trichoderma, sp akan memberikan mafaat yang lebih baik daripada pupuk dan fungisida kimia.

Trichoderma, sp merupakan cendawan (fungi) yang termasuk dalam kelas ascomycetes, dimana Trichoderma, sp banyak ditemukan di dalam tanah hutan maupun tanah pertanian atau pada tunggul kayu. Trichoderma, sp akan tumbuh dengan baik pada suhu 6ºC sampai dengan 41ºC dengan pH optimum 3 sampai dengan 7 dan Sukrosa dan glukosa merupakan karbon utama. Untuk berkembangbiak cendawan ini menggunakan konidia (spora). simpan pada ruangan bersih dan terhindar dari sinar matahari. Trichoderma, sp. akan terlihat tumbuh setelah satu sampai dua minggu. Trichoderma, sp yang telah tumbuh pada media beras dan sekam disebut dengan starter beras yang selanjutnya dapat dibiakkan pada media tanah.
.

Tahapan dan Cara Membuat Biofungisida Trichoderma F1

Gambar 2 : Biang/bibit Trichoderma (F0) (Foto : indonesiabertanam.com)

A.    Bahan-bahan ;

1.    Jamur induk/biang Trichoderma (F0)
2.    Beras
3.    Air murni
4.    Alkohol

B.    Peralatan

1.    Plastik bening /transparan
2.    Kompor
3.    Panci
4.    Sendok makan
5.    Wadah/nampan
6.    Lilin

C.    Cara membuat ;

1.    Beras dimasak 1/3 masak lebih kurang selama 10 menit

2.    Setelah itu kemudian didinginkan pada wadah nampan yang sudah disediakan

3.    Setelah dingin masukkan 3 sendok makan beras kedalam setiap plastik bening yang sudah disiapkan.

4.    Setelah semuanya dimasukkan kedalam plastik kemudian dikukus selama 10 menit supaya steril

5.    Kemudian didinginkan hingga benar-benar dingin

6.    Tangan dan sendok yang akan kita gunakan disterilkan menggunakan alkohol

7.    Nyalakan lilin dan dekatkan sendok tersebut pada api lilin sekilas saja, tujuannya supaya sendok steril dari bakteri-bakteri yang ada diudara

Gambar 3 : Membuat Biofungisida Trichoderma pada Media Beras (foto ; indonesiabertanam.com)

8.    Gunakan sendok yang sudah disterilkan tersebut untuk mengambil biang jamur Trichoderma

9.    Setiap kantong plastik yang berisi beras tadi diisi dengan biang Trichoderma sebanyak 1/3 sendok

10.    Kemudian diaduk atau dikocok supaya beras dan biang Trichoderma tercampur rata

11.    Setelah itu plastik diikat atau dilipat dan distaples supaya rapat

12.    Kemudian letakkan pada nampan dan diamkan selama 2 minggu (14 hari) (Lihat gambar 3)

13.    Proses pembuatan Trichoderma ini berhasil jika media beras tersebut berubah warna menjadi hijau merata (Lihat gambar 1)

14.    Proses ini akan menghasilkan Trichoderma generasi pertama (F1) dan sudah bisa digunakan. Jika perlu Trichoderma F1 ini

masih bisa diturunkan lagi menjadi F2 dan F3.

Demikian “Cara Mudah Membuat BIOFUNGISIDA Trichoderma” Semoga bermanfaat…

Salam mitalom !!!