Mengembangkan Probiotik Kotoran Hewan Untuk Meningkatkan Kesuburan Tanah

By : Diana Rizani Yuwana

Info Praktis – Semua pasti setuju jika saya katakan bahwa kotoran hewan atau pupuk kandang merupakan sumber nutrisi terbaik bagi tanaman. Kotoran hewan merupakan bahan organik yang kaya akan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Kotoran hewan apapun, baik itu kotoran kambing, kotoran ayam, kotoran kelinci atau kotoran sapi memiliki peran yang sangat penting dalam menyuburkan tanah. Penggunaan kotoran hewan mampu memperbaiki sifat tanah, memperbaiki kesuburan tanah dan mengembalikan struktur tanah yang telah rusak oleh kontaminasi pupuk kimia. Dalam prakteknya, kotoran hewan bisa diaplikasikan langsung dan itu sudah cukup baik untuk menyuburkan tanah. Namun jika ingin meningkatkan kualitas dan mengoptimalkan peran pupuk kandang, perlu dilakukan sebuah proses yang biasanya disebut dengan fermentasi. Salah satu caranya adalah dengan mengembangkan probiotik pada kotoran hewan itu sendiri.

Pupuk Kandang

Beberapa sepesies terutama dari kelompok jamur memiliki kemampuan menghidrolisis selulosa melalui aktifitas selulosa itu sendiri. Perolehan mikroba dari kotoran hewan yang mendekomposisikan bahan organik serat kasar dalam saluran pencernaan mampu menghasilkan aktifitas selulosa yang tinggi menjadi sangat penting untuk pengomposan organik. Mikroba yang terdapat didalam tanah rata-rata terdiri dari berbagai macam bakteri. Beberapa dari bakteri-bakteri tersebut ada yang bersifat selulotik. Zat selulosa tersebut merupakan konstituen/pokok setiap dinding sel pada mikroorganisme. Ibarat rumah, selulosa adalah dindingnya, tanpa dinding rasanya sulit terbentuk sebuah bangunan. Bener nggak ? Kita semua pastinya tahu, bahwa kotoran hewan atau pupuk kandang berperan sebagai penggembur tanah, sebagai sumber nutrisi bagi tanaman. Nah, kalau saya gambarkan peran mikroba selulotik yang utama adalah melakukan perubahan kimiawi pada subtansi-subtansi dalam tanah, apalagi perubahan persenyawaan organik yang mendukung dan menyediakan karbon, fosfor, dan nitrogen menjadi anorganik, ini disebut dengan “mineralisasi”. Karbon berperan dalam proses fotosintesis dan reaksi-reaksi laninya pada tanaman. Walau sejatinya banyak peran dan aktifitas mikroba, misalnya pada pH, suhu dan lain sebagainya.

Berikut ini langkah-langkah dalam mengembangkan probiotik kotoran hewan :

1. Alat Dan Bahan :

a. Toples atau wadah berpenutup lainnya
b. Air leri (air cucian beras) 500 ml
c. Yakult 2 botol kecil
d. Kertas HVS
e. Kotoran Hewan secukupnya (kotoran hewan apa saja yang baru diambil dari kandang)
f. Kantong palstik

2. Cara Membuat

a. Kotoran hewan dibungkus menggunakan kertas, masukkan kedalam kantong plastik dan diikat kencang. Lubangi plastik tersebut dan kempiskan.
b. Masukkan kedalam toples, masukkan air leri dan yakult kedalam toples. Usahakan agar plastik yang berisi kotoran hewan tidak mengapung, bisa ditindih dengan batu atau pemberat lainnya.
c. Tutup rapat toples dan simpan selama 2 minggu ditempat yang tidak terpapar sinar matahari langsung (teduh).
d. Buka tutup toples setiap 4 hari sekali, tekan sedikit plastik yang berisi kotoran hewan tersebut (jangan diaduk) kemudian tutup kembali.
e. Setelah 2 minggu, kotoran hewan tersebut bisa digunakan. Untuk skala besar, lebih lama lebih baik.

3. Cara Menggunakan :

1. Kotoran hewan bisa digunakan sebagai pupuk dasar, caranya dengan menaburkan merata pada bedengan atau pada lubang tanam.
2. Cairannya bisa digunakan sebagai pupuk pelengkap cair. Bisa dikocor atau disemprotkan ketanaman, dosisnya 10 ml / liter air.

Dalam proses ini melibatkan beberapa mikroorganisme, antara lain bacterides succinogenes, ruminicoccus flavefaciens, cellobacterium cellulosolvent, escherichia coli, protozoa, aspergillus niger, lactobacillus casei, dan kelompok bakteri lignolitik. Demikian tentang cara mengembangkan probiotik kotoran hewan, semoga bermanfaat…..
(Diana Rizani Yuwana)

Salam mitalom !!!