Cara Sederhana Menanam CABAI RAWIT HIDROPONIK Tanpa Menggunakan TDS dan pH Meter
Menanam Cabai Rawit Hidroponik Sistem Wick
Hidroponik – Ya, hidroponik yang dikenal juga dengan “Soilles Culture” atau metode budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah merupakan teknologi budidaya yang menekankan pemenuhan kebutuhan air dan nutrisi. Salah satu kelebihan budidaya tanaman secara hidroponik adalah efesien dalam penggunaan air dan nutrisi. Ada beberapa system yang dapat diterapkan dalam berhidroponik, mulai dari sistem yang canggih dan mahal hingga sistem yang sangat sederhana dan murah. Sistem hidroponik yang paling murah dan sederhana adalah sistem wick atau sistem sumbu. Yakni sistem hidroponik dimana larutan nutrisi diserap melalui sumbu dan mengalir naik menuju media tanam dan akar tanaman. Ok, kita ketahui bahwa pada budidaya tanaman secara hidroponik dikenal dengan istilah PPM atau EC, yaitu satuan untuk mengukur kepekatan larutan nutrisi hidroponik. Nilai PPM dan EC dapat diketahui dengan mengukur larutan nutrisi menggunakan sebuah alat yang disebut TDS Meter dan EC Meter. Dan satu lagi adalah pH Meter, yaitu alat yang digunakan untuk mengukur pH larutan nutrisi hidroponik. Kedua alat tersebut wajib dimiliki jika kita ingin menanam secara hidroponik. Tanpa alat ukur tersebut kita masih bisa menanam cabai hidroponik, kuncinya adalah mau mencoba dan tidak takut gagal. Banyak yang mengatakan hidroponik itu rumit dan mahal, padahal pada kenyataannya kita bisa menanam secara hidroponik dengan cara yang sangat sederhana. Bertanam hidroponik tidak selalu harus menggunakan peralatan maupun perlengkapan yang semestinya, karena hidroponik bisa dilakukan hanya dengan memanfaatkan barang bekas yang ada serta diperlukan sedikit kreatifitas.
Bagaimana jika kita tidak punya TDS Meter ataupun pH Meter? Apakah ada cara lain untuk menentukan atau mengukur PPM, EC atau pH larutan nutrisi? Ok, pada kesempatan ini saya ingin berbagi tips cara menanam cabai hidroponik tanpa TDS Meter. Dengan kata lain cara membuat larutan nutrisi hidroponik tanpa mengetahui nilai PPM, pH ataupun EC larutan tersebut. Disini acuan saya adalah PPM, bukan EC. Sebab pada kemasan nutrisi AB Mix yang saya gunakan tercantum keterangan kepekatan menggunakan satuan PPM. Pada kemasan tersebut tertulis keterangan “untuk 1000 liter larutan siap pakai – 800 ppm” artinya jika 5 ml pekatan A + 5 ml pekatan B dilarutkan dengan 1 liter air bersih akan menghasilkan larutan siap pakai dengan nilai ppm 800. Jadi setiap 1 ml pekatan A + 1 ml pekatan B + 1 liter air menghasilkan larutan dengan nilai ppm 160. Perhatikan tabel berikut !!
Dosis | Nilai PPM | |
---|---|---|
1 ml pekatan A + 1 ml pekatan B | = | 160 |
2 ml pekatan A + 2 ml pekatan B | = | 320 |
3 ml pekatan A + 3 ml pekatan B | = | 480 |
4 ml pekatan A + 4 ml pekatan B | = | 640 |
5 ml pekatan A + 5 ml pekatan B | = | 800 |
Dan seterusnya |
Keterangan :
Tabel diatas hanya sebagai contoh dan bukan acuan baku, perhatikan baik-baik keterangan pada nutrisi AB Mix yang anda gunakan. Sebab setiap merk nutrisi AB Mix memiliki nilai ppm yang berbeda, meskipun sama-sama untuk 1000 liter larutan siap pakai. Ada yang 800 ppm, 1000 ppm atau 1600 ppm. Acuannya adalah keterangan yang tertulis pada kemasan nutrisi yang anda gunakan.
Contoh :
> Jika ingin membuat 5 liter larutan nutrisi siap pakai dengan nilai ppm 400, maka anda harus melarutkan 2,5 ml pekatan A + 2,5 ml pekatan B + 5 liter air
> Jika ingin membuat 10 liter larutan nutrisi siap pakai dengan nilai ppm 2000, maka anda harus melarutkan 12,5 ml pekatan A + 12,5 ml pekatan B + 10 liter air
Jika belum paham silahkan tulis pertanyaan di kolom komentar dibawah.
Ok, seperti yang sudah saya jelaskan diatas bahwa pada kesempatan ini saya ingin berbagi pengalaman tentang tips dan cara menanam cabai rawit hidroponik tanpa mengukur nilai ppm larutan nutrisi menggunakan TDS Meter. Sebenarnya ini bukan tips ya, tapi lebih tepatnya cerita tentang keisengan saya untuk mencoba menanam cabai hidroponik tanpa TDS Meter dan PH Meter. Bukannya saya tidak punya TDS Meter maupun PH Meter, tapi ini sengaja saya lakukan barangkali keisengan saya ini berguna bagi banyak orang dan bermanfaat buat teman-teman semua. Mari kita simak tahapan atau langkah-langkah cara menanam cabai rawit hidroponik di bawah ini !!
A. Persiapan Benih dan Cara Semai Bibit Cabai Rawit Hidroponik
Langkah pertama adalah menyiapkan benih cabai rawit, benih bisa diperoleh dengan cara membuat benih sendiri jika ada atau membeli benih hibrida. Seperti yang saya tanam ini adalah benih cabai rawit hibrida F1 yang saya beli. Benih kemudian disemai menggunakan polybag kecil dengan media semai arang sekam. Berikut cara menyemai dan cara perawatan bibit cabai rawit hidroponik selama dipersemaian ;
a). Siapkan polybag kecil atau try semai atau cup bekas air mineral, kemudian masukkan arang sekam sambil dipadatkan sedikit supaya akar bibit kokoh dan media semai tidak pecah.
b). Basahi media semai menggunakan air biasa (air tanpa nutrisi) sampai basah seluruhnya, biarkan beberapa menit
c). Masukkan benih cabai rawit kedalam polybag dan ditutup tipis menggunakan arang sekam
d). Tutup media semai menggunakan plastik hitam dan simpan pada tempat yang teduh. 5 – 7 hari kemudian biasanya benih sudah tumbuh, jika sudah tumbuh segera buka penutup dan tetap disimpan pada tempat teduh dan terlindung dari hujan
e). Bila bibit sudah berdaun 3 – 4 siram media semai menggunakan larutan nutrisi hidroponik dosis rendah. 2 ml A + 2 ml B untuk 1 liter air. Usahakan media semai tidak sampai kering.
f). 10 hari setelah semai sedikit demi sedikit perkenalkan bibit dengan sinar matahari. Bibit bisa dipindah tanam pada usia 30 – 35 hari setelah semai.
B. Persiapan Alat dan Bahan
Untuk menanam cabai rawit hidroponik sederhana, beberapa bahan dan alat harus anda persiapkan. Bahan-bahan tersebut adalah berbagai perlengkapan yang diperlukan dalam berhidroponik sistem sumbu, yaitu tandon, pot, sumbu, dan lain sebagainya. Bahan-bahan ini dipersiapkan segera setelah benih disemai sambil menunggu bibit siap dipindah tanam. Berikut bahan-bahan yang saya gunakan untuk menanam cabai rawit hidroponik ;
a). Pot, disini saya gunakan cup plastik ukuran 350 ml beserta tutupnya (cup yang biasa digunakan untuk wadah es/jus)
b). Kaleng bekas cat ukuran 5 kg sebagai tandon nutrisi
c). Pipa 1/2 inch secukupnya,
d). Kain flanel sebagai sumbu secukupnya,
e). Media tanam arang sekam, saya gunakan arang sekam karena mudah saya dapatkan dan gratis.
f). Cat warna hitam, untuk mengecat tandon agar cahaya tidak masuk ke dalam tandon supaya nutrisi tidak ditumbuhi lumut nantinya
C. Cara Menanam Bibit Cabai Rawit Hidroponik
Jika semua yang diperlukan sudah dipersiapkan dan bibit sudah cukup umur untuk dipindah tanam, penanaman bisa segera dilakukan. Pilih bibit cabai yang pertumbuhannya normal dan sehat. Berikut cara menanam bibit cabai rawit hidroponik ;
a). Siapkan media tanam, larutan nutrisi dosis rendah (2,5 ml pekatan A + 2,5 ml pekatan B + 1 liter air bersih)
b). Lepaskan polybag semai dengan hati-hati, jangan sampai media semai rusak atau pecah,
c). Masukkan kedalam pot /cup dan masukkan media tanam hingga seluruh cup/pot terisi penuh
d). Kemudian basahi media tanam dengan cara direndam / disiram menggunakan larutan nutrisi sampai basah seluruhnya (Gambar 5)
d). Isi tandon dengan larutan nutrisi secukupnya, 1 tandon saya isi 2 liter larutan nutrisi
e). Letakkan cup/pot pada tutup tandon yang sudah dilubangi sesuai dengan ukuran pot
f). Letakkan tanaman cabai rawit yang baru ditanam tersebut pada tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung sampai kurang lebih 1 minggu (Gambar 6)
g). Masuk minggu ke-2 perkenalkan dengan sinar matahari. Sebaiknya gunakan paranet sebagai naungan supaya larutan nutrisi didalam tandon tidak panas.
D. Fungsi Tutup Cup
Setelah proses penanam selesai, tutup cup saya pasang seperti pada gambar. Lubang pada tutup cup agak dibesarkan sedikit supaya mudah pemasangannya, pemasangan dilakukan dari atas yaitu dengan memasukkan pucuk tanaman cabai ke lubang tutup cup. Lakukan dengan hati-hati agar tanaman tidak rusak. Penutup cup ini berfungsi untuk menahan air hujan agar tidak masuk ke tandon. Kecuali jika anda menggunakan atap plastik UV atau green house maka tutup cup tidak perlu dipasang. (Gambar 7)
D. Dosis Nutrisis dan Cara Pemberian Nutrisi Hidroponik
Berhubung saya tidak menggunakan TDS meter, dosis nutrisi harus diberikan dengan cermat. Dosis saya naikkan sedikit demi sedikit setiap 1 minggu sekali. Berikut ini dosis nutrisi per liter air mulai dari awal tanam hingga panen ;
1. Dosis Nutrisi Awal Tanam Minggu ke-1 (Umur 0 – 7 HST) : 2,5 ml pekatan A + 2,5 ml pekatan B per 1 liter air
2. Dosis Nutrisi Cabai Rawit Hidroponik Minggu ke-2 (Umur 8 – 14 HST) : 3 ml pekatan A + 3 ml pekatan B per 1 liter air
3. Dosis Nutrisi Cabai Rawit Hidroponik Minggu ke-3 (Umur 15 – 21 HST) : 4 ml pekatan A + 4 ml pekatan B per 1 liter air
4. Dosis Nutrisi Cabai Rawit Hidroponik Minggu ke-4 (Umur 22 – 28 HST): 6 ml pekatan A + 6 ml pekatan B per 1 liter air
5. Dosis Nutrisi Cabai Rawit Hidroponik Minggu ke-5 (Umur 29 – 35 HST) : 8 ml pekatan A + 8 ml pekatan B per 1 liter air
6. Dosis Nutrisi Cabai Rawit Hidroponik Minggu ke-6 (Umur 36 – 42 HST) : 9 ml pekatan A + 9 ml pekatan B per 1 liter air
7. Dosis Nutrisi Cabai Rawit Hidroponik Minggu ke-7 (Umur 43 – 49 HST) : 9 ml pekatan A + 9 ml pekatan B per 1 liter air
8. Dosis Nutrisi Cabai Rawit Hidroponik Minggu ke-8 (Umur 50 – 56 HST) : 10 ml pekatan A + 10 ml pekatan B per 1 liter air
9. Dosis Nutrisi Cabai Rawit Hidroponik Minggu ke-9 (Umur 57 HST) dan seterusnya sampai panen : 12 ml pekatan A + 12 ml pekatan B per 1 liter air.
E. Cara Menambah dan Menaikkan Dosis Larutan Nutrisi Hidroponik
Nah, bagaimana cara menambah larutan nutrisi dan cara menaikkan dosis nutrisi hidroponik jika kita tidak menggunakan TDS Meter? Ya, disini kita perlu kecermatan dan harus telaten tentunya. Bagi saya mudah saja meskipun tidak menggunakan alat ukur. Caranya dengan memperhatikan larutan nutrisi yang tersisa setiap 1 minggu sekali, kemudian dikira-kira saja berapa ml atau berapa liter yang tersisa. Pada 7 hari pertama larutan nutrisi belum banyak berkurang, hanya sekitar 150 – 200 ml. Awalnya tandon kan saya isi 2 liter larutan, jadi setelah 1 minggu kira-kira tersisa 1,85 – 1,8 liter. Maka memasuki minggu ke-2 saya tambahkan 0,5 ml pekatan A dan 0,5 ml pekatan B perliter air atau sekitar 1 ml A dan 1 ml B setiap tandon. Begitu seterusnya, yang penting kita harus cermat dan teliti dalam menaikkan dosis nutrisi supaya tanaman tidak kekurangan atau kelebihan dosis.
Pada minggu berikutnya larutan nutrisi didalam tandon semakin cepat berkurang, seiring dengan pertumbuhan tanaman cabai yang semakin besar. Semakin lama umur tanaman dan semakin besar tanaman maka akar tanaman juga semakin banyak sehingga nutrisi yang diserap juga semakin banyak. Lakukan pengecekan secara berkala 2 atau 3 hari sekali, segera tambahkan larutan nutrisi jika isi tandon berkurang. Jangan sampai tandon kering dan tanaman kehabisan nutrisi. Perhatikan larutan nutrisi disiang hari, jika panas tandon ditutup menggunakan kardus atau bahan lain untuk menahan sinar matahari.
F. Air yang Baik Untuk Tanaman Hidroponik
Standardnya air yang layak digunakan untuk tanaman hidroponik adalah air sumur, air sungai atau air hujan atau air yang nilai ppm nya kurang dari 200. Dengan kata lain adalah air bersih yang tidak tercemar bahan lain, terutama bahan kimia. Air PAM masih bisa digunakan, dengan syarat harus diendapkan terlebih dahulu selama 1 atau 2 malam. Disini saya menggunakan air sumur, yang ternyata setelah saya cek menggunakan alat, ppm air sumur tersebut hanya 14 dengan pH 6,16. Air sumur tersebut sangat layak digunakan untuk hidroponik.
G. Pemberian Pupuk Daun
Untuk memenuhi kebutuhan tanaman cabai rawit akan unsur hara mikro, maka tanaman perlu juga disepray pupuk daun setiap 1 minggu sekali atau 10 hari sekali. Penyemprotan pupuk daun sebaiknya dilakukan dari arah bawah daun agar unsur mikro pada pupuk daun tersebut mudah diserap oleh tanaman. Sebagaimana kita ketahui bahwa stomata sebagian besar terdapat dibawah permukaan daun.
H. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit tanaman cabai, baik cabai besar, cabai keriting maupun cabai rawit itu sama. Baik metode konvensional maupun hidroponik juga sama. Perhatikan sesering mungkin kondisi tanaman, segera lakukan penanganan jika pada tanaman cabai terdapat hama atau penyakit. Semprot menggunakan pestisida nabati atau pestisida kimia sesuai dengan jenis hama dan penyakitnya.
I. Panen Cabai Rawit Hidroponik
Cabai rawit hidroponik bisa dipanen sebagai cabai rawit hijau atau merah, tergantung selera dan keperluan. Jika ingin dipanen hijau pada umur 85 hari setelah tanam buah cabai sudah bisa dipanen. Tapi jika ingin dipanen merah maka harus sedikit bersabar, sebab anda harus menunggu lebih lama. Pada umur 110 – 115 hari setelah tanam biasanya buah cabai sudah banyak yang berwarna merah.
Demikian “Cara Sederhana Menanam Cabai Rawit Hidroponik Sistem Sumbu“. Mudahkan? Tak perlu menunggu punya peralatan lengkap untuk memulai berhidroponik. Semoga bermanfaat…..
Salam mitalom !!!