Pengaruh pH Larutan Nutrisi Pada Tanaman Hidroponik

pH Larutan Nutrisi Hidroponik

Mengukur pH larutan nutrisi hidroponik

Hidroponik – Setidaknya ada 6 faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman hidroponik, yaitu kualitas air yang digunakan, cahaya, oksigen, nutrisi, suhu dan pH larutan nutrisi hidroponik. Keenam point tersebut memiliki pengaruh yang besar terhadap keberhasilan budidaya secara hidroponik. Tidak jauh berbeda dengan metode budidaya tanaman secara konvensional (tanam ditanah), keenam faktor tersebut berperan penting pada laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup tanaman hidroponik. Pada postingan kali ini, secara khusus saya akan membahas tentang pH larutan nutrisi hidroponik. Larutan nutrisi yang baik adalah yang memiliki skala pH ideal yang sesuai dengan jenis tanamannya. Jika pH larutan nutrisi sesuai dengan yang diinginkan tanaman hidroponik bisa tumbuh subur dan berproduksi dengan baik hingga usia maksimal. Sebaliknya, jika pH larutan nutrisi tidak sesuai, terlalu asam atau terlalu basa tanaman hidroponik tidak akan tumbuh dengan baik bahkan cepat mati.

Apa itu pH Larutan Nutrisi Hidroponik?

pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk mengukur tingkat keasaman atau kebasaan suatu larutan. Huruf “H” pada singkatan “pH” didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Sedangkan huruf “p” tidak diketahui dengan pasti apa maknanya. Apa itu pH Larutan Nutrisi Hidroponik ? pH larutan nutrisi hidroponik adalah derajat keasamaan atau kebasaan yang dimiliki suatu larutan nutrisi hidroponik. Rata-rata tanaman membutuhkan larutan nutrisi yang ber pH netral, yaitu skala pH dalam rentang 6.0 hingga 6,5. Jika skala pH suatu larutan nutrisi dbawah atau melebihi angka tersebut sudah dapat dipastikan tanaman tidak dapat tumbuh dan berproduksi. Hanya beberapa jenis tanaman yang mampu tumbuh dengan baik pada pH dibawah 6.0 (asam) dan pH diatas 7.0 (basa).

Pengaruh pH Larutan Nutrisi pada Tanaman Hidroponik

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, bahwa laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup tanaman hidroponik dipengaruhi oleh 6 faktor penting, salah satunya adalah pH larutan nutrisi yang digunakan. Derajat pH larutan nutrisi dipengaruhi oleh air, nutrisi dan cahaya. pH larutan nutrisi hidroponik diukur dengan menggunakan sebuah alat yang disebut pH Meter. Pada alat tersebut terdapat skala pH yang terdiri dari 14 angka, mulai dari 0 hingga 14. Pada umumnya pH ideal larutan nutrisi untuk tanaman hidroponik adalah 7.0, pada angka tersebut larutan bersifat netral. Namun sebagian besar tanaman hidroponik masih memiliki toleransi terhadap pH dalam rentang 6,0 hingga 6,5. Larutan nutrisi hidroponik yang menunjukkan skala dibawah angka 7 bersifat asam, sedangkan larutan dengan skala lebih dari 7 hingga angka 14 bersifat basa.

Derajat pH mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup tanaman hidroponik, pada larutan nutrisi hidroponik yang bersifat netral memungkinkan tanaman dapat tumbuh dengan baik dan bertahan hidup dalam jangka waktu yang maksimal. Unsur hara yang terdapat pada larutan nutrisi hidroponik yang memiliki skala ph antara 6,0 – 6,5 dapat diserap dengan baik oleh akar tanaman sehingga tanaman cukup mendapatkan makanan yang dibutuhkan. Sedangkan larutan nutrisi hidroponik yang memiliki skala pH dibawah 6.0 (asam) atau diatas 7.0 (basa) tidak baik bagi pertumbuhan tanaman. Berikut ini penjelasan tentang pengaruh pH terhadap tanaman hidroponik ;

a). pH larutan nutrisi hidroponik dibawah 6.0 (asam)

Larutan nutrisi hidroponik dengan skala pH dibawah 60 bersifat asam, karena jumlah ion H+ yang terdapat pada larutan jumlahnya lebih tinggi daripada ion OH-. Pada kondisi ini unsur hara makro seperti kalsium, magnesium dan fosfor akan terikat secara kimiawi sehingga sulit atau tidak dapat diserap oleh akar tanaman sehingga tanaman mengalami defisiensi unsur hara. Akibatnya tanaman akan tumbuh kerdil dan tidak dapat berproduksi dengan maksimal. Unsur alumunium dan dan mangan yang terdapat pada larutan nutrisi yang bersifat asam akan menjadi racun yang dapat merugikan tanaman.

b). pH larutan nutrisi hidroponik diatas 7.0 (basa)

Berbanding terbalik dengan larutan nutrisi yang bersifat asam, pada larutan nutrisi yang bersifat basa (pH diatas 7.0) jumlah ion OH- lebih tinggi daripada jumlah ion H+. Pada larutan nutrisi hidroponik yang bersifat basa unsur hara mikro seperti tembaga, mangan, seng dan besi akan terikat secara kimiawi sehingga tidak dapat diserap oleh akar tanaman. Akibatnya tanaman mengalami defisiensi unsur hara, pertumbuhannya kerdil dan cepat mati.

c). Larutan nutrisi hidroponik bersifat netral (6.0 – 6.5)

Pada larutan nutrisi yang bersifat netral ion H+ dan ion OH- memiliki jumlah yang seimbang sehingga tidak ada pengikatan unsur hara makro maupun unsur hara mikro. Pada kondisi seperti ini tanaman hidroponik dapat tumbuh dan berproduksi dengan maksimal, usia tanaman juga lebih panjang atau maksimal sesuai dengan jenis tanamannya. Pada larutan nutrisi yang bersifat netral unsur hara makro dan unsur hara mikro dapat diserap oleh akar tanaman secara sempurna, sehingga kebutuhan makanan dapat terpenuhi dengan baik.

Faktor Yang Mempengaruhi Naik Turunnya pH Larutan Nutrisi Hidroponik

Kenapa pH larutan nutrisi hidroponik bisa berubah? Kenapa pH larutan nutrisi bisa naik atau turun dengan sendirinya? Air baku yang baik untuk melarutkan nutrisi hidroponik adalah air yang memiliki pH 7,0 atau netral. Air dengan pH kurang dari 7,0 bersifat asam, dan akan lebih asam ketika nutrisi hidroponik dilarutkan. pH air akan turun setelah nutrisi ab mix dilarutkan, hal ini disebabkan oleh kandungan unsur hara yang terdapat pada nutrisi ab mix, terutama unsur nitrogen. pH larutan nutrisi hidroponik harus dicek sesering mungkin, kalau bisa setiap hari atau setidaknya 2 hari sekali. Perubahan pH larutan nutrisi ab mix berdampak langsung pada laju pertumbuhan tanaman. Berikut ini faktor-faktor yang menyebabkab perubahan pH larutan nutrisi hidroponik :

a. Proses Fotosintesis

Proses fotosintesis pada tanaman terjadi ketika ada cahaya atau sinar matahari. Proses tersebut terjadi pada pagi hari hingga siang hari, pada saat itu tanaman memproduksi dan menyimpan makanan (nutrisi) dalam bentuk gula dan pati. Makanan atau nutrisi dibutuhkan oleh tanaman untuk membentuk sel-sel dinding dan pertumbuhan. Tanaman juga menghasilkan oksigen dengan menyerap air dari akar dan karbon (CO2) dari udara. Dampak dari proses fotosintesis tersebut adalah perubahan (swing) pH kearah alkalis (basa) atau pH naik. Naiknya pH terjadi karena proses fotosintesis ketika ada cahaya, bukan karena suhu/temperatur larutan nutrisi yang naik pada siang hari. pH naik adalah dampak dari proses fotosintesis dimana pada saat tersebut tanaman membutuhkan banyak air, membutuhkan karbon, melepaskan oksigen, memproduksi makanan dan menyimpan energi.

b. Respirasi

Ketika matahari terbenam proses fotosintesis berhenti. Pada keadaan gelap atau tidak ada cahaya tanaman hanya melakukan proses pernafasan atau respirasi. Pada malam hari (tanpa cahaya) tanaman akan mengolah makanan yang berupa gula dan pati yang disimpan pada saat fotosintesis. Makanan tersebut digunakan untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk proses pertumbuhan. Pada proses ini tanaman akan melepaskan CO2 atau carbon. CO2 yang larut dalam air (H2O) akan menghasilkan asam karbonat (H2CO3). Dampak dari proses ini adalah perubahan pH ketingkat yang lebih asam atau pH turun. Artinya pH akan turun ketika tanaman memproses makanan menjadi energi, tanaman membutuhkan oksigen dan ketika tanaman memproduksi air dan carbon dioksida.

c. Bakteri

Faktor lain yang menyebabkan pH berubah drastis adalah bakteri penyebab penyakit. Ketika akar tanaman terinfeksi oleh bakteri, akar tersebut akan mati dan membusuk. Proses pembusukan materi organik (akar) tersebut melepaskan asam kedalam larutan nutrisi. Penanggulangannya adalah dengan cara memotong bagian akar yang terinfeksi dan membusuk, dan pada kasus busuk akar yang lebih parah tanaman harus dimusnahkan.

d. Media tanam

Yang terakhir adalah pengaruh media tanam. Setiap jenis media tanam memiliki nilai pH yang berbeda-beda. Misalnya adalah rockwool, rockwool baru yang belum pernah dipakai memiliki nilai pH yang cukup tinggi atau bersifat basa. Sebelum digunakan rockwool harus dinetralisir atau diturunkan pH nya terlebih dahulu. Caranya adalah dengan merendam rockwool baru menggunakan air selama kurang lebih 24 jam. Air yang digunakan untuk menetralisir rockwool adalah air yang memiliki pH stabil (5,5) air suling misalnya air tetesan AC. Namun hal ini tidak berlaku untuk semua jenis rockwool, rockwool yang memiliki kualitas tinggi memiliki pH yang stabil. Rockwool kualitas tinggi dibuat dari batuan basaltik (diabas) yang memiliki keseimbangan mineral yang lebih baik, tahan terhadap reaksi kimia dan non-reaktif.

Cara Menaikkan dan Menurunkan pH Larutan Nutrisi Hidroponik

pH Up dan pH Down
nutrisi hidroponik,pH nutrisi hidroponik,hidroponik,
Hendaknya pH larutan nutrisi hidroponik di cek setiap hari agar perubahan pH (swing) dapat segera diatasi. pH yang berubah-ubah / naik turun dapat berdampak buruk bagi pertumbuhan tanaman. Jika pH larutan nutrisi hidroponiktidak sesuai dengan standar ideal, nilai pH bisa disesuaikan dengan menaikkan atau menurunkannya dengan menggunakan PH Up dan PH Down. PH Up digunakan untuk menaikakan pH larutan nutrisi yang turun (asam) dan PH Down digunakan untuk menurunkan pH larutan nutrisi yang berubah naik (basa). Caranya dengan menambahkan PH Up atau PH Down kedalam larutan nutrisi sedikit demi sedikit. Tunggu selama 20 atau 30 menit, kemudian ukur larutan nutrisi menggunakan pH meter. Jika setelah dilakukan pengukuran pH belum sesuai dengan yang diinginkan, tambahkan lagi sedikit kemudian ukur lagi. Demikian seterusnya sampai mendapatkan pH yang diinginkan atau pH ideal.

Demikian tentang “Pengaruh PH Larutan Nutrisi Hidroponik” dan “Cara Menaikkan atau Menurunkan PH Larutan Nutrisi Hidroponik“. Semoga bermanfaat….

Salam mitalom !!!