20 Ciri-ciri FLU BURUNG (Avian Influenza) pada Unggas, Cara Penularan dan Pengobatan Flu Burung

Gejala dan Cara Pengendalian Penyakit Flu Burung pada Ayam, Bebek, Burung, Angsa, Kalkun dan Unggas Lainnya

Hama & Penyakit Ternak – Sejak tahun 2003, penyakit ini telah menyebar dari burung-burung di Asia ke Timur Tengah, Eropa dan Afrika. Dalam kasus-kasus tertentu, manusia juga dapat terkena penyakit ini, umumnya karena berhubungan atau kontak langsung dengan unggas-unggas yang terinfeksi. Sampai saat ini, banyak kasus penyakit flu burung pada manusia di seluruh dunia, dan banyak diantaranya meninggal dunia. Di Indonesia kasus flu burung pada manusia pertama kali dilaporkan pada tahun 2005. Sejak saat itu Indonesia sudah mencatat lebih dari 130 kasus flu burung pada manusia dan lebih dari 110 korban meninggal. Kasus ini adalah korban flu burung paling tinggi di dunia. Di Indonesia, anak-anak merupakan salah satu kelompok yang paling beresiko terkena penyakit ini karena sekitar 40 persen dari korban flu burung adalah mereka yang berusia dibawah 18 tahun (unicef.org). Penyakit flu burung (Avian Influenza) atau AI adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A yaitu virus H5N1 yang ditularkan oleh unggas, misalnya ayam, bebek, burung, angsa, kalkun, atau unggas sejenis. Sebenarnya penyakit flu burung merupakan penyakit pada hewan (zoonosis). Akan tetapi, dalam perkembangannya virus penyebab penyakit ini mengalami mutasi yang mengakibatkan virus ini dapat ditularkan kepada manusia. Penyakit flu burung sekarang endemis di populasi ayam dibeberapa daerah di Indonesia. Jutaan unggas mati karena penyakit ini dan juga dimusnahkan sebagai wujud penanganan kasus penularan flu burung.

Cara Penularan Penyakit Flu Burung pada Unggas

Virus flu burung dapat menular melalui udara ataupun kontak melalui makanan, minuman, dan sentuhan. Namun, virus ini akan mati dalam suhu yang tinggi dan dapat bertahan hidup pada suhu yang dingin. Bahan makanan yang didinginkan atau dibekukan pun dapat menyimpan virus.

Kenapa penyakit flu burung sangat berbahaya? Penyakit yang disebabkan oleh virus H2N1 ini dapat membunuh seluruh ternak unggas di areal usaha peternakan dalam waktu singkat. Flu burung dapat menyebar dengan cepat ke areal peternakan lain dan dapat menjangkiti manusia hingga menyebabkan kematian. Penyakit ini dapat muncul dalam 3 bentuk yang berbeda, yaitu ;
–    Tanda-tanda klinis yang umum dan parah (Highly Pathogenic (HPAI))
–    Tanda-tanda klinis pada pernafasan dan ringan (Low Pathogenic (LPAI))
–    Tidak ada tanda-tanda klinis.

13 Gejala Klinis/Ciri-ciri Penyakit Flu Burung pada Unggas

Flu Burung harus dicurigai pada saat terjadi wabah penyakit ternak unggas yang secara terus menerus bertahan walaupun telah dilakukan tindakan pencegahan dan penyembuhan terhadap penyakit lainnya yang mungkin dapat menjadi sumbernya. Kasus serangan flu burung Highly Pathogenic sangat sulit dibedakan dari penyakit lain menyebabkan kematian tinggi secara tiba-tiba. Gejala klinis flu burung sangat mirip dengan penyakit Newcastle/ND/Tetelo yang ganas, wabah penyakit pada itik, keracunan yang akut. Gejala flu burung juga mirip dengan penyakit kolera unggas akut dan penyakit infeksi lainnya yang menyebabkan pembengkakan pada jengger dan pial. Berikut ini beberapa tanda-tanda atau gejala serangan flu burung pada ternak unggas ;

1.    Gejala klinis serangan flu burung pada unggas sangat bervariasi, dan dipengaruhi oleh faktor lain seperti jenis virus yang menginfeksinya, jenis unggas yang terinfeksi, umur unggas, penyakit-penyakit lain yang ada pada saat itu, dan lingkungannya.

2.    Penyakit flu burung muncul secara tiba-tiba pada sekelompok ternak, dan banyak unggas yang mati. Bisa dengan sangat cepat tanpa menunjukkan tanda-tanda atau gejala sakit atau dengan hanya menunjukkan sedikit depresi, tidak nafsu makan, bulu rontok dan suhu badan tinggi.

3.    Unggas lainnya menunjukkan kondisi yang lemah dan jalannya sempoyongan. Unggas yang sakit seringkali duduk atau berdiri dalam keadaan setengah tidur atau mengantuk dengan kepala menyentuh tanah.

4.    Beberapa ternak, khususnya unggas yang masih muda memperlihatkan tanda-tanda sakit pada syaraf.

5.    Gejala serangan pada unggas betina yang mulai bertelur akan menghasilkan telur dengan cangkang yang tipis, dan kemudian segera berhenti bertelur.

6.    Jengger dan pial berwarna merah kehitaman sampai biru dan bengkak, dan dapat juga disertai pendarahan yang kental diujung-ujungnya.

7.    Diare banyak dan seringkali muncul, dan unggas merasa haus luar biasa.

8.    Unggas bernafas dengan cepat dan sulit.

9.    Terjadi pendarahan pada daerah kulit yang tidak ditumbuhi bulu, khususnya tulang kering pada kaki.

10.    Laju kematian bervariasi, dari 50% sampai 100%: sedikitnya setengah dari ternak unggas mati.

11.    Pada ayam kalkun, penyakitnya mirip dengan yang menyerang pada ayam petelur, tetapi berlangsung 2 atau 3 hari lebih lama. Kadang-kadang kelopak mata dan rongga hidung membengkak.

12.    Pada itik dan angsa peliharaan, tanda-tanda depresi, sedikit makan dan diare yang terjadi mirip dengan yang terjadi pada ayam petelur, walaupun seringkali dikaitkan dengan pembengkakan sinus/rongga hidung.

13.    Itik yang terinfeksi Flu Burung dan mengeluarkan kotoran yang mengandung virus bisa tidak menunjukkan tanda-tanda klinis atau luka.

7 Gejala pada Organ Dalam Unggas yang Terinfeksi Flu Burung

1.    Pada unggas yang mati dengan sangat cepat akibat dari penyakit ini, hanya sedikit luka saja dapat terlihat, yaitu dehidrasi, penyumbatan organ-organ dalam dan otot.

2.    Pada unggas yang tidak mati secara cepat terjadi pendarahan pada seluruh tubuh, khususnya di pangkal tenggorokan, trakea dan disekitar hati, dll.

3.    Keluarnya cairan di bawah kulit yang sangat banyak, khususnya disekitar kepala dan lutut kaki

4.    Karkas bisa mengalami dehidrasi.

5.    Bintil-bintil berwarna kuning atau abu-abu dapat muncul di limpa, hati, ginjal dan paru-paru.

6.    Kantong udara dapat berisi cairan kental.

7.    Limpa membengkak / membesar, berwarna gelap dan mengalami pendarahan.

6 Tindakan Pencegahan Penularan Penyakit Flu Burung pada Unggas

Upaya pencegahan penularan dilakukan dengan cara menghindari bahan yang mungkin sebagai sumber kontaminasi misalnya tinja dan secret unggas, yaitu :

1.    Pemusnahan unggas/burung yang terinfeksi flu burung dalam radius tiga kilometer.
2.    Vaksinasi pada unggas yang sehat
3.    Meningkatkan biosekuriti (tindakan pengawasan dan pengamanan yang ketat terhadap unggas yang terinfeksi flu burung)
4.    Peningkatan kesadaran masyarakat
5.    Pengawasan kasus flu burung
6.    Pengendalian lalu lintas keluar masuk ternak unggas dan produk unggas.

Hingga saat ini belum ada pengobatan yang spesifik untuk penyakit flu burung, semua pengobatan hanya menunjang secara alam untuk melegakan alat pernapasan. Pengobatan dengan antibiotik hanya untuk mencegah efek ikutan pada infeksi bakteri dan mycoplasma. Vaksinasi hanyalah salah satu metode sebagai upaya untuk pencegahan dan pengendalian tanpa mengabaikan metode atau prinsip pengendalian lainnya.

Demikian tentang “Penyakit Flu Burung pada Unggas dan Cara Pengendaliannya“. Semoga bermanfaat…

Salam mitalom !!!