9 Gejala dan Mencegah AYAM KERDIL (Sindrom Kekerdilan) pada Ternak Ayam Pedaging

Penyebab dan Gejala PENYAKIT KERDIL Pada Ayam (Broiler) Pedaging

Gejala sindrome kekerdilan (Penyakit Kerdil) pada ayam pedaging

Hama dan Penyakit – Penyakit kerdil ayam adalah gejala gangguan pertumbuhan pada ternak ayam dimana ayam mengalami kekerdilan dengan bentuk fisik yang tidak sempurna. Kekerdilan pada ternak ayam, terutama ayam broiler (ayam pedaging) merupakan salah satu kendala utama dalam usaha budidaya ternak unggas. Gangguan pertumbuhan pada ternak ayam (kekerdilan) ini memiliki banyak nama dan sebutan, yaitu Infectious Stanting Syndrome (ISS), Helicopter Disease, Pale Bird Syndrome dan Malabsorbtion Syndrome. Semua breed dan strain ayam rentan penyakit kerdil (penyakit ISS). Namun ayam broiler lebih jelas terlihat; ayam jantan muda lebih peka dibanding grower; manajemen seperti terlalu padat, stres kedinginan dan angin pada pemeliharaan minggu pertama, kurang atau tidak dilakukan desinfeksi kandang sebelum doc dimasukkan. Juga memudahkan ayam terinfeksi; doc berasal dari bibit ayam muda dan lebih mudah terinfeksi.

Penyebab PENYAKIT KERDIL pada Ayam Pedaging / Ayam Broiler

Banyak sekali faktor yang menyebabkan pertumbuhan ayam terganggu dan mengalami kekerdilan (kerdil, pertumbuhan sangat lambat). Beberapa kemungkinan penyebab kekerdilan pada ternak ayam antara lain ; cacat genetik (faktor bawaan), manajemen pemeliharaan, pengaruh lingkungan,  pengaruh pakan dan nutrisi, infeksi penyakit dan atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut. Namun sebagian besar para ahli menyebutkan bahwa penyebab utama penyakit kerdil ayam adalah infeksi virus Reovirus. Dan tidak tertutup kemungkinan virus lain seperti Rotavirus dan Parvovirus juga turut andil sebagai penyebab kekerdilan pada ternak ayam.

Gejala Penyakit Kerdil (Sindrom Kekerdilan) pada Ternak Ayam

Sesuai dengan namanya, gejala yang mudah dikenali adalah pertumbuhan ayam yang sangat lambat (kerdil) dengan bulu-bulu yang tidak normal. Gejala atau tanda-tanda anak ayam yang terserang penyakit kerdil (penyakit ISS) terlihat jelas mengalami penurunan laju pertumbuhan pada umur 5 – 7 hari. Anak ayam yang terinfeksi virus kerdil memiliki berat badan 20-40 gram lebih ringan dibandingkan dengan berat badan anak ayam normal. Ternak ayam pedaging nomalnya memiliki berat badan 900 – 950 gram pada umur 26 hari, sedangkan berat badan anak ayam yang terinfeksi virus kerdil berat badannya hanya sekitar 160 – 200 gram. Anak ayam yang terinfeksi penyakit kerdil memperlihatkan napsu makan yang sangat tinggi, sangat aktif namun tidak sebanding dengan pertumbuhannya. Gejala fisik penyakit kerdil ayam antara lain adalah sebagai berikut ;

1.    Berat badan anak ayam jauh lebih rendah dibandingkan anak ayam yang normal / sehat
2.    Tungkai bulu sayap primer patah
3.    Bulu-bulunya seperti baling-baling
4.    Bertahannya warna kuning pada bulu dibagianbawah kepala sampai umur 30 hari.
5.    Penurunan kepadatan tulang kerangka
6.    Pada kasus yang ekstrim ayam yang sakit mengalami patah tulang paha sehingga ayam malas berjalan
7.    Kotoran berwarna kuning, lembek serta menunjukkan adanya partikel biji-bijian yang tidak dicerna
8.    Pertumbuhan bulu abnormal    
9.    Terjadi peradangan pada proventikulus dan usus, pengecilan organ pankreas, thymus dan bursa fabricus.

Penularan Penyakit Kerdil Ayam (Penyakit ISS)

Penyakit ISS / penyakit kekerdilan pada ayam dapat ditularkan dari induk ayam yang terinfeksi kepada keturunannya (penularan vertikal) maupun penularan antar anak ayam (penularan horizontal). Virus penyebab penyakit kerdil dapat menyebar kesesama anak ayam melalui kotoran dan pernafasan. Kotoran ayam merupakan sumber utama penularan penyakit kerdil kesesama anak ayam. Anak ayam umur 1 hari lebih peka terhadap virus yang ditularkan melalui saluran pernapasan dibanding penularan secara oral atau melalui makanan yang terinfeksi.

5 Teknik Pencegahan dan Cara Pengendalian Penyakit Kerdil pada Ternak Ayam

Hingga saat ini belum ada obat yang spesifik untuk mengatasi atau mengendalikan penyakit kerdil ayam. Bahkan vaksinasi dilaporkan tidak efektif mengendalikan penyakit ini. Manajemen budidaya ternak ayam pedaging yang baik dan benar diharapkan dapat menurunkan resiko sindroma kekerdilan. Beberapa upaya berikut ini bisa dilakukan untuk meminimalisir penularan penyakit kerdil ayam ;

1.    Anak ayam yang menunjukkan gejala terinfeksi penyakit kerdil segera dikeluarkan dari kandang dan ditempatkan pada kandang terpisah. Dengan pemisahan ayam-ayam yang sakit diharapkan dapat mengurangi penularan virus secara horisontal (penularan antara anak ayam). Namun demikian tindakan pengafkiran atau pemusnahan terhadap ayam kerdil dipandang lebih ekonomis dan efektif.

2.    Peningkatan sanitasi, pemberian desinfektan yang mengandung Lysol 2% atau formalin 3% dan memperhatikan kepadatan kandang diharapkan dapat mengurangi jumlah ayam yang sakit.

3.    Peternakan melalukan sistem all-in, all-out. Pada saat peternak memasukkan DOC, untuk persiapan kedatangan DOC, persiapan brooding harus sudah siap meliputi chick guard, pemanas, tirai dalam, tirai luar, tempat pakan, tempat minum. Bila kandang panggung maka seluruh lantai harus ditutup. Chick guard berdiameter 3 m untuk 750 ekor. Pemanas dinyalakan 2 jam sebelum DOC datang.

4.    Perhatikan suhu brooding setiap saat terutama pada dini hari saat suhu terdingin yaitu sekitar jam 2 malam/pagi, dan pada siang hari saat suhu terpanas yaitu antara jam 11-14. Bila kontrol suhu dapat dilakukan dengan baik maka anak ayam akan merasa nyaman. Tidak terlalu panas atau dingin sehingga dapat makan dan minum dengan baik.

5.    Untuk mengatasi permasalahan kekerdilan pada ayam dengan kondisi lingkungan sangat dingin, pemanas harus kuat. Pada dua minggu pertama suhu brooding paling rendah 29 derajat Celsius, paling tinggi 35 derajat Celsius. Sedangkan pada minggu keempat, kelima sebesar 33 derajat Celsius.

Demikian “Teknik Pengendalian PENYAKIT KERDIL pada Ternak Ayam (Broiler) Pedaging“. Semoga bermanfaat…

Salam mitalom !!!