Hama dan Penyakit Tanaman Kentang

Cara Menanggulangi Hama dan Penyakit Tanaman Kentang

Hama dan Penyakit – Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman kentang merupakan salah satu upaya budidaya agar tanaman mampu tumbuh dan berproduksi dengan maksimal. Gangguan hama atau penyakit sering mengakibatkan kerugian hingga kegagalan total. Metode pengendalian hama dan penyakit merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam kegiatan budidaya.

Hama dan Penyakit Tanaman Kentang

Pengendalian hama dan penyakit seharusnya dilakukan sejak dini. Karena jika sudah terlanjur parah akan sulit untuk dikendalikan. Berikut cara mengendalikan hama dan penyakit tanaman kentang.

Jenis-jenis Hama Utama Tanaman Kentang dan Cara Pengendaliannya

1. Orong-orong (Gryllotalpa Sp)

Orong-orong adalah hama tanaman kentang yang menyerang umbi, pangkal batang, akar dan tunas muda. Akibat serangan hama ini dapat terdeteksi jika terdapat tanaman yang layu, rebah dan umbi menjadi busuk. Orong-orong menyerang dengan cara menggorok bagian akar, pangkal batang dan umbi.

Pengendalian dilakukan dengan cara pengolahan lahan dengan tepat dan penaburan nematisida pada saat penaburan pupuk dasar.

2. Thrips (Thrips tabaci)

Thrips merupakan hama jenis kutu-kutuan yang menyerang daun dan menyebabkan daun menjadi keriting. Gejala terlihat jika terdapat daun yang menggulung/keriting, terdapat bercak-bercak berwarna putih, yang kemudian berubah menjadi abu-abu perak dan mengering.

Pengendalian dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif abamectin, seperti bamex, demolish, numectin, agrimec atau pegasus.

3. Ulat Grayak (Spodoptera litura)

Ulat grayak biasanya menyerang secara bergerombol dan menyerang daun serta batang muda. Serangan menyebabkan daun menjadi berlubang-lubang dan pertumbuhan terhambat.

Pengendalian dilakukan dengan menjaga kebersihan lahan dan penyemprotan insektisida curacron, matador, prevathon atau regent.

4. Penggerek Umbi (Phtorimae poerculella Zael)

Hama sejenis ulat ini menyerang umbi kentang. Umbi yang terserang jika dibelah terdapat lubang-lubang bekas bekas serangan hama ini. Serangan hama penggerek umbi menyebabkan umbi membusuk.

Pengendalian dilakukan dengan cara pengolahan lahan dengan benar, rotasi tanaman dan penaburan nematisida seperti furadan, pentakur atau petrofur. Penaburan dilakukan pada saat pemberian pupuk dasar.

5. Kutu Daun (Aphis Sp)

Kutu daun menyerang daun muda dengan cara menghisap cairan daun. Daun yang terserang menjadi mengkerut dan keriting.

Pengendalian dilakukan dengan penyemprotan insektisida curacron, demolish, numectin, agrimec atau alfamex.

6. Ulat Tanah (Agrotis ipsilon)

Menyerang batang, daun tanaman hingga bagian tanaman yang berada didalam tanah, seperti akar, pangkal batang dan umbi. Serangan ulat tanah menyebabkan tanaman layu dan mati. Ulat tanah menyerang pada malam hari.

Pengendalian dilakukan dengan cara sanitasi lingkungan, penyemprotan insektisida larvin atau prevathon dan penaburan nematisida seperti curater, furadan atau petrofur.

7. Ulat Penggulung Daun (Phthorimaea opercullella)

Gejala serangan terlihat jika terdapat daun menggulung dan terjadi perubahan warna pada daun menjadi merah tua. Pada daun terdapat jalinan seperti benang yang didalamnya terdapat ulat kecil berwarna abu-abu. Ulat ini biasanya menyerang pada musim kemarau.

Pengendalian dilakukan dengan menjaga kebersihan lahan dan penyemprotan insektisida curacron, regent atau prevathon.

Jenis-jenis Penyakit Kentang dan Cara Penanggulangannya

1. Bercak Kering (Early Blight)

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Alternaria solani. Gejala terlihat jika terdapat bercak-bercak kecil pada daun tua yang tersebar tidak teratur, berwarna coklat tua, dan bisa meluas kedaun muda. Gejala pada umbi terdapat bercak gelap tidak beraturan, kering, berkerut dan umbi mengeras.

Pengendalian dilakukan dengan cara pergiliran tanaman dan penyemprotan fungisida pro action

2. Layu Bakteri

Layu bakteri disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum. Gejala diawali dengan adanya pucuk tanaman yang layu, kemudian menyebar kedaun tua, bagian bawah daun menguning.

Pengendalian dilakukan dengan pergiliran tanaman, sanitasi lingkungan dan penyemprotan bakterisida seperti
plantomycin, agrimicyn, bactoxyn atau agrept.

3. Busuk Daun

Busuk daun disebabkan oleh cendawan Phytoptora infestans. Gejala terlihat bercak-bercak kecil berwarna hijau kelabu dan agak basah hingga warnanya berubah menjadi coklat sampai hitam. Bagian tepi terdapat spora berwarna putih hingga akhirnya daun membusuk dan mati.

Pengendalian dilakukan dengan pergiliran tanaman, sanitasi dan penyemprotan fungisida antracol, score, sirkus atau starmyl.

4. Busuk Umbi

Disebabkan oleh cendawan Colleotrichum coccodes. Gejala daun menguning, menggulung, layu dan akhirnya kering. Bagian tanaman yang berada di dalam tanah seperti akar dan umbi terdapat bercak-bercak berwarna coklat hingga menyebabkan umbi dan akar membusuk, Pengendalian dilakukan dengan rotasi tanaman, pengolahan lahan secara tepat, menjaga agar tanah tidak terlalu lembab dan menggunakan bibit yang sehat.

5. Layu Fusarium

Disebabkan oleh cendawan fusarium sp. Gejala terlihat jika ada tanaman yang tiba-tiba layu pada siang hari, dan pada sore hari hingga pagi tanaman segar kembali. Pada tanaman yang terinfeksi terdapat umbi yang membusuk.Pengendalian dilakukan dengan rotasi tanaman, sanitasi dan menghindari terjadinya luka pada saat penyiangan. Pencegahan dapat dilakukan dengan aplikasi Trichoderma sp. Demikian tentang hama dan penyakit tanaman kentang serta cara pengendaliannya. Semoga bermanfaat…

Salam mitalom !!!