7 Cara Pengendalian LAYU BAKTERI pada CABAI Secara Teknis dan Kimiawi

Mengatasi Penyakit LAYU BAKTERI pada Cabai

Hama & Penyakit Tanaman – Tanaman cabai adalah tanaman budidaya yang populer dan banyak dibudidayakan diseluruh wilayah di Indonesia.

Cabai juga merupakan komoditi pertanian yang harganya paling tidak stabil dibanding jenis komoditi lainnya.

Harga cabai bisa melambung tinggi hingga ratusan ribu rupiah perkilonya, namun juga bisa anjlok hingga tiga ribu rupiah perkilonya.

Naik turunnya harga cabai dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah jumlah stok. Jika stok banyak otomatis harga cabai turun, jika stok sedikit harga pasti naik.

Stok cabai nasional dipengaruhi oleh faktor produksi, jika produksi tinggi harga pasti turun dan sebaliknya.

Salah satu penyebab menurunnya produksi cabai dipengaruhi oleh serangan penyakit, seperti penyakit layu bakteri.

Penyebab Penyakit LAYU BAKTERI pada Tanaman Cabai

Penyakit layu bakteri adalah salah satu penyakit utama pada tanaman cabai, baik cabai keriting, cabai rawit, paprika maupun cabai besar/cabai sayur.

Penyakit layu ini disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum (dulu dikenal dengan nama Pseudomonas solanacearum).

Bakteri ini adalah bakteri tular tanah yang dapat bertahan hidup dalam waktu yang lama pada tanah dan sisa-sisa tanaman.

Layu bakteri pada cabai/mitalom.com

Ralstonia solanacearum berkembang baik pada suhu 30-35 C dengan kelembaban tinggi dan menyebar melalui tanah.

Patogen ini menyerang dan menginfeksi area perakaran, pangkal batang, tunas, daun dan batang tanaman cabe pada semua fase pertumbuhan, mulai dari pembibitan hingga tanaman dewasa.

Bakteri Ralstonia solanacearum menginfeksi akar dan menyebabkan akar tanaman membusuk. Pada kondisi tanah yang terlalu basah dan lembab, bakteri ini mudah dan cepat berkembang biak.

Gejala Penyakit LAYU BAKTERI pada Cabai

Gejala awal serangan penyakit layu bakteri ditandai dengan adanya bagian tanaman yang tiba-tiba layu.

Pada awalnya serangan bakteri ini tidak menyebabkan tanaman cabai layu secara keseluruhan, melainkan hanya beberapa bagian tanaman saja baik itu pucuk daun, tunas atau daun tua.

Kemudian tanaman cabe akan layu secara keseluruhan dan akhirnya mati. Layu bakteri terjadi relatif lebih cepat, hanya butuh waktu sekitar 3 hari sampai tanaman cabai kering dan mati.
Berbeda dengan layu fusarium, tanaman yang terinfeksi Ralstonia solanacearum tetap layu pada malam hari maupun siang hari.

Jika bagian tanaman yang terserang dibelah, akan tampak pembuluh berwarna kecoklatan. Pada stadium lanjut, jika batang terinfeksi dipotong terdapat lendir berwarna putih susu.

Gejala yang terjadi pada akar tanaman cabai yaitu akar membusuk, berwarna kecoklatan dan berbau. Serangan bakteri ini sering terjadi pada musim hujan dengan kondisi tanah yang lembab dan penuh genangan air.

7 Cara Pengendalian Penyakit LAYU BAKTERI Pada Tanaman Cabe

Pengendalian penyakit layu bakteri pada tanaman cabai dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut ini, baik secara teknis maupun kimiawi ;

a. Pengolahan lahan yang baik,
b. Sanitasi yang baik (membersihkan lahan dari sisa-sisa tanaman sebelumnya)
c. Penggunaan benih yang tahan terhadap bakteri Ralstonia solanacearum,
d. Pergiliran tanaman,
e. Menggunakan mulsa plastik terutama pada musim hujan,
f. Memusnahkan tanaman cabe yang terinfeksi,
g. Pengocoran dan penyemprotan bakterisida misalnya Agrept, Starnet, Bactocyn atau fungisida berbahan aktif tembaga.

Demikian tentang “Cara Pengendalian LAYU BAKTERI pada Tanaman Cabe” Semoga bermanfaat…

Salam mitalom !!!