Penyakit Blas Pada Tanaman Padi

Tips Mencegah dan Mengendalikan PENYAKIT BLAS Pada Tanaman Padi

Penyakit Blas Pada Tanaman Padi
Serangan blast pada tanaman padi : 1. Malai (busuk leher), 2. Blast Daun, 3 & 4. Blast Batang

Hama & Penyakit – Penyakit blas adalah penyakit bercak daun pada tanaman padi yang disebabkan oleh cendawan Pyricularia grisea dikenal juga dengan nama Pricularia oryzae. Selain daun penyakit ini juga menyerang pelepah, batang dan bulir padi. Pada awalnya penyakit blas banyak menyerang tanaman padi darat (gogo), namun kini penyakit blast juga menyerang tanaman padi sawah. Berdasarkan informasi dari Balitbang Pertanian RI, daerah endemik penyakit blas di Indonesia antara lain Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Bali dan NTB. Jamur P. grisea (Pricularia oryzae) dapat menginfeksi pada semua fase pertumbuhan tanaman padi mulai dari persemaian sampai menjelang panen. Pada fase bibit dan pertumbuhan vegetatif tanaman padi, P. grisea menginfeksi bagian daun dan menimbulkan gejala penyakit yang berupa bercak coklat berbentuk belah ketupat yang disebut blas daun. Pada fase pertumbuhan generatif tanaman padi, gejala penyakit blas berkembang pada tangkai/leher malai disebut blas leher. Perkembangan parah penyakit blas leher infeksinya dapat mencapai bagian gabah dan patogennya dapat terbawa gabah sebagai patogen tular benih (seed borne).

Penyakit Blas Pada Tanaman Padi
Penyakit blas daun padi

Gejala penyakit blas secara fisik mudah terdeteksi pada seluruh bagian tanaman padi. Gejala dapat dideteksi jika terlihat adanya bercak pada daun, malai (busuk leher), batang dan bulir padi. Bercak pada daun berbentuk belah ketupat atau lonjong. Pada bagian tepi bercak berwarna kecoklatan dan pada bagian tengah bercak berwarna abu-abu atau putih. Serangan pada malai terlihat jika ada tangkai malai yang membusuk. Gejala yang terjadi pada malai biasa disebut juga dengan busuk leher (neck rot). Busuk leher akan menyebabkan gabah hampa jika serangan terjadi sebelum masa pengisian bulir. Sedangkan infeksi yang terjadi pada batang padi menyebabkan busuk batang dan mudah rebah.

Penyakit blas leher juga sering disebut busuk leher, patah leher, TEKEK (jawa Tengah), KECEKIK (Jawa Barat). Penyakit blas juga dapat berkembang pada tanaman selain padi seperti gandum, sorgum dan spesies rumput-rumputan. Pada lingkungan yang kondusif, blas daun berkembang pesat dan kadang-kadang dapat menyebabkan kematian tanaman. Penyakit blas leher dapat menurunkan hasil secara nyata karena menyebabkan leher malai mengalami busuk atau patah sehingga proses pengisian malai terganggu dan banyak terbentuk bulir padi hampa. Gangguan penyakit blas leher di daerah endemis sering menyebabkan tanaman padi menjadi puso, seperti yang terjadi di Lampung dan Sumatera Selatan.

Penyakit Blas Pada Tanaman Padi
Penyakit blas leher

Penyebaran spora cendawan Pyricularia grisea (Pricularia oryzae) dibantu oleh angin dan dapat mencapai radius 2 km. Tanaman inang juga berperan dalam penyebaran penyakit ini, antara lain tanaman padi, rerumputan dan jagung. Selain itu faktor pemupukan dan jarak tanam juga berpengaruh terhadap perkembangan penyakit blas. Penggunaan pupuk nitrogen yang berlebihan menyebabkan tanaman menjadi lemah dan rentan terhadap serangan cendawan Pyricularia grisea (Pricularia oryzae). Jarak tanam yang terlalu rapat menyebabkan lingkungan menjadi lembab. Cendawan Pricularia oryzae berkembang biak dengan cepat pada kondisi lingkungan yang lembab.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit blas sperti tanah, pengairan, kelembaban, suhu, pupuk dan ketahanan varietas. Faktor-faktor tersebut merupakan komponen epidemi penyakit yang dapat dikelola untuk tujuan pengendalian penyakit blas. Upaya untuk mengendalikan penyakit blas melalui pengelolaan komponen epidemi secara terpadu mempunyai peluang keberhasilan tinggi.

Teknis Pengendalian Penyakit Blas pada Tanaman Padi

Penyakit Blas Pada Tanaman Padi
Penyakit blas kolar

Pengendalian dan pencegahan penyakit blas dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut ;

1. Menggunakan varietas unggul yang tahan terhadap penyakit blas, sesuai dengan sebaran ras yang ada di daerah setempat.

2. Menanam padi secara serempak dan bersamaan dengan petani-petani lainnya, hindari penanaman terlalu cepat atau terlambat,

3. Menanam dengan jarak tidak terlalu rapat agar lingkungan tidak lembab,

4. Tidak menanam padi dengan varietas yang sama secara terus menerus, Lakukan rotasi varietas untuk meminimalisir serangan penyakit blas,

5. Menggunakan benih yang sehat, pilihlah benih dari tanaman padi yang sehat dan tidak terinfeksi penyakit,

6. Menggunakan jerami sebagai pupuk kompos agar jerami tidak dijadikan tempat perkembang biakan cendawan Pricularia oryzae. Pengkomposan jerami dapat menyebabkan miselia dan spora jamur mati, karena naiknya suhu selama proses dekomposisi.

7. Perlakuan benih dengan fungisida, pengendalian secara dini dengan perlakuan benih sangat dianjurkan untuk menyelamatkan persemaian sampai umur 30 hari setelah sebar.

8. Pemberian pupuk secara berimbang antara nitrogen, phospat dan kalium. Kalium dan phospat berperan dalam meningkatkan kekebalan tanaman terhadap serangan cendawan Pricularia oryzae,

9. Penyemprotan dengan fungisida, misalnya Isoprotiolan (Fujiwan 400 EC), Trisiklazole (Dennis 75 WP, Blas 200 SC, Filia 252 SE), Kasugamycin (Kasumiron 25 WP), Thiophanate methyl (Tyopsin 70 WP) atau Envoy 80 WP. Penyemprotan fungisida sistemik sebaiknya dilakukan 2 kali pada saat stadia tanaman anakan maksimum dan awal berbunga untuk mencegah penyakit blas daun dan blas leher terutama di daerah endemik.

Penanaman Varietas Tahan

Penyakit Blas Pada Tanaman Padi
Penyakit blas buku

Cara yang paling efektif, murah dan ramah lingkungan dalam pengendalian penyakit blas adalah menggunakan varietas tahan. Penggunaan varietas tahan harus disesuaikan dengan sebaran ras yang ada di suatu daerah. Beberapa varietas padi yang tahan terhadap beberapa ras patogen penyakit blas diantaranyas adalah Inpari 21, Inpari 22, Inpari 26, Inpari 27, Inpago 4, Inpago 5, Inpago 6, Inpago 7, dan Inpago 8. Upaya lain yang perlu diperhatikan dalam penggunaan varietas tahan adalah dengan tidak menanam padi secara monogenik (1 atau 2 varietas) secara luas dan terus menerus. Bila padi tersebut ditanam terus menerus sepanjang tahun maka harus dilakukan pergiliran varietas. Beberapa varietas yang berbeda tingkat ketahanannya ditanam pada satu areal, dapat mengurangi tekanan seleksi terhadap patogen, sehingga dapat memperlambat terjadinya ras baru patogen dan patahnya ketahanan suatu varietas.

Baca : Daftar Bahan Aktif Fungisida dan Penyakit Sasaran

Demikian sekilas tentang penyebab PENYAKIT BLAS pada tanaman padi dan pengendalian serta pencegahannya. Semoga bermanfaat…

Salam mitalom !!!