8 Jenis Penyakit Utama Tanaman Kentang, Gejala Serangan dan Cara Pengendaliannya
Jenis-jenis Penyakit pada Tanaman Kentang
Hama dan Penyakit – Kentang merupakan salah satu komoditi penting di Indonesia. Tanaman ini banyak dibudidayakan pada dataran tinggi yang berhawa sejuk. Seperti halnya tanaman budidaya pada umumnya, dalam usaha budidaya tanaman kentang tidak terlepas dari berbagai kendala atau gangguan organisme patogen, baik organisme dari kelompok hama maupun organisme yang termasuk dalam kelompok penyakit tanaman. Kelompok penyakit pada tanaman adalah organisme patogen yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Organisme penyebab penyakit tersebut antara lain cendawan atau jamur, bakteri dan virus. Beberapa jenis cendawan penyebab penyakit pada tanaman kentang antara lain Fusarium oxysporum, Phytophthora infestans dan Alternaria solani. Jenis-jenis bakteri penyebab penyakit pada tanaman kentang antara lain bakteri Ralstonia solanacearum, dan Clavibacter michiganensis subsp. sepedonicus. Sedangkan virus yang biasanya menyerang tanaman kentang antara lain virus mosaik, virus Y dan Virus Penggulung Daun. Berikut ini jenis-jenis penyakit pada tanaman kentang, penyebab, cara penularan, gejala serangan, tanaman inang dan cara pengendaliannya.
A. 8 Jenis Penyakit Utama Tanaman Kentang
1. Penyakit LAYU BAKTERI pada Kentang
a. Penyebab Layu Bakteri pada Kentang
Penyakit layu bakteri pada tanaman kentang disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum.
b. Cara Penularan Layu Bakteri
Bakteri patogen ini ditularkan melalui air dan penyebarannya melalui bibit (umbi) apabila budidaya dilakukan menggunakan bibit yang terinfeksi.
c. Gejala Serangan Layu Bakteri pada Tanaman Kentang
Gejala awal penyakit layu bakteri pada tanaman kentang yaitu adanya pucuk atau daun muda yang layu, selanjutnya menjalar kebawah (ke daun yang lebih tua) dan terus menjalar hingga ke pangkal batang dan akar hingga akhirnya tanaman layu secara keseluruhan dan mati. Penyakit layu bakteri pada kentang berkembang pesat pada musim hujan (curah hujan tinggi) dan pada lahan yang ber-pH rendah.
d. Tanaman Inang Bakteri Ralstonia solanacearum
Tanaman yang menjadi inang bakteri Ralstonia solanacearum antara lain terung, cabai, tomat dan kentang.
2. Penyakit LAYU FUSARIUM pada Tanaman Kentang
a. Penyebab Layu Fusarium pada Kentang
Penyakit layu fusarium pada tanaman kentang disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum.
b. Cara Penularan Layu Fusarium
Cendawan ini penularannya melalui air, udara, peralatan pertanian yang digunakan dan manusia.
c. Gejala Serangan Layu Fusarium pada Kentang
Gejala serangan layu fusarium pada tanaman kentang yaitu tanaman tiba-tiba menjadi layu, dimulai dari daun-daun tua (daun bagian bawah). Tuulang-tulang daun berubah warna menjadi kuning. Apabila dibelah, jaringan batang dan akar berwarna coklat. Kemudian tanaman layu secara keseluruhan, mengering lalu mati.
d. Tanaman Inang Cendawan Fusarium oxysporum
Cendawan Fusarium oxysporum bersifat polyfag, yaitu memiliki banyak sekali tanaman inang baik itu tanaman liar (gulma) maupun tanaman budidaya. Tanaman budidaya yang menjadi inang cendawan patogen ini antara lain cabai, tomat, labu, gambas/oyong, buncis, terung, kacang panjang, mentimun, pare/paria, seledri, semangka, melon dan tomat.
3. Penyakit Busuk Daun Kentang (Busuk Phytophthora)
a. Penyebab Busuk Daun /Busuk Fitoptora pada Kentang
Penyakit busuk daun atau busuk phytophthora pada tanaman kentang disebabkan oleh cendawan Phytophthora infestans.
b. Cara Penularan Busuk Phytophthora / Busuk Daun
Cendawan patogen ini ditularkan melalui udara dan air. Namun tidak tertutup kemungkinan penularannya melalui peralatan pertanian yang digunakan dan manusia yang kontak langsung dengan tanaman terinfeksi.
c. Gejala Penyakit Busuk Daun pada Kentang
Gejala awal penyakit busuk daun (busuk phytophthora) pada tanaman kentang yaitu berupa bercak-bercak kebasah-basahan pada bagian tengah daun dan tepi daun. Slanjutnya bercak-bercak tersebut melebar dan terbentuk daerah nekrotik yang berwarna coklat atau kehitam-hitaman. Bercak dikelilingi oleh masa aporangium yang berwarna putih dengan latar belakang berwarna hijau kelabu. Selanjutnya serangan dapat dengan cepat menyebar kebagian batang, tangkai dan umbi kentang.
Serangan penyakit busuk daun pada kentang berkembang dan menyebar dengan cepat pada musim hujan dengan kelembaban tinggi dan pada suhu rendah.
d. Tanaman Inang Cendawan Phytopthora infestans
Cendawan patogen ini juga memiliki banyak tanaman inang, seperti gulma/rumput liar maupun tanaman budidaya lainnya. Tanaman budidaya yang menjadi inang cendawan ini antara lain terung, semangka, mentimun, melon, cabai, tomat, labu, oyong/gambas.
4. Penyakit Bercak Daun Alternaria / Bercak Kering pada Tanaman Kentang
a. Penyebab Bercak Daun Alternaria / Bercak Kering pada Kentang
Penyakit bercak daun alternaria pada tanaman kentang dikalangan petani populer dengan nama penyakit bercak kering. Penyakit Bercak Kering / Bercak Daun Alternaria pada kentang disebabkan oleh cendawan Alternaria sp.
b. Cara Penularan Bercak Daun Alternaria
Penyakit ini ditularkan melalui udara, air dan manusia.
c. Gejala Serangan Penyakit Bercak Daun Alternaria / Bercak Kering pada Kentang
Gejala awal serangan penyakit ini yaitu timbulnya bercak-bercak kecil pada daun, lama kelamaan bercak tersebut membesar. Bercak berwarna coklat dengan lingkaran-lingkaran sepusat. Masa konidia yang berwarna kelabu ampai hitam terlihat diatas bercak. Serangan dimulai dari daun paling bawah / daun-daun tua. Selanjutnya menyebar keatas kedaun yang lebih muda. Penyakit ini berkembang pesat pada kondisi kelembaban yang tinggi dengan suhu optimum berkisar antara 28 – 30 C.
d. Tanaman Inang Cendawan Alternaria sp.
Cendawan Alternaria sp. juga bersifat polyfag, yaitu memiliki banyak sekali tanaman inang. Tanaman budidaya yang menjadi inang patogen ini antara lain mentimun, melon, gambas/oyong, kentang, tomat, kacang panjang, labu, seledri, paria dan semangka.
5. Penyakit Busuk Cincin pada Tanaman Kentang
a. Penyebab Busuk Cincin pada Kentang
Penyakit busuk cincin pada tanaman kentang disebabkan oleh bakteri patogen, yaitu bakteri Clavibacter michiganensis subsp. sepedonicus.
b. Gejala Serangan Busuk Cincin pada Kentang
Gejala serangan penyakit ini umumnya muncul pada pertengahan atau diakhir musim (menjelang panen).
Tanaman yang terserang akan terlihat layu (seringkali terjadi pada beberapa tanaman saja).
Daun-daun tua pada bagian bawah melemah, lunglai dengan warna kuning pucat antara tulang-tulang daun utamanya.
Ujung daun menggulung keatas, dan diikuti matinya tanaman secara cepat.
6. Penyakit Virus Kompleks pada Kentang
a. Penyebab Penyakit Virus pada Tanaman Kentang
Ada beberapa jenis virus penyebab penyakit pada tanaman kentang, yaitu virus mosaik, virus Y, virus daun menggulung dan lain sebagainya.
b. Cara Penularan Penyakit Virus pada Kentang
Penyakit pada tanaman kentang yang disebabkan oleh virus ditularkan oleh serangga. Serangga/hama pembawa (vektor) penyakit virus antara lain kutu daun, trhips dan tungau. Penularan juga bisa melalui peralatan pertanian yang digunakan dan melalui manusia.
c. Gejala Serangan Penyakit Virus pada Kentang
Gejala serangan virus pada tanaman kentang bervariasi, tergantung jenis virus yang menyerang. Namun gejala umum penyakit yang disebabkan oleh virus antara lain terdapat gambaran mosaik pada daun-daun muda dengan beberapa corak. Bagian daun yang klorosis dapat berwarna hijau muda sampai kuning, bahkan mendekati putih. Seringkali permukaan daun menjadi tidak rata atau tampak mempunyai lekuk-lekuk hijau tua.
d. Tanaman Inang Virus
Virus penyebab penyakit pada kentang memiliki banyak tanaman inang, antara lain kentang, tomat, kacang-kacangan, bawang, cabai, semangka, melon dan mentimun.
7. Penyakit Nematoda Bengkak Akar pada Tanaman Kentang
a. Penyebab Penyakit Bengkak Akar pada Kentang
Penyakit bengkak akar pada tanaman kentang disebabkan oleh patogen Meloidogyne spp.
b. Cara Penularan Penyakit Nematoda Bengkak Akar pada Kentang
Penularan penyakit bengkak akar pada kentang dapat melalui tanah yang telah terinfeksi, pupuk kandang atau umbi bibit.
c. Gejala Serangan Penyakit Bengkak Akar pada Kentang
Gejala terlihat apabila pada akar tanaman kentang terdapat benjolan-benjolan atau bintil-bintil kecil sampai besar. Pada serangan berat pada akar terbentuk benjolan-benjolan tidak beraturan dengan ukuran lebih besar.
d. Tanaman Inang Nematoda Meloidogyne spp.
Tanaman inang penyakit bengkak akar antara lain kentang, tomat, wortel dan terung.
8. Penyakit Nematoda Sista Kentang (NSK)
a. Penyebab Penyakit Sista Kentang
Penyakit nematoda sista kentang (NSK) disebabkan oleh Globodera rostochiensis dan Globodera pallida.
b. Cara Penularan Penyakit NSK
Penyakit ini penularannya melalui tanah yang terinfeksi, pupuk kandang dan umbi bibit.
c. Gejala Serangan Penyakit Nematoda Sista Kentang
Gejala serangan penyakit nematoda sista kentang (NSK) yaitu antara lain pertumbuhan tanaman terhambat, tanaman tumbuh kerdil, tanaman merana secara perlahan meskipun syarat-syarat pertumbuhan sudah terpenuhi. Daun tanaman layu pada siang hari, yaitu pada periode tertentu dimana tingkat kelembaban udara (khususnya kelembaban tanah) relatif rendah. Sebaran horizontal nematoda tidak mengikuti sebaran normal, tetapi mengikuti sebaran klaster. Oleh karena itu pada areal budidaya tanaman kentang yang luas, gejala serangan nematoda dapat diamati dan bisa terlihat dari jarak jauh, yaitu terlihat areal yang botak (patch symtomp) karena pertumbuhan tanaman yang tidak merata.
d. Tanaman Inang Penyakit NSK
Tanaman inang utama penyakit NSK antara lain terung, tomat dan kentang.
B. Cara Pengendalian Penyakit pada Tanaman Kentang
Pengendalian penyakit pada tanaman kentang tidak akan efektif jika hanya mengandalkan pestisida (fungisida, bakterisida maupun nematisida). Pengendalian dan pencegahan semestinya dilakukan dengan menerapkan sistem pengendalian hama terpadu (PHT), yaitu upaya pengendalian populasi OPT dengan menerapkan berbagai teknik pengendalian yang dikembangkan dalam satu kesatuan. Berikut ini beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan penyakit utama tanaman kentang :
1. Pengolahan lahan yang baik. Lahan yang akan digunakan untuk budidaya kentang dibersihkan dari gulma maupun sisa-sisa tanaman sebelumnya, termasuk sisa tanaman yang ada didalam tanah. Pembersihan dilakukan sebelum dan bersamaan dengan pembajakan/pencangkulan.
2. Pengapuran dan pengecekan pH tanah. Jika pH tanah kurang dari 6 maka harus dilakukan pengapuran untuk menaikkan pH tanah. Bakteri dan jamur patogen menyukai dan berkembang biak dengan pesat pada tanah yang ber-pH rendah. Pengapuran dilakukan setelah pencangkulan.
3. Aplikasi trichoderma sp. untuk menekan pertumbuhan cendawan patogen yang ada didalam tanah. Trichoderma sp. dibiakkan terlebih dahulu pada pupuk kandang kemudian ditaburkan pada lahan sebagai pupuk dasar.
4. Aplikasi PGPR untuk menekan perkembangan bakteri patogen. PGPR adalah sekelompok bakteri pemacu tumbuh yang bermanfaat untuk mencegah berbagai jenis penyakit tanaman yang disebabkan oleh bakteri.
5. Menggunakan bibit unggul yang steril. Salah satu penularan dan penyebaran penyakit pada tanaman kentang adalah melalui umbi bibit yang terinfeksi. Untuk menghindari kerugian akibat tingginya serangan penyakit pada tanaman kentang, sebaiknya gunakan bibit yang jelas asal usulnya yang terbebas dari hama maupun penyakit.
6. Drainase yang baik. Perkembangan penyakit lebih cepat ketika lahan dalam keadaan basah dan lembab, terutama ketika musim hujan. Untuk mencegah genangan air dan untuk menjaga kelembaban tanah tetap stabil upayakan memperbaiki drainase pada lahan yang akan digunakan untuk budidaya kentang.
7. Jika terpaksa gunakan fungisida yang sesuai untuk mengendalikan penyakit tanaman kentang yang disebabkan oleh jamur. Aplikasi fungisida harus sesuai dengan yang direkomendasikan, baik itu dosis, jenis fungisida maupun waktu aplikasi.
8. Untuk mengendalikan penyakit tanaman kentang yang disebabkan oleh bakteri, gunakan bakterisida yang direkomendasikan. Aplikasi dilakukan dengan penyemprotan dengan dosis dan waktu aplikasi yang tepat.
Demikian tentang “Penyakit Utaman Tanaman Kentang dan Cara Pengendaliannya“. Semoga bermanfaat…
Salam mitalom !!!