Pengendalian Hama ORONG-ORONG dan Cara Membuat Pestisida Nabati Untuk Hama Orong-orong

A.    Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Orong-orong

Hama orong-orong atau anjing tanah

Hama & Penyakit – Orong-orong (Gryllotalpa orientalis Burmeister) adalah serangga yang hidup didalam tanah dan termasuk sebagai serangga nokturnal, yaitu serangga yang aktif dimalam hari. Orong-orong yang dikenal juga dengan nama “anjing tanah” ini pada dasarnya adalah hewan karnivora. Tetapi di alam serangga ini bisa jadi hewan pemakan segalanya, baik itu larva serangga lain, cacing maupun rumput dan akar tanaman. Oleh karena itu orong-orong dianggap sebagai musuh petani dan hama bagi tanaman. Orong-orong memiliki sepasang tungkai depan yang berfungsi untuk menggali tanah dan berenang di air. Dengan sepasang tungkai yang berbentuk seperti cangkul tersebut orong-orong mampu menggali terowongan di bawah permukaan tanah. Serangan hama orong-orong agak sulit dideteksi karena hama ini menyerang bagian akar tanaman yang ada didalam tanah. Serangan orong-orong bisa menyebabkan tanaman layu, kemudian roboh dan mati. Pada tanaman cabai, terung atau tomat misalnya, hama ini menyerang akar tunggang dengan cara memakannya. Tanaman yang terserang dapat dipastikan akan mati karena akar utamanya terputus. Hama ini dapat menyerang pada semua fase pertumbuhan tanaman dan pada semua jenis tanaman termasuk padi. Gejala serangan orong-orong pada tanaman padi hampir mirip dengan serangan hama penggerek batang (sundep), sehingga petani sering terkecoh oleh serangga ini.

Di Indonesia orong-orong atau anjing tanah dikenal dengan berbagai sebutan yang berbeda, misalnya dalam bahasa Sunda disebut gaang, masyarakat Toba mengenal hama ini dengan nama singke. Sementara orang Jawa menyebutnya orong-orong. Hama ini dapat dijumpai disemua tempat dan habitat yang disukai adalah lapangan rumput, ladang pertanian, sawah pasang surut, serta pekarangan. Secara kimiawi hama ini bisa dikendalikan menggunakan insektisida karbofuran, akan tetapi penggunaan yang berlebihan secara terus-menerus dapat menimbulkan efek buruk bagi lingkungan. Nah, untuk menghindari atau setidaknya mengurangi pencemaran residu bahan kimia ada baiknya kita melakukan pengendalian hama orong-orong dengan cara yang ramah lingkungan. Cara tersebut bisa berupa pengendalian secara teknis maupun menggunakan pestisida nabati.

B.    Cara Pengendalian Hama Orong-orong pada Lahan Sawah dan Darat

1.    Pada lahan sawah pencegahan dapat dilakukan dengan membuat lahan serata mungkin agar air dapat menggenangi lahan secara merata. Cara ini mampu menekan perkembangan hama orong-orong dan mengurangi resiko kerusakan tanaman padi.

2.    Sebelum proses penanaman bibit padi dilakukan sebaiknya lahan digenangi selama 5 sampai 7 hari. Cara ini dilakukan untuk membunuh telur orong-orong yang berada di dalam tanah, sehingga populasi hama bisa ditekan.

3.    Pengendalian secara mekanis dapat dilakukan dengan cara menangkap dan membunuh orong-orong. Cara ini dilakukan saat pengolahan lahan, tangkap dan bunuh orong-orong yang terlihat untuk membantu menekan populasi dan perkembangbiakan hama.

4.    Memanfaatkan sekam padi sebagai umpan. Caranya yaitu dengan mencampur sekam dan insektisida, kemudian umpan tersebut diletakkan dibeberapa titik di lokasi lahan. Cara ini aman dan ramah lingkungan meskipun menggunakan insektisida kimia. Cara ini dapat diaplikasikan pada lahan sawah maupun lahan darat untuk tanaman palawija.

5.    Pengendalian hama orong-orong secara alami menggunakan pestisida nabati. Bahan-bahan yang digunakan yaitu kulit jengkol, tembakau dan akar tuba atau jenu.

C.    Cara Membuat Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Hama Orong-orong

a.    Alat dan Bahan Membuat Pesnab Orong-orong

–    Kulit jengkol 2 kg
–    Tembakau 5 ons
–    Akar tuba/jenu 5 ons
–    Wadah (panci, jerigen atau ember)
–    Blender atau alat untuk menumbuk
–    Kain untuk saringan
–    Air 6 liter

b.    Cara Membuat Pestisida Nabati untuk Mengendalikan Hama Orong-orong

1).    Kulit jengkol di cincang kecil-kecil kemudian diblender hingga lumat atau bisa juga ditumbuk. Kulit jengkol yang telah halus dimasukkan kedalam panci dan tambahkan air sebanyak 2 liter. Kemudian dipanaskan sampai mendidih sambil diaduk. Setelah dingin pisahkan ampasnya dengan cara diperas dan disaring.

2).    Tembakau dipanaskan dengan 2 liter air hingga mendidih atau direndam saja dmenggunakan air mendidih. Aduk selama beberapa saat, setelah dingin kemudian diperas dan disaring untuk memisahkan ampasnya.

3).    Akar tuba/jenu ditumbuk atau dihaluskan. Kemudian tambahkan 2 liter air dan direbus hingga mendidih. Setelah dingin kemudian diperas dan disaring untuk mengambil airnya.

4).    Ketiga larutan tersebut kemudian dicampur jadi satu dan disimpan pada jerigen atau wadah lainnya. Pestisida nabati siap untuk diaplikasikan.

c.    Cara Aplikasi Pestisida Nabati untuk Hama Orong-orong

a).    Gunakan 100 – 150 ml larutan pestisida untuk 1 liter air. Kemudian disemprotkan pada lahan sawah secara merata. Utamakan penyemprotan pada pangkal batang tanaman, penyemprotan sebaiknya dilakukan pada sore hari karena hama orong-orong aktif pada malam hari.

b).    Untuk tanaman palawija atau tanaman lainnya dilahan darat, semprotkan pestisida nabati tersebut pada pangkal batang tanaman. Bisa juga disemprotkan secara merata pada permukaan tanah.

Demikian “Cara Mengendalikan Hama Orong-orong Pada Lahan Sawah dan Lahan Darat“. Semoga bermanfaat….

Salam mitalom !!!