Cara Mengendalikan ULAT GRAYAK Pada Tanaman BAWANG MERAH

Pengendalian ULAT GRAYAK Pada Bawang Merah

Ulat grayak / Ulat tentara (Sopodoptera exigua)

Hama & PenyakitUlat grayak adalah larva dari ngengat Spodoptera yang sangat merusak tanaman budidaya. Ngengat Spodoptera terdiri dari banyak spesies, namun yang paling banyak menyerang tanaman di Indonesia adalah Spodoptera exigua dan Spodoptera litura. Ulat grayak dari spesies Spodoptera exigua berwarna coklat kehijauan dan Spodoptera litura larvanya berwarna coklat. Ulat grayak tidak berbulu dan dikenal juga dengan sebutan ulat tentara. Ulat grayak merupakan hama nokturnal yang aktif dimalam hari dan pada siang hari bersembunyi didalam tanah. Hama ini biasanya berkelompok dan serangannya bisa sangat hebat karena dalam waktu satu malam bisa menghabiskan tanaman, mulai dari daun, batang hingga buah. Hama ulat grayak dapat menyerang semua jenis tanaman budidaya, sehingga keberadaannya sangat meresahkan petani.

Ulat grayak yang sering menyerang tanaman bawang merah adalah larva dari ngengat Spodoptera exigua L. Ngengat dari spesies ini memiliki sayap depan berwarna kelabu gelap dan sayap belakang berwarna agak putih. Imago (ulat dewasa) betina biasanya meletakkan telur secara berkelompok pada ujung daun. Satu kelompok biasanya berkisar 50–150 butir. Seekor betina mampu menghasilkan telur rata-rata 1.000 butir. Telur dilapisi bulu-bulu putih yang berasal dari sisik tubuh induknya. Telur berwarna putih, berbentuk bulat atau bulat telur (lonjong) berukuran 0,5 mm. Telur menetas dalam waktu 3 hari. Larva Spodoptera exigua berukuran panjang 2,5 cm dengan warna yang bervariasi. Ketika masih muda, larva berwarna hijau muda. Jika sudah tua berwarna hijau kecoklatan gelap dengan garis kekuningan-kuningan.

Serangan ulat grayak perlu diwaspadai karena bisa menurunkan produksi bawang merah dan mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit. Pada beberapa kasus, seperti yang terjadi di Brebes pada beberapa waktu lalu peledakan populasi ulat grayak begitu hebat. Berbagai macam pestisida telah dicoba, namun ulat grayak sulit dikendalikan. Sepertinya ulat grayak sudah kebal terhadap racun kimia pengendali hama. Apa yang menyebabkan peledakan populasi ulat grayak ? Kenapa ulat grayak sulit dikendalikan dan seperti kebal terhadap pestisida? Ada beberapa faktor penyebab peningkatan populasi dan timbulnya sifat kebal ulat grayak terhadap pestisida, antara lain sebagai berikut ;

1). Penggunaan dosis pemakaian pestisida yang tidak sesuai anjuran,
2). Penggunaan satu jenis bahan aktif secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama,
3). Penggunaan pestisida dengan bahan aktif yang tidak sesuai dengan hama sasaran,
4). Waktu penyemprotan yang tidak tepat,
5). Frekuensi penyemprotan yang kurang tepat

7 Cara Mengendalikan ULAT GRAYAK Pada Bawang Merah

Bagaimana cara mengendalikan ulat grayak pada tanaman bawang merah? Teknologi pengendalian ulat grayak sudah
banyak diteliti, terutama pada tanaman bawang merah. Penelitian dilakukan dengan berbagai metode, baik secara mekanis maupun penelitian pengendalian ulat grayak menggunakan pestisida nabati. Beberapa hasil penelitian Balitbangtan sudah terbukti mampu menekan populasi ulat grayak secara signifikan. Berikut ini beberapa upaya yang bisa dilakukan dalam usaha pengendalian ulat grayak pada tanaman bawang merah ;

1. Pemasangan light trap (lampu perangkap) untuk mengendalikan ulat grayak

Light trap / Lampu perangkap ngengat Spodoptera exigua untuk mengendalikan ulat grayak

Light trap adalah teknologi pengendalian ngengat Spodoptera exigua yang sudah terbukti mampu menekan populasi ulat grayak pada tanaman bawang merah. Teknologi ini sudah banyak diterapkan oleh petani bawang merah di wilayah Cirebon dan Brebes, juga sudah mulai diterapkan di daerah lain di Indonesia. Perangkap light trap didesain sedemikian rupa dengan alat sederhana, yaitu lampu dan baskom berisi air. Cara kerjanya juga sangat sederhana, lampu dinyalakan pada malam hari dan ngengat Spodoptera exigua akan tertarik dengan cahaya dari lampu tersebut. Setelah mendekat dan hinggap pada lampu, ngengat akan jatuh kedalam baskom yang berisi air yang diletakkan dibawah lampu. Sebagai sumber energi untuk menghidupkan lampu bisa menggunakan baterai, listrik atau memanfaatkan tenaga matahari.
…………………………………………………………………………………………………….

2. Mengendalikan ulat grayak dengan perangkap Feromon Exi

Perangkap berferomon ; (a dan b ) perangkap (trap), c. Imago Spodoptera exigua, d. Kapsul feromon sex (Foto : ejurnal.litbang.pertanian.go.id)

Feromon Exi yang adalah senyawa kimia yang dipakai serangga untuk berkomunikasi sesama jenis (intra spesies) yang dapat mempengaruhi perilaku tertentu. Feromon seks adalah medium komunikasi antara serangga jantan dan betina dibuat sintetiknya yang akan dipakai untuk memanipulasi sistem komunikasi serangga. Melalui Feromon sintetik inilah bisa dimanfaatkan untuk pengendalian hama ulat bawang. Perangkap berferomon mampu menangkap dan membunuh serangga jantan antara 400-500 per malam/perangkap. Bentuk dan cara kerja perangkap berferomon mirip dengan perangkap lalat buah. Didalam perangkap diisi dengan air sabun agar ngengat Spodoptera exigua yang jatuh tidak bisa terbang kembali. Dalam 1 hektar lahan dibutuhkan sekitar 12 – 24 perangkap. Feromon Exi merupakan atraktan khusus untuk mengendalikan ulat grayak pada bawang.

3. Mengendalikan ulat grayak menggunakan Kelambu Kasa

Kelambu kasa (Foto : bertanambawangmerah.blogspot.com)

Kelambu kasa adalah sungkup kain kasa yang dipasang pada lahan

budidaya bawang merah. Dengan pemasangan kelambu ini populasi

telur dan intensitas kerusakan tanaman akibat serangan ulat grayak

dapat dihindari. Penggunaan kelambu akan mencegah ngengat

Spodoptera exigua masuk ke area pertanaman. Kelambu kasa

khusus untuk tanaman ini dibuat dari bahan yang tahan cuaca dan

bisa dipakai hingga 6 – 8 kali musim tanam. Namun kendalanya adalah mahalnya harga kelambu khusus untuk tanaman ini, sehingga tidak banyak diaplikasikan oleh petani bawang merah.

4. Pengendalian ulat grayak secara manual

Pengendalian secara manual adalah pengendalian ulat grayak yang dilakukan dengan memungut langsung dan
mengumpulkan telur-telur ngengat Spodoptera exigua yang terdapat pada daun bawang merah. Kemudian daun – daun tersebut dimusnahkan dengan cara dibakar atau dipendam dalam-dalam ditanah. Cara ini bisa dilakukan jika serangan masih dalam stadium gejala dimana daun-daun yang terdapat telur Spodoptera exigua masih sedikit.

5. Mengendalikan ulat grayak menggunakan pestisida nabati akar tuba dan ketapang

Ketapang dan Akar Tuba

 

Pestisida nabati merupakan racun hama yang ramah lingkungan,

tidak menimbulkan residu dan aman bagi lingkungan. Pestisida

nabati terbuat dari ekstrak tumbuh-tumbuhan yang memiliki sifat

racun bagi hama. Contoh tumbuhan yang bisa
dimanfaatkan untuk mengendalikan ulat grayak adalah akar tuba

dan ketapang. Caranya adalah dengan mengekstrak dua jenis

 

tumbuhan tersebut dan menggunakannya untuk menyemprot

 

tanaman bawang merah.

6. Mengendalikan ulat grayak dengan melakukan Pergiliran Tanaman

Menanam bawang merah secara terus-menerus pada lahan yang sama akan memperburuk keadaan dan berperan besar dalam peningkatan dan intensitas serangan hama. Untuk menekan populasi ulat grayak perlu dilakukan pergiliran tanaman dengan tanaman yang bukan inang atau bukan tanaman sejenis. Pergiliran atau rotasi jenis tanaman mampu menekan populasi hama ulat grayak dan memutus siklus hidupnya.

7. Mengendalikan ulat grayak menggunakan Insektisida Kimia

Banyak sekali jenis-jenis insektisida kimia yang dapat digunakan untuk mengendalikan ulat grayak pada tanaman bawang merah. Contohnya regent, larvin, prevathon, curacron, pegasus, raydent, metindo dan sebagainya. Penggunaan insektisida kimia merupakan cara yang paling mudah dan praktis dalam mengendalikan hama tanaman. Namun untuk mengurangi dampak buruk yang ditimbulkannya, pengendalian dengan insektisida kimia harus dilakukan dengan benar sesuai dengan yang dianjurkan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan insektisida kimia antara lain sebagai berikut ;

> Pemilihan jenis insektisida : gunakan insektisida dengan bahan aktif yang sesuai dan mampu mengatasi hama ulat grayak

> Dosis sesuai anjuran : gunakan dosis sesuai anjuran, jangan mengurangi atau melebihi

> Volume semprot : gunakan volume semprot sesuai dengan yang dianjurkan

> Cara aplikasi : aplikasi dilakukan dengan cara yang tepat agar penggunaan insektisida tidak sia-sia

> Waktu aplikasi : lakukan penyemprotan pada waktu yang tepat, ulat grayak aktif dimalam hari dan waktu yang tepat melakukan penyemprotan adalah ketika matahari sudah terbenam

> Rotasi bahan aktif insektisida : gunakan insektisida secara bergantian dengan bahan aktif yang berbeda. Penggunaan satu jenis bahan aktif secara terus menerus akan menyebabkan kekebalan hama ulat grayak terhadap bahan aktif tersebut.

Demikian “Cara Mengendalikan Hama ULAT GRAYAK Pada Tanaman Bawang Merah” Semoga bermanfaat…

Salam mitalom !!!