3 Tahap dan Cara Perbanyakan BIBIT PISANG Dengan Teknik KULTUR JARINGAN
Perbanyakan Bibit Pisang Dengan Kultur Jaringan
Budidaya Hortikultura – Pisang merupakan salah satu komoditas buah tropika yang banyak digemari oleh masyarakat, baik di Indonesia maupun luar negeri. Pisang disamping untuk dimakan segar juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri olahan. Pisang Ambon adalah salah satu pisang yang termasuk kelompok pisang yang bisa dimakan segar ( buah meja ). Pisang Ambon banyak diperdagangkan di pasar-pasar swalayan maupun pasar tradisional yang banyak diminati konsumen. Untuk mendapatkan buah pisang bermutu, diperlukan teknologi budidaya yang tepat yang diawali dengan penggunaan benih pisang bermutu. Tanaman pisang saat ini sebagian besar umumnya terserang penyakit menular yaitu penyakit layu baik layu fusarium maupun bakteri.
Penggunaan benih berasal dari anakan berpeluang besar dapat menularkan penyakit. Untuk itu dianjurkan penggunaan benih pisang asal kultur jaringan. Teknik perbanyakan benih melalui kultur jaringan merupakan salah cara untuk mendapat benih pisang yang bermutu dalam jumlah besar dan bebas penyakit. Teknik ini mempunyai beberapa keuntungan antara lain : benih yang dihasilkan mempunyai sifat sama dengan induknya, seragam dalam jumlah besar, tidak membutuhkan lahan yang luas dan bebas penyakit. Untuk itu Balitbu Tropika akan memperbanyak bibit pisang secara kultur jaringan.
Keberhasilan perbanyakan benih pisang melalui kultur jaringan dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain :
a). media yang digunakan,
b). cara sterilisasi eksplan,
c). varietas tanaman,
d). sub kultur,
e). aklimatisasi dan lain sebagainya.
Masing – masing varietas pisang mempunyai kandungan fenol dan serat yang berbeda. Kandungan fenol pada eksplan mempengaruhi pertumbuhan eksplan. Kandungan fenol tinggi dapat memperlambat pertumbuhan eksplan. Pisang Ambon termasuk salah satu varietas pisang mempunyai kandungan fenol / getah rendah dan Kepok, Kepok Tanjung dan Ketan termasuk varietas pisang yang mempunyai kandungan fenol tinggi ( Gambar 1 ). Tanaman yang kandungan fenolnya rendah sterilisasinya lebih mudah dibandingkan tanaman yang kandungan fenolnya tinggi.
Perbanyakan benih pisang melalui kultur jaringan dilakukan melalui beberapa tahap kegiatan yakni: inisiasi, multiplikasi, aklimatisasi sampai diperoleh benih pisang siap tanam di lapang.
1. Tahap Inisiasi
Berikut ini rangkaian kegiatan dalam tahap inisiasi ;
a). Anakan ( eksplan ) pisang dikupas hingga diameter ± 5 cm selanjutnya di cuci.
b). Eksplan direndam dalam larutan fungisida (benlate) dengan dosis 1 gr/l selama 10 menit.
c). Kemudian eksplan direndam dalam larutan 70% Natrium hypoclorit selama 10 menit.
d). Didalam laminar eksplan dikupas pelepahnya sampai diameter 1 cm kemudian dicelupkan dalam larutan Natrium hypoklorit 8%.
c). Selanjutnya eksplan dicelup dalam aquades steril, dibilas ascorbit acid dan dikulturkan pada media inisiasi : media dasar MS + 2 ppm IAA + 5 ppm BAP + 30g/l sukrosa ( Gambar 2 ).
d). Setelah 1 bulan kemudian eksplan dibelah mejadi dua bagian dan dipotong pelepahnya.
f). Eksplan kemudian disubkultur ke media multiplikasi.
2. Tahap Multiplikasi dan Pengakaran
Media multiplikasi tunas adalah : media dasar MS + 2 ppm IAA + 4 ppm BAP + 30 g/l gula. serta untuk pengakaran menggunakan media dasar MS + 2 ppm IAA + 30 g/l gula. ). Subkultur pada media multiplikasi dilakukan maksimal sebanyak 6 kali. (Gambar 3)
3. Tahap Aklimatisasi
Tahap aklimatisasi adalah tahap pengadaptasian planlet dari lingkungan terkontrol ke lingkungan luar. Planlet dikeluarkan dari botol dan dipisahkan satu persatu dan dicuci bersih. Selanjurnya daun dikurangi (ditinggalkan 3 helai). Planlet yang sudah bersih direndam dalam larutan fungisida dengan konsentrasi 2 g/l selama 30 detik, dianginkan dan ditanam di media campuran tanah dengan arang sekam perbandingan 1:2 lalu disungkup dengan plastik transparan selama 7-10 hari. Dua minggu kemudian daun baru akan tumbuh, planlet dapat dipindahkan ke polybag dengan media tanah dan sekam 3 : 1.
Demikian “Cara Perbanyakan Bibit Pisang Melalui Kultur Jaringan“. Semoga bermanfaat…
Sumber : balitbu.litbang.pertanian.go.id
Salam mitalom !!!