Panduan Lengkap Budidaya Pisang, Pemeliharaan dan Cara Pemupukan Pisang
A. Budidaya Pisang
Budidaya Tanaman Buah – Pisang merupakan salah satu tanaman buah yang menjadi komoditi penting bagi Indonesia. Tanaman pisang adalah tumbuhan terna besar berbatang semu anggota dari suku Musaceae. Tanaman ini tergolong tanaman yang tahan terhadap cekaman lingkungan dan mampu tumbuh dengan baik meskipun dibawah naungan. Meskipun termasuk jenis tanaman yang mudah dibudidayakan namun budidaya pengembangan tanaman pisang harus dilakukan dengan baik dan benar. Pengembangan pisang berskala kebun rakyat dan besar akan membuka peluang agribisnis hulu, seperti industri perbenihan dan industri peralatan mekanisasi pertanian, yang tentunya akan membuka kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Selain sebagai buah yang dimakan segar, pisang juga dapat diolah baik untuk skala rumah tangga seperti keripik, getuk dan sale, maupun industri berskala besar seperti tepung, puree dan jam, yang dapat merangsang tumbuhnya agribisnis hilir. Agribisnis hilir akan berkembang dengan cara memberdayakan industri pengolahan skala keluarga (home industry) dan menengah maupun skala besar (investor dalam dan luar negeri). Penanaman pisang berskala besar telah dilakukan di beberapa tempat antara lain di pulau Halmahera (Maluku Utara), Lampung, Mojokerto (Jawa Timur), dan beberapa tempat lainnya, sehingga Indonesia pernah pengekspor pisang dengan volume mencapai lebih dari 100.000 ton pada tahun 1996, tetapi pada tahun-tahun berikutnya volume ekspor tersebut terus menurun dan mencapai titik terendah pada tahun 2004 yaitu hanya 27 ton. Nah, bagaimana supaya produksi pisang negeri kita bisa bangkit lagi? Mari kita berbudidaya pisang….
B. Syarat Tumbuh Tanaman Pisang
Tanaman pisang dapat tumbuh pada hampir semua jenis tanah dan tergolong jenis tanaman yang mudah dibudidayakan. Tanaman ini masih bisa tumbuh dengan baik meskipun dibawah naungan, baik dilahan subur maupun dilahan yang tandus. Tanaman pisang merupakan tanaman daerah tropis yang memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Tanaman pisang dapat tumbuh optimal di daerah yang mempunyai jangka waktu musim kemarau antara 0 – 4,5 bulan dan bercurah hujan antara 650 -5.000 mm per tahun. Suhu ideal untuk pertumbuhan tanaman pisang antara 21 – 29 C. Pisang rata-rata dapat dibudidayakan pada ketinggian 0 s/d 1000 mdpl. Tanaman pisang bisa juga ditanan pada dataran rendah yang beriklim lembab dengan suhu udara antara 15 -35 derajat Celcius dan pH tanah ideal adalah 4,5 -7,5. Beberapa varietas pisang bisa tumbuh pada ketinggian diatas 2000 mdpl.
C. Teknik Budidaya Tanaman Pisang
Tanaman pisang skala besar bisa dibudidayakan dengan teknik monokultur maupun polykultur (tumpangsela/tumpangsari). Teknik budidaya secara monokultur biasanya dilakukan oleh perusahaan perkebunan dan jarang sekali dilakukan oleh masyarakat. Di Indonesia pisang paling banyak dibudidayakan secara polykultur, yaitu ditumpangsela dengan tanaman lainnya atau hanya ditanam sebagai tanaman selingan ditepi-tepi lahan pertanian. Budidaya tanaman pisang juga sering dilakukan diantara tanaman hortikultura sebagai tanaman sela dan naungan.
D. Cara Budidaya Tanaman Pisang
1. Persiapan Lahan Budidaya Tanaman Pisang
Lahan untuk budidaya pisang terlebih dahulu dibersihkan dari gulma atau semak belukar. Untuk budidaya pisang secara monokultur, sebelum pembuatan lubang tanam terlebih dahulu dilakukan pemancangan atau pengukuran jarak tanam. Jarak antar lubang tanam 2 x 2 hingga 4 x 4 meter, sesuaikan dengan jenis pisang yang akan dibudidayakan. Kemudian dibuat lubang tanam dengan ukuran 50 x 50 x 50 cm. Lubang tanam dibersihkan dari sisa-sisa akar tanaman, terutama akar alang-alang. Setelah selesai membuat lubang tanam kemudian dilakukan pengecekan pH tanah, taburkan kapur dolomit atau kieserit seperlunya jika pH tanah dibawah 4,5. Taburkan pupuk kandang atau kompos yang sudah matang, 3 – 4 kg perlubang tanam. Kemudian biarkan selama 20 – 30 hari.
2. Persiapan Bibit dan Cara Membuat Bibit Pisang
Bibit pisang bisa diperoleh dengan membeli bibit siap tanam atau membuat bibit pisang sendiri. Bibit pisang yang paling umum dibudidayakan adalah bibit yang berasal dari anakan tanaman pisang yang sudah dipanen. Perbanyakan atau penyediaan bibit tanaman pisang bisa dilakukan dengan 3 metode, yaitu ;
> Perbanyakan dengan anakan,
> Perbanyakan dengan kultur jaringan, dan
> Perbanyakan dengan mini bit/bit anakan
Dari ketiga metode pembibitan pisang tersebut yang paling mudah dan umum dilakukan adalah metode perbanyakan melalui anakan. Anakan pisang yang paling baik adalah anakan pedang, yaitu anakan pisang yang tingginya antara 40 – 100 meter dan daunnya masih berbentuk memanjang seperti pedang. Pilih anakan pisang dari tanaman induk yang sudah panen dan bebas penyakit. Untuk jenis atau varietas yang digunakan disesuaikan dengan permintaan pasar.
3. Waktu Yang Tepat Menanam Bibit Pisang
Agar pertumbuhan pisang bisa optimal sebaiknya penanaman dilakukan pada awal musim hujan. Pada masa-masa awal penanaman bibit pisang sangat rentan dan sangat membutuhkan air. Hal ini dilakukan untuk menghindari tingkat kematian bibit dan menghindari kerugian. Terlebih lagi jika menggunakan bibit dari anakan pedang yang dipisahkan dari bonggol tanaman induk. Bibit pisang yang diambil dari anakan pedang dan tanpa disemai terlebih dahulu menggunakan polybag harus segera ditanam ke lahan. Jika tidak segera ditanam bibit pisang mudah terserang hama penggerek batang. Selain itu tingkat kematian bibit lebih tinggi dan menurunnya kualitas bibit.
4. Cara Penanaman Bibit Pisang
Jika menggunakan bibit dari anakan pedang, bibit harus segera ditanam setelah dipisahkan dari bonggol tanaman induk. Masukkan bibit kedalam lubang tanam yang sudah dipersiapkan, kemudian urug sambil sedikit dipadatkan menggunakan tanah bekas galian lubang tanam tersebut. Penanaman bibit pisang yang paling baik adalah pada awal musim hujan. Jarak tanam disesuaikan dengan varietas atau jenis tanaman pisang yang akan ditanam. Untuk jenis pisang Mas dan Barangan jarak tanam 2 m x 2 m. Jarak tanam untuk jenis pisang Ambon, Cavendish, Raja Sereh, dan Raja Nangka 3 m x 3 m. Sedangkan jenis pisang Kepok dan Tanduk 3 mmx 3 m atau 3 m x 3,5 m.
E. Cara Pemupukan, Jadwal dan Dosis Pupuk per Hektar Tanaman Pisang
Pemupukan tanaman pisang dilakukan beberapa kali, yaitu pemberian pupuk dasar dan pemupukan susulan. Cara pemupukan tanaman pisang dilakukan dengan cara ditaburkan pada lubang tanam dan disekeliling batang tanaman. Sedangkan jenis pupuk dan dosisnya disesuaikan dengan tingkat kesuburan lahan. Pada jenis tanah tertentu yang memiliki tingkat kesuburan tinggi tanaman pisang tidak perlu dipupuk. Sedangkan pada lahan yang tandus dan kering, harus diperbanyak pemberian pupuk organik seperti kompos dan pupuk kandang. Kebutuhan pupuk per hektar tanaman pisang sebanyak -/+ 650 kg per tahun. Pupuk tersebut terdiri dari 350 kg Urea, 150 kg SP36 dan 150 kg KCL. Pupuk diberikan sebanyak 4 kali.
Berikut Dosis dan jadwal pemberian pupuk tanaman pisang ;
1. Cara Pemberian Pupuk Dasar Tanaman Pisang
Pupuk dasar berupa kompos atau pupuk kandang yang diberikan 20 – 30 hari sebelum bibit ditanam. Kebutuhan pupuk dasar per tanaman antara 3 hingga 10 kg pupuk organik. Dosis disesuaikan dengan kondisi lahan atau tingkat kesuburan lahan. Pupuk dasar ditaburkan pada lubang tanam, jika pH dibawah 4,5 tambahkan kapur dolomit secukupnya.
2. Pupuk Susulan I Tanaman Pisang
Pemupukan susulan I dilakukan ketika tanaman pisang berumur 10 – 15 hari setelah tanam. Pemupukan dilakukan dengan cara menaburkannya disekeliling tanaman, dengan jarak minimal 30 cm dari pangkal batang. Sebelum ditaburkan, buat parit melingkar dengan kedalaman sekitar 10 cm kemudian pupuk ditimbun tanah. Dosis pupuk susulan pertama sebanyak 162,5 kg per hektar. Dengan rincian 87,5 kg Urea + 37,5 SP36 + 37,5 KCL.
3. Pupuk Susulan II Tanaman Pisang
Pemupukan susulan II dilakukan ketika tanaman pisang berumur 3 bulan setelah tanam. Buat parit dengan kedalaman 10 cm disekeliling pangkal batang dengan jarak 60 – 70 cm dari pangkal batang. Pupuk ditaburkan pada parit tersebut kemudian ditimbun menggunakan tanah. Dosis pupuk susulan II sebanyak 243,75 kg per hektar. Dengan rincian 131,25 kg Urea + 56,25 kg SP36 + 56,25 kg KCL.
4. Pupuk Susulan III Tanaman Pisang
Pemupukan susulan III dilakukan ketika tanaman pisang berumur 6 bulan setelah tanam. Buat parit dengan kedalaman 10 cm disekeliling pangkal batang dengan jarak 60 – 70 cm dari pangkal batang. Pupuk ditaburkan pada parit tersebut kemudian ditimbun menggunakan tanah. Dosis pupuk susulan III sebanyak 243,75 kg per hektar. Dengan rincian 131,25 kg Urea + 56,25 kg SP36 + 56,25 kg KCL.
F. Cara Perawatan dan Pemeliharaan Tanaman Pisang
Selain kualitas bibit dan pemberian pupuk, untuk menghasilkan tanaman dan buah pisang yang berkualitas perlu juga dilakukan perawatan dan pemeliharaan. Berikut ini beberapa kegiatan dalam memelihara dan merawat tanaman pisang ;
1. Penyiraman Tanaman Pisang
Penyiraman tanaman pisang perlu juga dilakukan jika tidak turun hujan atau kemarau dalam jangka waktu yang lama. Terutama pada tanaman muda yang baru ditanam dan menjelang tanaman memasuki usia produktif. Tanaman pisang yang kekurangan air tidak akan tumbuh dengan optimal dan akan menghasilkan buah yang sedikit dan tandan dan buah juga berukuran kecil.
2. Pemangkasan Tanaman Pisang
Daun-daun yang tua, kering dan terserang penyakit dipangkas atau dibuang supaya tanaman sehat dan mencegah penularan penyakit. Pada saat pembungaan setidaknya ada 6-8 daun sehat agar perkembangan buah menjadi maksimal. Setelah pemangkasan bunga jantan sebaiknya tidak dilakukan pemangkasan daun lagi. Daun bekas pangkasan dari tanaman sakit dikumpulkan dan kemudian dibakar, selanjutnya alat pemangkas sterilisasi dengan desinfektan misalnya bayclean atau alkohol.
3. Penyiangan Tanaman Pisang
Penyiangan tanaman pisang terutama dilakukan pada saat tanaman berumur 0 – 5 bulan. Pada saat itu penyiangan harus dilakukan secara manual dan intensif agar pertumbuhan tanaman tidak terganggu oleh gulma. Penyiangan sebaiknya penyiangan tidak dilakukan menggunakan herbisida karena dapat merusak tanah dan meracuni tanaman. Penyiangan dilakukan beberapa kali tergantung kondisi dilapangan.
4. Penjarangan Anakan Pisang
Anakan pisang yang terlalu banyak harus dibuang atau dijarangkan sebab bisa menurunkan produksi dan kualitas buah pisang tanaman induk. Penjarangan anakan dilakukan dengan memelihara 1 tanaman induk (umur 9 bulan), 1 anakan (umur 7 bulan), dan 1 anakan muda (umur 3 bulan). Penjarangan anakan pisang dilakukan rutin setiap 6-8 minggu. Anakan yang dipilih atau disisakan adalah anakan yang terletak pada tempat yang terbuka dan yang terletak diseberangnya.
5. Perawatan Tandan Pisang
Perawatan tandan dilakukan dengan tujuan agar buah pisang yang dihasilkan
dapat tumbuh dan berkualitas baik. Daun-daun disekitar tandan dibersihkan,
terutama daun-daun yang kering. Jantung atau bunga jantan juga dipotong
jika buah pisang pada sisir terakhir sudah berukuran kecil. Buah pisang pada
sisir terakhir berukuran lebih kecil dan biasanya tidak sempurna, buah
tersebut harus dibuang agar buap pada sisir diatasnya dapat tumbuh dengan
optimal. Tandan yang sudah dipotong jantungnya dibungkus menggunakan
plastik atau karung goni. Beri tanda pada setiap tandan yang masa pembuahannya sama untuk mempermudah saat pemanenan. Batang pisang yang terlihat condong ditopang menggunakan kayu atau bambu supaya tidak roboh.
G. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Pisang
Tanaman pisang juga tidak luput dari gangguan serangan hama dan penyakit yang merugikan. Kerusakan tanaman akibat serangan hama maupun penyakit seringkali menyebabkan kerugian yang cukup besar. Untuk itu pengendalian hama dan penyakit tanaman pisang harus dilakukan sejak dini, intensif dan terpadu. Beberapa penyakit utama yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas produksi tanaman pisang, diantaranya adalah penyakit layu (layu fusarium dan layu bakteri), bercak daun (Black dan Yellow Sigatoka, penyakit yang disebabkan virus terutama virus kerdil pisang (Banana Bunchy Top Virus/BBTV). Sedangkan hama yang banyak ditemukan adalah ulat penggulung daun (Erionata thrax L.), Penggerek bonggol (Cosmopolites sordidus Germar), Penggerek batang (Odoiporus longicolis (Oliv), thrips (Chaetanaphotrips signipennis) dan burik pada buah (Nacolea octasema).
Cara pengendalian hama dan penyakit tanaman pisang akan dibahas pada artikel selanjutnya.
H. Panen dan Pasca Panen Buah Pisang
Masa panen setiap varietas atau jenis pisang berbeda-beda, ada yang cepat ada juga yang lebih lama. Buah pisang bisa dipanen ketika sudah cukup tua tetapi belum masak dipohon. Jika untuk tujuan ekspor, buah pisang sebaiknya dipanen tidak terlalu tua tetapi kadar patinya sudah maksimum, yaitu ketika derajat ketuaan sudah mencapai 75 – 85%. Tujuannya supaya buah pisang memiliki daya simpan yang lebih lama. Tetapi jika untuk konsumsi sendiri atau untuk dijual dipasar lokal buah pisang bisa dipanen lebih tua.
Waktu panen buah pisang dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan menghitung jumlah hari dari bunga mekar sampai siap dipanen atau dengan melihat bentuk buah. Buah yang tua biasanya sudut buah tumpul dan membulat, daun bendera mulai mengering, bekas putik bunga mudah patah. Cara pemanenan yaitu batang pisang dipotong kira-kira setengah diameter batang pada ketinggian 1 m dari permukaan tanah. Tandan buah ditahan agar tidak jatuh ke tanah kemudian dipotong. Umur panen setiap jenis pisang berbeda-beda, contohnya pisang ambon umur panen 139 – 154 hari, pisang tanduk 124 – 139 hari, pisang mas 64 – 79 hari.
Penanganan Pasca Panen Buah Pisang ;
> Sisir pisang diptong dan dipisahkan dari tandannya
> Kemudian diseleksi, buah yang bagus dipisahkan
> Sisir pisang diangin-anginkan selama 1 – 2 hari supaya getahnya hilang
> Sisir pisang dikemas dan bisa langsung dijual
> Atau diperam jika ingin dijual sebagai pisang buah
> Pemeraman sebaiknya dilakukan secara alami tanpa menggunakan bahan kimia
Demikian “Cara Budidaya Pisang” Srmoga bermanfaat…
Salam mitalom !!!