8 Aspek Penting yang Harus Diperhatikan dalam Beternak AYAM KAMPUNG (Ayam Buras)
Cara Pemeliharaan Ayam Kampung
Budidaya Peternakan – Ayam kampung atau ayam buras (bukan ras) adalah ayam lokal yang sudah lama dipelihara masyarakat. Di Indonesia terdapat beraneka ragam jenis ayam lokal yang potensial untuk dibudidayakan sebagai penghasil daging atau telur, pun sebagai hewan peliharaan untuk tujuan kesenangan. Produktivitas ayam kampung di Indonesia masih relatif rendah dibandingkan dengan ayam ras. Rendahnya produksi daging maupun telur ayam kampung disebabkan oleh beberapa faktor pemeliharaan, yaitu meliputi sistem pemeliharaan yang secara umum masih seadanya, bibit, dan faktor nutrisi. Hampir setiap rumah di pedesaan memelihara ayam kampung, namun rata-rata dipelihara seadanya hanya untuk usaha sampingan atau untuk kebutuhan konsumsi sendiri.
Sebagian besar masyarakat terutama yang bermukim di pedesaan memelihara ayam kampung secara tradisional, yaitu ayam dibiarkan lepas dan mencari pakan sendiri di alam. Pakan tidak disediakan secara khusus dan hanya diberikan pakan tambahan berupa sisa-sisa makanan atau sisa hasil pertanian. Selain itu, sistem pemeliharaan ayam kampung yang berkembang saat ini adalah sitem pemeliharaan semi intensif dan intensif. Kedua sistem ini diterapkan pada pemeliharaan ayam kampung skala bisnis sebagai sumber pendapatan utama dengan tujuan untuk diambil hasilnya baik berupa daging maupun telur.
Cara Memelihara Ayam Kampung (Ayam Buras) dan 8 Aspek Penting dalam Beternak Ayam Kampung
Untuk dapat meningkatkan produktivitas ayam kampung, diperlukan upaya untuk memelihara ayam kampung secara baik dan benar. Ada beberapa poin penting yang harus diperhatikan oleh peternak dalam budidaya ayam buras agar ayam kampung yang diusahakan menghasilkan keuntungan. Berikut ini beberapa poin penting cara memelihara ayam kampung agar menuntungkan ;
1. Pemilihan Bibit Ayam Kampung
Pemilihan bibit adalah poin utama dalam usaha beternak ayam kampung. Kualitas calon bibit, baik calon induk betina maupun pejantan menentukan baik tidaknya pertumbuhan dan produksi telur ayam yang akan dihasilkan. Perbandingan antara pejantan dan betina adalah 1 : 7 atau 1 : 10 (1 ekor jantan : 7 ekor betina atau 1 ekor jantan : 10 ekor betina). Berikut ini ciri-ciri calon induk ayam kampung betina dan pejantan yang baik untuk dipelihara ;
a). Ciri-ciri Calon Induk Ayam Kampung Betina yang Baik
> Calon induk berumur 6 – 12 bulan
> Berat badan kurang lebih 0,8 kg
> Sehat secara fisik dan tidak cacat
> Mata bersinar dan hidup
> Daerah dubur lembut
> Jarak antara tulang duduk 2 jari
> Jarak antara tulang duduk dan tulang dada 3 jari
> Kedua sayap lebar dan simetris
> Jengger dan pial berwarna merah segar
> Kepala pipih
> Bersifat keibuan dan tidak memiliki sifat kanibal
b). Ciri-ciri Calon Pejantan Ayam Kampung yang Baik
> Calon pejantan berumur 8 – 24 bulan
> Berat badan kurang lebih 1-1,2 kg
> Sehat secara fisik dan tidak cacat
> Mata bersinar dan hidup
> Tubuh besar, kokoh dan kuat
> Bentuk kepala lurus dan pipih
> Ekor melengkung dan menjuntai kebawah
> Tidak memiliki sifat kanibal
c). Cara Perkawinan Ayam Kampung
Untuk menjaga agar pejantan kondisinya tetap sehat dan subur, maka ayam kampung pejantan perlu diistirahatkan (tidak melakukan perkawinan) selama satu minggu dalam satu bulan. Caranya dengan mengurung atau memisahkan ayam kampung pejantan dengan betina. Jika pejantan cukup banyak, waktu istirahat dilakukan secara bergiliran.
Tidak dianjurkan perkawinan secara acak dan perkawinan dalam satu keturunan, hal ini akan menyebabkan penurunan produksi pada generasi berikutnya. Seleksi sederhana dilakukan secara terus menerus pada tiap generasi agar produksi yang diperoleh tidak mengalami penurunan.
2. Persyaratan Lokasi dan Kandang yang Baik untuk Ayam Kampung
Kandang bagi ayam kampung berfungsi untuk melindungi ternak dari hujan dan panas, terpaan angin, gangguan binatang buas, tempat ayam beristrirahat/tidur, dan tempat ayam berkembang biak. Kandang harus cukup luas dan tidak terlalu sempit agar ayam bebas bergerak. Ukuran ideal kandang ayam kampung minimal 2 x 3 meter untuk menampung 40 ekor anak ayam hingga umur 3 bulan atau dapat menampung 30 ekor ayam dewasa.
1). Persyaratan kandang untuk ayam kampung ;
a). Tempat atau lokasi kandang harus kering/tidak tergenang air,
b). Lokasi kandang jauh dari rumah warga,
c). Kandang memiliki ventilasi yang baik,
d). Kandang dan sekitarnya sehat dan bersih,
e). Kandang menghadap ke arah timur agar cukup mendapat sinar matahari pagi,
f). Atap kandang tidak bocor,
g). Lokasi kandang diberi pagar kawat/bambu untuk mencegah masuknya binatang buas.
2). Bahan kandang untuk ayam kampung ;
a). Bahan kayu/bambu untuk rangka kandang,
b). Atap terbuat dari alang-alang, rumbia atau ijuk,
c). Dinding kandang dari bambu, papan atau kawat,
d). Alas kandang berupa lanta semen atau tanah yang diberi alas sekam padi/serbuk gergaji. Untuk kandang ayam tipe panggung lantai dapat dibuat dari bambu atau kayu.
3). Peralatan kandang :
a). Tempat pakan dan minum ayam terbuat dari bahan yang tidak mudah berkarat, misalnya bambu, plastik atau paralon,
b). Tempat pakan dan minum disediakan sesuai dengan jumlah ternak ayam,
c). Tempat pakan dan minum diletakkan ditepi kandang dengan posisi sedikit lebih tinggi dari lantai agar ayam tidak mencakar-cakar pakan dan mencegah pakan/minum bercampur kotoran ayam,
d). Didalam kandang disediakan tempat bertengger yang cukup supaya ayam tidak berdesakan,
e). Didalam kandang disediakan sangkar tempat bertelur dan mengeram,
f). Sangkar tempat ayam bertelur dan mengeram dibuat tidak terlalu cekung atau terlalu datar agar ayam mudah membalik telurnya,
g). Bentuk sangkar bertelur/mengeram berbentuk kotak dengan ukuran 35 x 35 cm atau bulat dengan diameter 50 cm,
h). Sangkar bertelur/mengeram diletakkan pada tempat yang agak gelap dan tenang dengan tinggi sekitar 50 cm dari lantai kandang,
i). Jumlah sangkar dibuat sesuai dengan jumlah induk yang sedang bertelur,
j). Sangkar disemprot menggunakan air tembakau atau air kapur sebelum digunakan untuk mencegah gangguan kutu ayam/gurem.
3. Jenis Pakan Tambahan Ternak Ayam Kampung (Ayam Buras)
Pemberian pakan pada ternak ayam kampung yang dipelihara secara tradisional tidak dilakukan secara rutin, hanya kadang-kadang saja berupa sisa-sisa makanan atau sisa hasil pertanian. Ayam kampung dibiarkan lepas berkeliaran dan mencari pakan sendiri di alam, ayam hanya dikandangkan pada malam hari. Pada pemeliharaan ayam kampung semi intensif, ternak ayam diberi pakan tambahan sedangkan ayam kampung yang dipelihara secara intensif peternak menyediakan pakan sepenuhnya.
Pakan tambahan yang biasanya diberikan pada ternak ayam kampung yaitu hasil pertanian atau sisa olahan hasil pertanian, antara lain jagung, sagu, padi, singkong, ubi jalar, kacang-kacangan, onggok, gaplek, dedak padi, meniran, ampas tahu, limbah ikan asin/ikan segar, gabah hampa, sisa sayuran atau sisa makanan. Selain itu ayam buras juga dapat diberi pakan tambahan yang banyak terdapat di alam, seperti cacing, bekicot, keong mas dll.
4. Jadwal dan Cara Pemberian Pakan Ternak Ayam Kampung yang Dipelihara Secara Intensif
a). Cara Pemberian Pakan Anak Ayam Kampung Umur 1-7 Hari
Tempat pakan anak ayam kampung umur 1-7 hari sebaiknya berbentuk datar seperti tampah/nampan supaya pakan mudah dijangkau oleh anak-anak ayam. Pakan diberikan 3 atau 4 kali dalam satu hari. Pakan harus tersedia sepanjang hari dan tidak terbatas jumlahnya.
b). Cara Pemberian Pakan Ayam Kampung Umur 1-10 Minggu
Pakan yang diberikan pada ternak ayam kampung umur 1-10 minggu sebanyak 20-50 gram per ekor per hari. Pakan harus mengandung protein 14-15%. Pakan yang diberikan berupa starter ayam ras dicampur dedak padi dengan perbandingan 1:1 atau jagung giling dan dedak padi dengan perbandingan 2:1 ditambah limbah ikan segar/asin/keong mas/serangga/cacing dan lain sebagainya.
c). Cara Pemberian Pakan Ayam Kampung Umur 10-12 Minggu
Pakan yang diberikan memiliki kandungan protein 14-15% berupa jagung giling, dedak, nasi, gabah, limbah ikan dll. Jumlah pakan yang diberikan setiap hari per ekor ayam sebanyak 50-70 gram. Perbandingan campuran pakan yaitu dedak padi 45%, jagung giling 30 %, limbah ikan/keong mas/cacing 20% dan hijauan 5%. Pada umur 10-12 minggu, anak ayam secara bertahap dapat dilepas dengan ayam lainnya.
d). Cara Pemberian Pakan Ayam Kampung Umur 12-20 Minggu (Ayam Dara)
Ayam kampung umur 12-20 minggu (ayam dara) memiliki laju pertumbuhan lebih cepat daripada anak ayam. Oleh sebab itu, pakan yang diberikan harus lebih banyak, baik jumlah maupun kandungan gizinya. Jenis pakan yang dapat diberikan dedak padi 55%, jagung 34%, limbah ikan/cacing 7%, dan hijauan/sayuran 4%. Selain itu ayam dapat juga diberi pakan berupa nasi dan gaplek. Pakan diberikan 2-3 kali dalam sehari. Jumlah pakan yang diberikan sebanyak 70-100 gram per ekor per hari dengan kandungan protein 10-14%.
e). Cara Pemberian Pakan Ayam Kampung Betina Dewasa (Umur diatas 20 Minggu)
Gizi pakan pada ayam dewasa sebagian besar digunakan untuk produksi telur, sehingga kualitas dan kontinuitas pakan yang diberikan sangat mempengaruhi produksi telur. Oleh sebab itu jika terjadi perubahan menu pakan sebaiknya dilakukan secara bertahap. Agar ayam kampung menghasilkan banyak telur diperlukan pakan yang memiliki kandungan protein sesuai dengan kebutuhan ayaam, yaitu pakan harus mengandung protein kasar 14-24%. Ayam kampung dewasa yang sedang bertelur membutuhkan pakan sebanyak -/+ 150 gram per hari. Contoh jenis dan jumlah pakan ayam kampung yang sedang bertelur (ayam dewasa) yaitu dedak padi 45%, jagung 20%, meniran/gaplek/gabah/nasi 10%, limbah ikan/keong mas/cacing 20%, sayuran 5%.
5. Pemberian Air Minum pada Ternak Ayam Buras (Ayam Kampung)
Selain pakan yang bergizi, ternak ayam kampung juga membutuhkan air minum agar fungsi tubuh berjalan normal. Air merupakan bahan dasar dari darah, cairan antar dan dalam sel tubuh yang berfungsi untuk transportasi zat gizi serta sisa-sisa pembakaran dalam tubuh serta berfungsi dalam pengaturan suhu tubuh. Ayam membutuhkan air minum yang cukup untuk pertumbuhan, untuk produksi dan untuk proses pencernaan makanan. Kekurangan air dapat menyebabkan terjadinya penurunan produksi telur maupun daging ayam kampung.
Air minum untuk anak ayam kampung umur 1-2 hari sebaiknya diberi gula pasir 2 sendok makan per liter air. Air minum untuk ayam buras umur 2-7 hari, air minum dicampur dengan obat anti stres atau vitachik.
6. Cara Pembuatan Kandang (Kotak Indukan) Anak Ayam Kampung Baru Menetas
7. Cara Memisahkan dan Perawatan Anak Ayam (DOC) Kampung dari Induknya
8. Pengaturan Siklus Bertelur Ayam Kampung
Poin 6 – 8 akan disajikan pada artikel berikutnya, dengan judul “Cara Pemisahan, Perawatan Anak AYAM BURAS (Ayam Kampung) dan Pengaturan Siklus Bertelur Ayam Kampung”
Demikian tentang “Cara Pemeliharaan Ayam Kampung” Semoga bermanfaat….
Salam mitalom !!!