Manajemen Pemeliharaan AYAM BURAS (Ayam Kampung) Petelur dan Pedaging untuk Hasil Maksimal
Manajemen dan Tips Pemeliharaan AYAM BURAS (Ayam Kampung)
Budidaya Peternakan – Apa itu Manajemen Pemeliharan dalam Usaha Budidaya Kampung? Secara umum definisi “Manajemen Pemeliharaan” dalam kegiatan usaha budidaya ternak ayam kampung adalah sistem pengelolaan kegiatan pemeliharaan atau perawatan dengan melalui proses perencanaan, pengorganisasian serta pengendalian operasi kegiatan pemeliharaan. Dalam kegiatan usaha budidaya ayam kampung, manajemen pemeliharaan adalah salah satu kunci sukses budidaya. Dengan kata lain, manajemen pemeliharaan ayam kampung adalah semua aspek kegiatan budidaya yang dilakukan secara sistematis dan terencana dengan baik. Tercapainya tujuan usaha budidaya ayam kampung tidak hanya ditunjang oleh fasilitas dan teknik perawatannya saja, tetapi juga diperlukan manajemen yang memadai. Logikanya, suatu usaha budidaya peternakan ayam kampung akan memberikan hasil yang baik apabila sistem budidaya dilakukan dengan baik pula. Sistem budidaya peternakan yang baik akan jauh lebih baik jika ditunjang dengan manajemen pemeliharaan yang memadai. Manajemen pemeliharaan yang baik berperan penting dalam mengurangi resiko kegagalan atau kerugian dalam kegiatan usaha budidaya ayam kampung.
Aspek Penting Manajemen Pemeliharaan Ternak AYAM BURAS / Ayam Kampung
AYAM BURAS atau Ayam Kampung tergolong mudah di ternakkan, sebab pemeliharaannya tidak sesulit ayam broiler. Dalam usaha peternakan ayam kampung, baik dengan tujuan untuk menghasilkan daging maupun telur yang perlu diperhatikan adalah manajemen pemeliharaan atau perawatan. Beberapa aspek penting manajemen pemeliharaan dalam budidaya ternak ayam kampung adalah sebagai berikut ;
– Penetapan tujuan komoditas ayam kampung,
– Penentuan maksud dan tujuan beternak ayam kampung,
– Penerapan sistem pemeliharaan,
– Penentuan lokasi kandang peternakan ayam kampung,
– Pemilihan bibit/DOC ayam kampung,
– Kepadatan kandang ayam kampung,
– Kebersihan dan kesehatan kandang,
– Pakan dan nutrisi,
– Penanggulangan hama dan penyakit ayam kampung,
– Pemanenan dan pemasaran hasil budidaya ayam kampung.
1. Penetapan Tujuan Komoditas Beternak Ayam Kampung
Sebelum melakukan usaha budidaya peternakan ayam kampung perlu dipersiapkan beberapa hal, yang pertama adalah penetapan tujuan komoditas beternak, apakah sebagai penghasil daging atau penghasil telur. Salah satu penyebab merosotnya pengusahaan dan produksi ayam kampung disebabkan oleh tujuan pemeliharaan belum spesifik sebagai ayam petelur atau ayam pedaging. Penentuan tujuan komoditas beternak ayam kampung ini sifatnya sangat penting karena akan menentukan sistem pemeliharaan dan manajemennya, seperti pemilihan induk untuk bibit dan pemberian pakan.
2. Penentuan Maksud dan Tujuan Beternak Ayam Kampung
Yang kedua adalah menentukan maksud dan tujuan beternak ayam kampung. Penentuan maksud dan tujuan beternak ini sangat penting disamping penentuan tujuan komoditas. Dalam melakukan usaha budidaya ternak ayam kampung ini setidaknya ada 3 maksud dan tujuan, yaitu beternak ayam hanya sekedar mengisi waktu luang dan beternak sebagai sumber penghasilahan keluarga atau beternak sebagai usaha sumber pendapatan. Dengan penetapan maksud dan tujuan beternak ayam kampung ini sudah ditetapkan maka usaha peternakan ayam kampung yang dijalankan akan menerapkan kaidah-kaidah usaha yang semestinya. Dari ketiga maksud dan tujuan beternak ayam kampung tersebut, masing-masing memiliki kaidah usaha yang berbeda. Jika beternak dengan maksud dan tujuan sebagai sumber pendapatan maka keuntungan berupa ekonomi merupakan target utama yang harus dihasilkan. Kepuasan peternak akan ditentukan dengan seberapa banyak nilai ekonomi dan keuntungan yang dihasilkan dari peternakan yang diusahakan.
3. Penerapan Sistem Pemeliharaan
Dalam usaha budidaya beternak ayam kampung, terdapat 3 sistem pemeliharaan yang umum dilakukan oleh peternak. Ketiga sistem pemeliharaan tersebut adalah sebagai berikut ;
1). Sistem ekstensif, yaitu sistem pemeliharaan ayam kampung secara tradisional yang umum dilakukan hampir setiap rumah tangga petani di pedesaan, ayam tidak dikandangkan, keseimbangan kebutuhan nutrisi pakan dicukupi secara alami dengan sumber daya yang tersedia di lingkungan sekitarnya, belum memperhatikan aspek teknis dan perhitungan ekonomis. Sistem ini umumnya dilakukan dalam budidaya ternak ayam kampung yang tujuannya hanya sebagai usaha sampingan.
2). Sistem semi intensif, yaitu sistem pemeliharaan ayam kampung dengan menyediakan kandang/pagar di sekitar ayam berkeliaran, dilakukan penyapihan anak dan induk ayam, diberi pakan tambahan. Pada sistem ini ternak ayam diumbar pada areal yang dibatasi pagar.
3). Sistem intensif, yaitu sistem pemeliharaan ayam kampung dimana ayam sudah dikandangkan sepanjang hari, diberi pakan dan pencegahan penyakit dilakukan teratur dan intensif. Sistem ini cocok diterapkan dalam usaha ternak ayam dengan tujuan komersial atau sebagai sumber pendapatan, baik untuk tujuan komoditas ayam pedaging maupun petelur.
4. Penentuan Lokasi Kandang Peternakan Ayam Kampung
Ayam Kampung dapat berkembang dengan baik pada berbagai tipologi lahan, seperti lahan gambut dan pasang surut, karena pada lahan tersebut tersedia pakan berupa serangga dan cacing sebagai sumber protein (GUNAWAN dan SUNDARI, 2003). Produktivitas ayam Kampung tidak berbeda pada berbagai tipologi lahan, karena lebih banyak dipengaruhi oleh manajemen pemeliharaan. Beberapa syarat lokasi yang baik untuk budidaya ternak ayam kampung adalah sebagai berikut ;
1). Lokasi peternakan tidak jauh dari pemasaran hasil dan sumber-sumber faktor pendukung produksi.
2). Lokasi peternakan harus jauh dari pemukiman, tetapi memiliki akses transportasi dan komunikasi yang baik.
3). Lokasi peternakan hendaknya dekat atau memiliki sumber air bersih yang cukup.
4). Lokasi kandang tidak terlindung agar sinar matahari tidak terhalang masuk, terutama di pagi hari,
5). Lokasi peternakan memenuhi aturan tataguna lahan dari pemerintah daerah setempat.
5. Pemilihan Bibit / DOC Ayam Kampung
Jika dipelihara dengan baik dan terarah, ayam kampung jenis apapun akan memberikan hasil yang cukup memuaskan. Meskipun ayam kampung secara umum tidak memiliki ciri-ciri khusus dalam hal warna bulu atau bentuk badan, namun seleksi atau pemilihan DOC/bibit ayam yang akan diternakkan harus dilakukan dengan cermat. Bibit yang baik akan menentukan percepatan perkembangan dan keberhasilan dalam usaha budidaya ternak ayam kampung. Berikut ini beberapa ciri-ciri DOC/bibit ayam kampung yang baik untuk di budidayakan :
1). Pemilihan bibit dapat dilakukan dengan memilih calon indukan yang sejenis, yaitu bentuk badan seragam, besar kecilnya seukuran dan umurnya tidak terpaut jauh.
2). Sebaiknya calon induk telah berumur paling tidak 7 bulan. Calon bibit tersebut sebaiknya secara turun temurun memiliki sifat-sifat pembawaan yang baik dan sehat, tidak berpenyakit,
3). Indukan tidak terdapat bagian tubuh yang cacat, berasal dari kelompok atau kawanan ayam yang terpilih, pertumbuhan badannya baik dan hasil telurnya banyak.
4). Tingkah lakunya gembira, gerakan tangkas dan aktif,
5). Nafsu makan baik dan aktif mencari makan sepanjang hari,
6). Tidak takut didekati manusia,
7). Suaranya ramai saat didekati dan diberi pakan,
8). Bulu ayam kelihatan mengkilap dan cerah.
6. Kepadatan Kandang Ayam Kampung
Kepadatan kandang disesuaikan dengan umur ayam kampung dan ukuran kandang. Kadang yang terlalu padat atau terlalu banyak menampung ayam akan menganggu kesehatan ayam itu sendiri. Berikut ini beberapa batasan kepadatan kandang dalam usaha beternak ayam kampung ;
1). Kepadatan kandang untuk anak ayam dalam indukan cukup 30 ekor per meter persegi,
2). Untuk ayam usia remaja, kepadatan kandang antara 14-16 ekor per meter persegi (disesuaikan dengan peningkatan umur dan ukuran tubuh ayam kampung)
3). Kepadatan kandang untuk ayam dewasa antara 6-8 ekor per meter persegi (disesuaikan dengan ukuran tubuh ayam).
4). Desain dan bentuk kandang disesuaikan dengan tujuan komoditas, apakah untuk ayam pedaging atau petelur.
Notes :
Tipe kandang untuk budidaya beternak ayam kampung dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu sebagai berikutt ;
a). Kandang Berpagar / Kandang umbaran : yaitu kandang ayam kampung sistem semi intensif yang cocok untuk beternak ayam kampung pedaging.
b). Kandang Lantai Liter : yaitu kandang yang lantainya dilapisi dengan liter berupa serbuk gergaji atau sekam padi. Kandang tipe ini cocok untuk ayam kampung bibit atau pedaging
c). Kandang Lantai Cage/Battery : yaitu kandang yang memiliki jarak antara dasar kandang dengan tanah. Kandang tipe ini cocok untuk budidaya ayam kampung petelur.
7. Kebersihan dan Kesehatan Kandang Ternak Ayam Kampung
Kebersihan dan kesehatan kandang adalah faktor penting dalam menjaga kesehatan ayam kampung. Kandang yang kotor, bau dan banyak limbah/sampah akan memicu tumbuhnya berbagai jenis bakteri dan virus penyebab penyakit pada ternak ayam kampung. Berikut ini beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar kandang ayam kampung tetap bersih dan sehat ;
1). Usahakan kandang dan lokasi sekitar kandang selalu kering/tidak lembab,
2). Sebaiknya kandang ayam kampung menghadap ke arah timur agar sinar matahari pagi dapat langsung masuk ke dalam kandang,
3). Kandang memiliki ventilasi yang baik,
4). Kandang harus sering dibersihkan,
5). Material kandang menggunakan bahan-bahan yang mudah dibersihkan,
6). Penyemprotan desinfektan.
8. Pemberian Pakan dan Nutrisi
Pakan dan nutrisi adalah elemen pokok dalam usaha budidaya ayam buras/ayam kampung. Pakan yang diberikan harus mampu memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh ternak. Kualitas pakan yang diberikan sangat menentukan kuantitas produksi ternak ayam kampung, baik sebagai ayam pedaging maupun petelur. Jenis pakan untuk ayam kampung bisa berbentuk apa saja, yang terpenting kandungan gizinya. Pakan yang baik untuk ayam kampung setidaknya mengandung 12% protein kasar dan energi sebesar 2500 kkal/kg. Berikut ini 6 kelompok nutrisi yang harus terpenuhi didalam pakan ayam kampung yang diberikan ;
1). Air, pada masa awal dan masa pertumbuhan ayam membutuhkan 2-2,5 gram air pada setiap pakan yang diberikan. Air minum yang bersih harus selalu tersedia didalam kandang peternakan.
2). Protein, pakan ayam buras/ayam kampung yang diberikan harus mengandung protein sekurang-kurangnya sebanyak 12%
3). Karbohidrat, berikan pakan yang mengandung karbohidrat seperti biji-bijian. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi
4). Lemak, lemak adalah sumber energi selain karbohidrat. Ayam petelur memerlukan asam lemak esensial seperti asam linoleat
5). Mineral, kandungan mineral yang harus terdapat pada pakan ayam antara lain kalsium, fosfor, natrium, magnesium.
6). Vitamin, vitamin berperan sebagai koenzim dan regulator metabolisme. Kekurangan vitamin akan menyebabkan ternak ayam kampung kurang produktif, terutama pada ayam kampung petelur.
9. Penanggulangan Hama dan Penyakit
Meskipun AYAM BURAS / ayam kampung memiliki daya tahan tubuh yang baik, namun tidak tertutup kemungkinan ternak terserang penyakit. Berikut ini beberapa tips pencegahan serangan penyakit pada ternak ayam kampung ;
1). Menjaga kebersihan kandang dan lingkungan umbaran
2). Sanitasi kanda ng yang baik
3). Membuat kanda ng pada iokasi yang cukup mendapatkan sinar matahari pagi
4). Memberikan vitamin dan antibiotik pada mas a awai pertumbuhan agar a nak ayam memiliki day a tahan tubuh yang baik
5). Tidak memberikan s is a makanan yang sudah bas i dan membusuk
6). Melakukan vaksinasi secara teratur
7). Memberikan pakan yang kayagizi dan vitamin
8). Segera menjauhkan dan memusnahkan terna k yang terserang penyakit
10. Pemanenan dan Pemasaran Hasil Budidaya Ayam Buras/Ayam Kampung
Telur dan daging ayam Kampung memiliki pangsa pasar tersendiri. Hal ini ditunjukkan oleh harganya yang melebihi telur dan dagingayam ras serta banyak konsumennya. Ayam Kampung yang diperdagangkan sebagian besar (70 − 90%) merupakan ayam Kampung muda.
Pemanenan telur yang dihasilkan harus segera untuk menghindari telur kotor akibat tercampur feses atau sisa-sisa pakan pada kandang. Hal ini untuk menjamin mutu telur yang dihasilkan. Namun demikian, pemanenan tidak juga harus terlalu sering karena dapat menyebabkan ayam stress. Untuk ayam buras pedaging, pemanenan disesuaikan dengan permintaan pasar. Umur ayam kampung bisa dipanen pada usia 2-3 bulan, disesuaikan dengan bobot yang diminati pasar.
Untuk pemasaran, baik telur maupun daging ayam kampung tergolong mudah, karena jumlah permintaannya tinggi sementara produksi masih terbatas. Ayam kampung bisa dijual di pasar tradisional, rumah tangga, pengepul, warung makan, restoran, super market dan lain sebagainya. Saat ini sudah banyak rumah makan dan restoran yang lebih memilih daging ayam kampung daripada ayam ras. Harga jual ayam kampung jauh lebih tinggi daripada ayam ras.
Demikian tentang “Manajemen Pemeliharaan AYAM KAMPUNG untuk Hasil yang Lebih Memuaskan“. Semoga bermanfaat…
Salam mitalom !!!