Panduan Umum Cara BUDIDAYA KAKAO

A.    Persiapan Lahan

Panduan Umum Cara BUDIDAYA KAKAO
Kakao (Theobroma cacao L.) (Foto by : Aris Alfi)

Budidaya Perkebunan – Tahap awal dalam budidaya kakao adalah mempersiapkan lahan yang akan ditanami kakao. Persiapan lahan atau arela dimulai dari tahap survai/pengukuran sampai tahap pengendalian ilalang. Pada tahap ini, pelaksanaan pekerjaan meliputi pemetaan topografi, penyebaran jenis tanah, serta penetapan batas areal yang akan ditanami. Hasi survai akan sangat penting artinya untuk tahapan pekerjaan lain , bahkan dalam hal penanaman dan pemeliharaan kakao. Tahap selanjutnya dari  persiapan lahan adalah tebas/babat.
Pelaksanaan pekerjaan pada tahap ini adalah dengan membersihkan semak belukar dan kayu-kayu kecil sedapat mungkin ditebas rata dengan permukaan tanah, setelah itu dilanjutkan dengan tahap tebang. Tahap berikut ini dilaksanakan selama 3-4 bulan, dan merupakan tahap yang paling lama dari semua tahap persiapan lahan. Bila semua pohon telah tumbang lalu biarkan selama 1-1,5 bulan agar daun kayu mengering.
Areal yang telah bebas dari semak belukar, kayu-kayu kecil, dan pohon besar, apalagi bila baru dibakar, biasanya cepat sekali menumbuhkan ilalang. Seperti diketahui, ilalang merupakan gulma utama dari areal pertanian. Karena itu, pengendaliannya harus dilaksanakan sesegera mungkin, sehingga sedapat mungkin areal telah bebas dari ilalang saat penanaman pohon pelindung.

B.    Penanaman Pohon Pelindung

Setelah tahap persiapan dan pembersihan lahan selesai, pekerjaan selanjutnya adalah penanaman pohon pelindung. Pada areal penanaman kakao ada dua jenis pohon pelindung, yaitu: Pohon pelindung sementara dan Pohon pelindung tetap. Pohon pelidung sementara berfungsi bagi tanaman yang telah mulai menghasilkan. Untuk menetapkan pohon pelindung yang hendak ditanam maka hal-hal yang berkaitan dengan morfologi daun, letak kedududkan daun, ukuran tipe daun, tipe percabangan maupun ketahan akan hama penyakit, serta sifatnya didalam penyerapan air dan hara patut diperhatikan. Bila memungkinkan, pohon pelindung sebaiknya juga dimanfaatkan segi ekonomisnya seghingga areal penanaman kakao dan pohon pelindungnya mempunyai nilai tambah.

Pohon pelindung sementara yang umum digunakan ialah: Maghonia macrophylla, Albizzi falcata atau Ceiba petranda. Pohon pelindung hendaknya ditanam 12-18 bulan sebelum penanaman kakao dilapangan. Hal ini juga mengisyaratkan bahwa kakao harus sudah dibibitkan 4-6 bulan sebelumnya.

C    Penentuan Jarak Tanam Kakao

Setelah pohon pelindung berumur 12 atau 18 bulan, pekerjaan selanjutnya adalah pembuatan lubang tanam. Tahap ini diawali dengan pengaturan jarak tanam yang ditandai dengan pancang-pancang kayu pada titik yang akan dibuat lubang tanam. Jarak tanam yang ideal bagi kakao adalah jarak yang sesuai dengan perkembangan bagian tajuk tanaman serta cukup tersedianya ruang bagi perkembangan akar.

Pengaturan jarak tanam disesuaikan dengan sifat pertumbuhan tanaman, sumber bahan tanam, dan kesuburan
tanah. Kakao dengan bahan tanaman Sca 6 misalnya membutuhkan ruang pertumbuhan tajuk yang lebih kecil dibandingkan dengan klon lainnya. Dengan kata lain jarak tanam tergantung dari luasan tajuk yang akan dibentuk tanaman. Berikt ini tabel jarak tanam dan jumlah pohon kakao per hektar ;

Jarak Tanam dan Jumlah Tanaman Kakao per Hektar
Jarak Tanam (m x m) Jumlah Tanaman per Hektar
2.4 x 2.4 1680
3 x 3 1100
4 x 4 625
5 x 5 400
3.96 x 1.83 1380
2.5 x 3 1333
4 x 2 1250
3 x 2 1250

D.    Penentuan Pola Tanam

Pola tanam adalah teknik mengatur jarak tanaman dan pengaturan tanaman / pohon pelindung. Penentuan pola tanam dianjurkan untuk mendapatkan areal penanaman kakao yang sebaik-baiknya. Tujuan dari penentuan pola tanam antara lain untuk ;

1).    mengoptimalkan jumlah tanaman per hektar
2).    mengoptimalkan fungsi pohon pelindung
3).    meminimalkan kerugian yang timbul pada nilai kesuburan tanah

Pola tanam yang sering diaplikasikan pada perkebunan kakao antara lain ;

1).    Pola tanam kakao segi empat, pohon pelindung segi empat
2).    Pola tanam kakao segi empat, pohon pelindung segi tiga
3).    Pola tanam kakao berpagar ganda, pohon pelindung segi empat
4).    Pola tanam kakao berpagar ganda, pohon pelindung segi tiga

Pola tanam segi empat

Pada pola tanam segi empat pohon pelindung segi empat tidak terdapat jarak antar dua  barisan pohon kakao. Seluruh areal ditanami menurut jarak tanam yang ditetapkan. Pohon pelindung berada tepat berada pertemuan diagonal empat pohon kakao. Pada pola tanam segi empat pohon pelindung segi tiga juga sama. Perbedaannya terletak pada letak pohon pelindung diantara dua gawangan dan dua barisan yang membentuk segi tiga sama sisi.

Pola berpagar ganda

Pada pola tanam berpagar ganda, beberapa berisan pohon kakao dipisahkan dua kali jarak tanam yang telah ditetapkan dengan beberapa barisan pohon kakao berikutnya. Dengan demikian terdapat ruang diantara barisan kakao yang bisa dimanfaatkan sebagai jalan untuk pemeliharaan. Sedangkan pohon pelindung segi tiga dan segi empat sama polanya dengan pola pohon pelindung terdahulu.

E.    Penanaman Tanaman Penutup Tanah

Tanaman penutup tanah pada areal perkebunan kakao pada umumnya adalah tanaman jenis kacang-kacangan, antara lain Centrosema pubescens, Colopogonium mucunoides, Puerarai javanica atau Pologonium caeruleum. Waktu penanaman benih tanaman penutup tanah adalah setelah penentuan jarak tanam atau setelah pembersihan lahan. Tanaman penutup tanah berfungsi untuk menambah kesuburan tanah, mempertahankan lapisan atas tanah serta mencegah pertumbuhan gulma pengganggu. Kacang-kacangan ditanam 3 atau 2 baris diantara barisan tanaman kakao.

F.    Pembuatan Lubang Tanam Kakao

Lubang tanam dibuat tepat pada titik jarak tanam yang telah dibuat sebelumnya dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm, 50 x 50 x 50 cm atau 60 x 60 x 60 cm. Ukuran lubang tanam disesuaikan dengan ukuran polybag bibit. Lubang tanam dibuat 2 – 3 minggu sebelum penanaman bibit. Kemudian setiap lubang tanam ditaburi dengan kapur dolomit dengan dosis disesuikan dengan kebutuhan. Biarkan selama beberapa hari atau setelah tersiram air hujan.

G.    Pemberian Pupuk Dasar Tanaman Kakao

Beberapa hari setelah penaburan kapur dolomit, lubang tanam diberikan pupuk dasar berupa pupuk kandang atau kompos sebanyak 2 – 3 kg per lubang. Sebaiknya pupuk kandang atau kompos yang digunakan adalah pupuk yang telah matang. Sebelum dimasukkan ke lubang tanam pupuk kandang dicampur dengan tanah dengan perbandingan 1 : 1 dan ditambahkan pupuk TSP atau SP36 sebanyak 5 – 10 gram per lubang tanam. Kemudian lubang tanam ditutup menggunakan serasah / dedaunan kering dan biarkan selama 2 minggu.

H.    Cara Penanaman Bibit Kakao

Jika semua langkah-langkah diatas sudah dilakukan dan keadaan pohon pelindung tetap telah memenuhi syarat sebagai naungan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan penanaman. Bibit tanaman kakao sudah bisa ditanam kelahan pada umur 4 atau 6 bulan.

Penanamannya dilakukan dengan memasukkan polybag ke dalam lubang tanam, kemudian plastik polybag disayat menggunakan pisau dan dilepaskan dari media bibit. Cara ini dilakukan untuk mencegah bibit kakao stres karena rusaknya media semai. Setelah itu lubang ditutup menggunakan tanah dan dipadatkan. Tanah disekitar batang dibuat lebih tinggi agar air hujan tidak menggenang dan untuk mencegah pembusukan akar bibit kakao.

Bibit tanaman kakao yang baru dipindah tanam hendaknya diberi naungan sementara dengan menancapkan daun kelapa, daun pinang atau daun kelapa sawit untuk melindungi bibit dari panasnya matahari. Pelindung sementara ditancapkan pada sisi timur dan sisi barat bibit. Hal ini dilakukan untuk mencegah kematian bibit / stres bibit sebab bibit yang baru ditanam sangat peka terhadap sinar matahari.

I.    Perawatan dan Pemeliharaan Tanaman Kakao

Panduan Umum Cara BUDIDAYA KAKAO
Perkebunan Kakao (Foto by : Aris Alfi)

Setelah proses penanaman selesai, pekerjaan selanjutnya adalah merawat dan memelihara agar tanaman tumbuh dengan baik dan sesuai harapan. Beberapa kegiatan dalam perawatan dan pemeliharaan tanaman kakao antara lain sebagai berikut ;

1).    Penyulaman

Setelah penanaman selesai, lakukan pengontrolan tanaman secara rutin. Segera lakukan penyulaman jika terdapat tanaman yang mati, terserang penyakit atau tanaman yang pertumbuhannya kurang baik.

2).    Penyiraman

Lakukan penyiraman jika memang dibutuhkan, tanaman kakao yang baru dipindah tanam sangat sensitif terhadap cuaca dan sangat membutuhkan air untuk pertumbuhannya. Penyiraman dilakukan sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya.

3).    Penyiangan

Rumput liar/gulma yang tumbuh disekitar tanaman hendaknya selalu dibersihkan, supaya tidak terjadi kompetisi dalam memperoleh unsur hara. Selain itu tanaman penutup tanah (kacang-kacangan) yang ada disekitar tanaman juga harus dibersihkan agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman kakao. Sebisa mungkin hindari penggunaan herbisida untuk mencegah kerusakan tanah dan keracunan pada tanaman, terutama tanaman muda yang baru pindah tanam.

J.    Pemupukan Tanaman Kakao

Untuk menjaga ketersediaan nutrisi atau unsur hara serta menunjang pertumbuhan tanaman kakao maka perlu dilakukan pemupukan susulan. Pemupukan dilakukan secara teratur dengan interval tertentu. Jenis pupuk yang digunakan bisa berupa pupuk kandang, kompos atau pupuk anorganik seperti pupuk urea, ZA, KCL, TSP / SP36 atau pupuk majemuk misalnya pupuk NPK. Pemupukan bisa dilakukan dengan cara menaburkan disekeliling batang tanaman dengan jarak dan dosis disesuaikan dengan umur dan lebar tajuk tanaman. Gunakan jenis pupuk sesui kebutuhan dan tingkat/fase pertumbuhan tanaman kakao.

K.    Pemangkasan Pohon Pelindung

Selama masa tanaman belum menghasilkan pemeliharaan ditunjukkan kepada pembentukan cabang yang seimbang dan pertumbuhan vegetatif yang baik. Disamping itu, pemangkasan pohon pelindung tetap juga dilaksanakan agar percabangan dan dedaunnya tumbuh tinggi dan baik. Sedangkan pohon pelindung sementara dipangkas dan akhirnya dimusnahkan sejalan dengan pertumbuhan kakao. Pohon pelindung sementara yang dibiarkan akan membatasi pertumbuhan kakao, karena menghalangi sinar matahari serta menimbulkan persaingan denagn tanaman utama dalam mendapatkan air dan hara.

1).    Pemangkasan pohon pelindung sementara

Pohon pelindung sementara harus dipangkas agar tidak menutupi tanaman kakao. Caranya adalah dengan merumpisnya dengan menggunakan pisau babat tajam. Pohon pelindung sementara harus tidak lebih tinggi dari 1,5 m agar tanaman kakao mendapatkan sinar matahari yang sesuai dengan pertumbuhannya. Sisa pemangkasan diletakkan dipinggiran tanaman kakao agar dapat menekan pertumbuangulma dan menjadi sumber hara. Sesuai dengan umur kakao, pohon pelindung sementara dipangkas semakin rendah. Bila percabangan kakao telah tumbuh kearah samping dan dedaunnya sudak cukup lebat, pohon pelindung sementara biasanya tidak tumbuh lagi. Pohon pelindung sementara yang masih hidup harus dimusnahkan, kecuali yang tumbuh di pinggiran jalan utama kebun, yang kelak berfungsi sebagai pagar bagi kakao.

2).    Pemangkasan pohon pelindung tetap

Pohon pelidung tetap dipangkas agar dapat berfungsi dalam jangka waktu yang lama. Pemangkasan dilakukan terhadap cabang-cabang yang tumbuh rendah dan lemah. Dengan pemangkasan diharapakan paling tidak cabang terendah pohon pelindung akan berjarak lebih 1 m dari tajuk tanaman kakao. Mengingat pohon pelindung tetap dapat diperbanyak dengan cara vegetatif, maka cabang yang dipangkas dapt digunakan
sebagai bibit stek batang untuk areal tertentu yang pohon pelindung nya telah mati.

Disamping itu pemeliharaan juga dilaksanakan dengan memusnahkan pohon pelindung sementara sejauh 50 cm dari batang pohon pelindung tetap. Dengan demikian pertumbuhannya tidak terhalang dan penyebaran tajuk juga merata. Untuk pohon pelindung tetap yang mempunyai dua cabang utama sejak awal pertumbuhan sehingga dibiarkan tumbuh sampai satu tahun. Setelah itu satu cabang harus dipotong agar tidak memberikan naungan yang terlalu gelap bagi kakao.

L.    Pemangkasan Tanaman Kakao

Pemangkasan pada tanaman kakao merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi dan mempertahankan umur ekonomis tanaman. Pada tanaman kakao terdapat 3 jenis pemangkasan, yaitu pemangkasan bentuk, pe,angkasan

produksi dan pemangkasan pemeliharaan. Fungsi dan tujuan pemangkasan pada kakao adalah sebagai berikut ;

–    Agar pertumbuhan tajuk kokoh dan seimbang
–    Mengurangi kelembaban untuk meminimalkan serangan hama dan penyakit
–    Memudahkan pemeliharaan dan pemanenan hasil
–    Meningkatkan produksi kakao

1).    Pemangkasan Bentuk

Pada tanaman kakao yang belum menghasilkan (TBM), setelah umur 8 bulan perlu dilaksanakan pemangkasan. Pemangkasan demikian disebut pemangkasan bentuk. Sekali dua minggu tunas-tunas air dipangkas dengan cara memotong tepat dipangkal batang utama atau cabang primer yang tumbuh. Sebanyak 5-6 cabang dikurangi sehinnga hanya tinggal 3-4 cabang saja. Cabang yang dibutuhkan adalah cabang yang simetris terhadap batang utama, kokoh, dan sehat. Tanaman yang cabang-cabang primernya terbuka, sehingga jorket langsung terkena sinar matahari, sebaiknya diikat melingkar agar pertumbuhannya membentuk sudut lebih kecil terhadap batang utama atau tajuk menjadi lebih
ramping.

Kadang-kadang dilakukan juga pemangkasan terhadap cabang primer yang tumbuhnya lebih dari 150 cm. Hal ini bertujuan untuk merangsang  tumbuhanya cabang-cabang sekunder. Untuk bibit vegetatif, pemangkasan TMB dilaksanakan agar cabang yang tumbuh tidak rendah. Pemangkasan bentuk dilaksanakan dalam selang waktu dua bulan sekali selama masa TBM.

Bentuk pemangkasan yang bertujuan untuk menggantikan cabang yang patah karena angin atau tertimpa cabang pohon pelindung tetap dapat juga dimasukkan kedalam pelaksanaan pemangkasan pemeliharaan. Pemangkasan tersebut disebut juga pemangkasan rehabilitasi yang dilaksanakan dengan memelihara chupon pada ketinggian 25 cm dari jorket.

2).    Pemangkasan Produksi

Bentuk pemangkasan yang lain adalah pemangkasan produksi. Pada pemangkasan ini cabang-cabang yang tidak produktif, tumbuh kearah dalam, menggantung, atau cabang kering, menambah kelembapan, dan dapat mengurangi intensitas matahari bagi daun.

3).    Pemangkasan Pemeliharaan

Disamping pemangkasan bentuk, dikenal juga pemangkasan pemeliharaan yang lebih mengutamakan keseimbangan cabang primer. Chupon harus dipangkas dalam selang waktu dua minggu sekali. Karena bila dibiarkan tumbuh akan menyerap hara sematamata dan menjadi inang beberapa hama. Pemangkasan pemeliharaan dilakukan dengan cara memotong cabang-cabang sekunder dan tersier yang tumbuhnya kurang dari 40 cm dari pangkal cabang perimer ataupun sekunder. Cabang-cabang demikian bila dibiarkan tumbuh akan membesar sehingga semakin menyulitkan ketetapan pemangkasan. Disamping itu pemangkasan semakin sukar dilaksanakan dan semakin merugikan tanaman kakao tersebut.

M.    Pengendalian Hama dan Penyakit Kakao

Selain perawatan dan pemeliharaan, penanggulangan serangan hama dan penyakit merupakan salah satu kunci utama dalam keberhasilan budidaya kakao. Serangan hama dan penyakit bisa mengakibatkan kerugian karena menurunnya produksi dan kualitas hasil.

Beberapa jenis OPT yang sering mengganggu tanaman kakao antara lain sebagai berikut :

1).    Hama tanaman kakao :

Ulat Kilan (Hyposidea infixaria), Ulat Jaran / Kuda ( Dasychira inclusa), Parasa lepida dan Ploneta diducta (Ulat Srengenge), Kutu – kutuan (Pseudococcus lilacinus), Helopeltis antonii, Kakao Mot / Ngengat Buah (Acrocercops cranerella).

2).    Penyakit tanaman kakao :

Penyakit Busuk Buah (Phytopthora palmivora), Jamur Upas (Upasia salmonicolor).

N.    Panen Buah Kakao

Buah kakao yang siap panen adalah buah yang sudah matang, yaitu sekitar umur 5,5 – 6 bulan terhitung sejak berbunga. ciri buah yang sudah matang adalah buah yang kulitnya sudah berwarna kuning atau merah. Pemetikan dilakukan terhadap buah yang masak tetapi jangan terlalu masak. Potong tangkai buah dengan menyisakan 1/3 bagian tangkai buah. Pemetikan sampai pangkal buah akan merusak bantalan bunga sehingga pembentukan bunga terganggu dan jika hal ini dilakukan terus menerus, maka produksi buah akan menurun. Pemetikan dilakukan pada pagi hari dan pemecahan siang hari. Pemecahan buah dengan memukulkan pada batu hingga pecah. Kemudian biji dikeluarkan dan dimasukkan dalam karung untuk selanjutnya dibersihkan dari pulp (daging buah). Selanjutnya biji dikeringkan sebelum dijual kepengepul.

Demikian “Panduan Umum Budidaya Kakao“. Semoga bermanfaat…

Salam mitalom !!!