BIOFLOK Ikan Nila, Pengertian Bioflok dan 9 Keunggulan Sistem Bioflok untuk IKAN NILA

Aplikasi Teknologi Budidaya IKAN NILA SISTEM BIOFLOK

Budidaya Perikanan – Teknologi budidaya IKAN NILA SISTEM BIOFLOK merupakan sistem budidaya perairan ramah lingkungan, efesiensi penggunaan pakan dan waktu panen yang singkat. Sistem ini merupakan teknik budidaya ikan nila melalui proses penumbuhan dan pengembangan mikro organisme. Budidaya ikan nila sistem bioflok jauh lebih menguntungkan karena penggunaan pakan yang sangat efesien, ikan nila lebih cepat besar, serta produktifitas yang tinggi hingga mencapai 10 – 15 kali lipat dibandingkan dengan kolam biasa.

Kolam Ikan Nila Sistem Bioflok

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) sukses mengembangkan teknologi budidaya sistem bioflok untuk ikan lele. Melihat kesuksesan tersebut, teknologi budidaya sistem bioflok diaplikasikan untuk ikan nila. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) bekerjasama dengan peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB) mengembangkan sistem bioflok ikan nila agar dapat diaplikasikan oleh masyarakat luas.

Penerapan teknologi budidaya ikan nila sistem bioflok merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan serta sebagai antisipasi penurunan suplay bahan pangan bagi masyarakat. Selain itu, teknologi budidaya ikan ramah lingkungan ini diharapkan mampu mempertahankan dan meningkatkan produksi ikan nila yang sehat dengan biaya produksi rendah.

Dalam sambutannya saat launching Budidaya Ikan Nila Sistem Bioflok dan Sosialisasi Program Prioritas di Balai Besar Perikanan

Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi April 2018 yang lalu, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, menyampaikan penerapan dan pengembangan budidaya nila sistem bioflok merupakan hasil inovasi tanpa henti yang terus dilakukan oleh DJPB (Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya) terhadap teknologi yang efektif dan efisien termasuk dalam penggunaan sumberdaya air, lahan dan mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim.

Pengertian dan Prinsip Dasar Teknologi Sistem Bioflok

Bioflok bisa diartikan sebagai gumpalan ( flok ) dari berbagai campuran heterogen mikroba (plankton, protozoa, fungi), partikel, polimen organik, koloid dan kaiton yang saling berinteraksi dengan sangat baik di dalam air.

Prinsip dasar dari sistem bioflok ini adalah mengubah senyawa organik dan anorganik yang di dalamnya berisi senyawa karbon (C), Oksigen (O), Hidrogen (H), Nitrogen (N) menjadi massa slugde berbentuk bioflok dengan cara memanfaatkan bakteri pembentuk gumpalan/flok yang mengubah biopolymer sebagai bioflok. Dalam penerapnnya dalam budidaya perairan, teknologi bioflok memanfaatkan nitrogen anorganik menjadi nitrogen organik yang tidak beracun. Nitrogen yang sudah diubah ini digunakan sebagai pakan ikan, sehingga lebih hemat biaya (Denny Nurwiditama).

Menurut Supriyadi, Kepala Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi, penerapan teknologi sistem bioflok untuk ikan Nila tidak terlepas dari filosofi bahwa ikan ini secara alami merupakan ikan herbivora dan mampu mencerna flok yang tersusun atas berbagai mikroorganisme, yaitu bakteri, algae, zooplankton, fitoplankton, dan bahan organik sebagai bagian sumber makanannya.

Keunggulan dan Kelebihan Budidaya IKan Nila Sistem Bioflok

Berikut ini beberapa keunggulan budidaya ikan nila sistem bioflok ;

1. Dapat meningkatkan kelangsungan hidup atau survival rate (SR) hingga lebih dari 90 % dan tanpa pergantian air,

2. Air hasil budidaya ikan nila dengan sistem bioflok tidak berbau, sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitar,

3. Dapat disinergikan dengan budidaya tanaman sistem aquaponok, misalnya sayur-sayuran dan buah-buahan. Hal ini dikarenakan adanya mikroorganisme yang mampu mengurai limbah budidaya menjadi pupuk yang menyuburkan tanaman,

4. Feed Conversion Ratio (FCR) atau perbandingan antara berat pakan yang telah diberikan dalam satu siklus periode budidaya dengan berat total (biomass) yang dihasilkan pada ikan nila mampu mencapai angka 1,03, artinya penggunaan pakan sangat efisien untuk menghasilkan 1 kg ikan Nila hanya membutuhkan 1,03 kg pakan. Jika dibandingkan dengan pemeliharaan di kolam biasa FCRnya mencapai angka 1,5

5. Padat tebar mampu mencapai 100-150 ekor/m3 atau mencapai 10-15 kali lipat dibanding dengan pemeliharaan di kolam biasa yang hanya 10 ekor/m3,

6. Penerapan sistem bioflok pada pembesaran ikan nila mampu meningkatkan produktivitas hingga 25 – 30 kg/m3 atau 12-15 kali lipat jika dibandingkan dengan di kolam biasa yang rata-rata hanya 2 kg/m3.

7. Lebih cepat panaen. Waktu pemeliharaan ikan nila sistem bioflok lebih singkat, dengan benih awal yang ditebar berukuran 8 – 10 cm, selama 3 bulan pemeliharaan, benih tersebut mampu tumbuh hingga ukuran 250 – 300 gram/ekor sedangkan untuk mencapai ukuran yang sama di kolam biasa membutuhkan waktu 4-6 bulan.

8. Ikan Nila dari hasil budidaya sistem bioflok lebih gemuk sebagai hasil pencernaan makanan yang optimal. Komposisi daging atau karkasnya lebih banyak, juga kandungan air dalam dagingnya lebih sedikit.

9. Biaya produksi lebih kecil. Budidaya ikan nila dengan sistem bioflok adalah sistem budidaya ikan ramah lingkungan, lebih cepat panen, efesien dalam penggunaan pakan, dengan demikian biaya produksi dapat ditekan sehingga secara bisnis lebih menguntungkan (Sumber ; kkp.go.id).

Demikian tentang ” Keunggulan Aplikasi Teknologi Budidaya Ikan NIla Sistem Bioflok”. Semoga bermanfaat….

Salam mitalom !!!