Panduan Lengkap Cara Budidaya IKAN LELE di Kolam Tanah

Cara Budidaya IKAN LELE

Budidaya Ikan Lele (Foto : Hery Wibowo)

Budidaya Perikanan – Ikan lele dalam bahasa Inggris disebut catfish, nama ini merujuk pada bagian mulutnya yang memiliki kumis layaknya kucing. Ikan lele merupakan salah satu anggota dari genus clarias dengan ciri-cirinya yang mudah dikenali, yaitu bertubuh licin tidak bersisik. Ikan lele hidup di air tawar dan sangat toleran terhadap lingkungan air yang keruh dan kotor. Ikan lele memiliki tubuh yang licin, tidak bersisik, tubuhnya agak pipih memanjang dan memiliki kumis serta sebagian besar memiliki patil yang terdapat pada siripnya. Habitat asli ikan lele adalah perairan yang tenang dan berarus perlahan seperti rawa-rawa, waduk, parit, waduk, danau dan sungai-sungai yang berarus lambat. Ikan lele memiliki daya tahan hidup yang tinggi pada perairan yang kotor dan tercemar seperti got atau selokan serta kolam pembuangan limbah rumah tangga.

1.    Jenis-jenis Ikan Lele yang di Budidayakan di Indonesia

Di Indonesia ikan lele merupakan salah satu ikan konsumsi yang paling populer dan banyak dibudidayakan. Dari sekian banyak jenis lele di Indonesia tidak semuanya dibudidayakan, baik budidaya skala rumahan maupun skala komersial. Jenis lele yang dibudidayakan untuk tujuan komersial harus memeiliki syarat-syarat tertentu. Misalnya memiliki nilai ekonomis tinggi, jenis lele unggul, tahan terhadap penyakit, dan lain sebagainya. Secara umum di Indonesia terdapat dua spesies ikan lele budidaya yang banyak dikembangkan oleh peternak lele. Dua spesies tersebut adalah Clarias Batrachus dan Clarias Gariepinus. Dari kedua spesies tersebut dikenal beberapa jenis lele unggul, yaitu lele phyton, lele dumbo dan lele sangkuriang. Selain itu beberapa jenis ikan lele lokal juga banyak dibudidayakan.

2.    Persiapan Lahan Untuk Membuat Kolam Tanah Budidaya Ikan Lele

Kolam tanah merupakan tempat budidaya ikan lele dimana dinding dan lantai kolam tidak dialasi dengan lapisan apapun. Kolam tanah dibuat dengan cara menggali tanah dengan kedalaman dan ukuran tertentu yang disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk mencapai keberhasilan budidaya lele, dalam membuat kolam tanah harus memperhatikan kondisi lingkungan, tekstur tanah, ketersediaan air dan faktor-faktor lainnya. Pembuatan kolam ikan lele tidak bisa dilakukan secara asal-asalan, sebab kondisi kolam merupakan salah satu faktor penentu suksesnya budidaya lele. Tidak semua jenis tanah baik untuk kolam ikan, tanah liat berpasir adalah jenis tanah yang paling baik untuk membuat kolam ikan. Tanah liat berpasir memiliki tekstur yang padat dan solid serta kedap air sehingga air kolam tidak mudah surut dan tidak mudah meresap ke dalam tanah. Oleh sebab itu sebelum memutuskan untuk membuat kolam tanah sebaiknya lakukan analisa jenis tanah terlebih dahulu. Perhatikan juga sumber air yang akan digunakan untuk mengisi kolam, apakah mencukupi atau tidak. Jenis kolam tanah membutuhkan air yang lebih banyak dibandingkan dengan kolam semen atau kolam terpal.

3.    Cara Membuat Kolam Tanah dan Ukuran Ideal Kolam Budidaya Ikan Lele

Jika lahan dan jenis tanah yang telah dianalisa dikira cocok dan sesuai dengan kriteria serta sumber air yang mencukupi, maka pembuatan kolam bisa segera dilakukan. Ukuran kolam lele sebaiknya tidak terlalu lebar agar tidak kesulitan dalam pengelolaan dan pengontrolannya. Ukuran luas kolam tanah untuk ikan lele idealnya adalah 9 – 12 m2. Ukuran panjang dan lebarnya disesuaikan dengan kondisi dan ketersediaan lahan, misalnya 3 m x 3 m, 2,5 m x 4 m, 3 m x 4 m atau 2 m x 5 m. Kedalaman kolam tanah sebisa mungkin dibuat lebih dari 1 m, yaitu 1,3 m – 1,5 m. Dengan demikian ketinggian air kolam bisa ideal, yaitu antara 90 – 120 cm, sebab ikan lele menyukai perairan yang dalam dan tenang.

Kolam tanah untuk budidaya ikan lele dibuat dengan cara digali menggunakan cangkul atau alat lainnya. Tanah galian digunakan untuk membuat tanggul dan dipadatkan supaya air kolam tidak bocor. Tanggul sebaiknya dibuat agak lebar supaya kuat dan tidak mudah erosi serta mampu menahan beban air kolam. Pada salah satu sisi tanggul yang paling dekat dengan parit dibuat saluran pembuangan untuk mengontrol ketinggian air kolam. Saluran pembuangan dibuat menggunakan pipa paralon yang diberi saringan. Ketinggian saluran pembuangan dari dasar kolam disesuaikan dengan ketinggian air yang diinginkan, yaitu antara 90 – 120 cm.

4.    Pengolahan dan Pengeringan Kolam Tanah Budidaya Ikan Lele

Setelah kolam tanah budidaya ikan lele selesai dibuat, kolam harus dikeringkan terlebih dahulu. Pengeringan ini bertujuan untuk mematikan organisme patogen penyebab penyakit yang ada didalam kolam. Lama pengeringan tergantung pada cuaca, bisa 5 sampai 10 hari. Jika tanah dasar kolam sudah terlihat retak-retak maka pengeringan sudah selesai. Setelah itu seluruh permukaan dasar kolam dicangkul sedalam 10 cm. Pencangkulan ini bertujuan supaya tanah dasar kolam gembur dan berlumpur.

5.    Pengapuran Kolam Tanah Budidaya Ikan Lele

 

Kemudian dilakukan pengapuran menggunakan kapur dolomit atau kapur tohor sebanyak 10 – 50 gr/m2 atau disesuaikan dengan pH tanah. Tujuan dari pengapuran ini adalah untuk menyeimbangkan pH kolam serta bermanfaat untuk meminimalisir mikroorganisme patogen yang ada di tanah. Kapur ditaburkan secara merata didasar kolam, kemudian tanah dasar kolam dibalik atau dicangkul kembali supaya kapur bercampur dengan tanah.

6.    Pemupukan Dasar Kolam Tanah Budidaya Ikan Lele

 

5 atau 7 hari setelah pengapuran selanjutnya kolam ditaburi dengan pupuk organik, yaitu kotoran ayam, kotoran sapi, atau kotoran kerbau. Gunakan kotoran ternak yang sudah lama (matang) dan kering sebanyak 300 – 500 gram per meter persegi. Pemberian pupuk organik ini bertujuan untuk menyuburkan dasar kolam untuk menumbuhkan pakan alami seperti cacing dan fitoplankton. Kemudian kolam diisi air sedalam 40 cm dan dibiarkan 5 – 7 hari supaya pakan alami tumbuh. Selain itu hal ini juga bertujuan supaya suhu dan pH air kolam stabil serta oksigennya cukup.

7.    Pengaturan dan Pengisian Air Kolam

Pengisian air kolam dilakukan secara bertahap, pengisian air yang pertama dilakukan setelah selesai pemupukan, seperti yang sudah disebutkan diatas yaitu sedalam 40 cm. Hal ini bertujuan supaya sinar matahari bisa sampai kedasar kolam agar pakan alami seperti cacing dan fitoplankton dapat tumbuh dengan baik. Kemudian dibiarkan selama kurang lebih satu minggu atau sampai air kolam berwarna kehijauan. Warna kehijauan pada air kolam tersebut menandakan fitoplankton sudah tumbuh.

8.    Memilih Benih Ikan Lele yang akan di Budidayakan

Kualitas benih ikan adalah salah satu faktor penentu keberhasilan dalam budidaya ikan lele. Dengan menggunakan benih unggul dan berkuaitas tingkat keberhasilan budidaya lele semakin tinggi, sebaliknya benih yang berkualitas rendah dapat mengakibatkan kegagalan dan kerugian yang tidak sedikit. Benih ikan lele bisa diperoleh dengan cara pembenihan sendiri atau membeli. Beberapa jenis ikan lele unggul yang saat ini populer dibudidayakan di Indonesia antara lain lele sangkuriang, lele dumbo, lele phyton. Tidak sedikit juga peternak ikan yang membudidayakan lele lokal yang diperoleh dari hasil tangkapan di alam. Benih ikan lele yang akan dibudidayakan sebaiknya benih yang benar-benar sehat dan berasal dari indukan jenis lele unggul. Menggunakan benih unggul dan sehat dapat meminimalisir kerugian dan kegagalan.

1).    Ciri-ciri benih ikan lele yang sehat ;

–    Gerakannya lincah dan aktif
–    Fisik atau tubuhnya tidak terdapat luka atau cacat
–    Berasal dari indukan yang sehat dan unggul
–    Tidak berpenyakit
–    Gerakan renangnya baik dan normal
–    Lakukan pengujian gerakan renang dengan menmpatkan benih ikan pada arus air. Jika benih ikan mampu berenang melawan arus air dan bertahan berarti benih tersebut baik dan sehat.

2).    Tips membeli dan memilih benih ikan lele ;

–    Membeli benih dari peternak atau penangkar benih ikan yang terpercaya
–    Pastikan benih yang kita beli berasal dari indukan yang sehat dan dari jenis lele unggul
–    Pilihlah benih yang panjang tubuhnya sudah berukuran 5 – 7 cm
–    Usahakan seluruh benih memiliki ukuran sama supaya pertumbuhan dan perkembangannya serempak

9.    Waktu Penebaran Benih Ikan Lele

 

Setelah satu minggu atau setelah air kolam berwarna kehijauan benih ikan lele siap ditebar. Penambahan air kolam dilakukan secara berkala sampai ketinggian ideal yang disesuaikan dengan pertumbuhan ikan lele. Ketinggian atau kedalaman air kolam lele idealnya adalah 90 – 120 cm. Jika kolam dipupuk menggunakan pupuk kimia waktu penebaran benih bisa lebih lama lagi, yaitu sekitar 4 – 5 minggu setelah pemupukan. Tujuannya agar benih ikan lele tidak mati keracunan pupuk. Sebelum menebar benih sebaiknya pH air kolam dicek terlebih dahulu menggunakan alat pengukur pH air. pH air kolam yang ideal untuk ikan lele  berada pada level 7 atau netral.

10.    Cara Yang Baik Menebar Benih Ikan Lele Supaya Tidak Stres

Benih ikan lele (Foto : Ayi Daud)

Benih ikan lele tidak bisa langsung ditebar kedalam kolam, tetapi harus dilakukan penyesuaian iklim terlebih dahulu. Penebaran benih secara langsung dapat mengakibatkan benih ikan stres bahkan mati. Berikut ini cara menebar benih ikan lele yang baik dan benar agar ikan tidak stres dan mati ;

–    Masukkan benih kedalam air kolam bersama wadahnya
–    Biarkan selama kurang lebih 15 – 20 menit untuk menyesuaikan suhu antara suhu air didalam wadah benih dengan suhu air kolam
–    Kemudian wadah benih dimiringkan dan biarkan benih-benih ikan lele keluar dengan sendirinya
–    Taburkan benih ikan lele sesuai dengan kapasitas kolam, tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit
–    Kepadatan benih permeter persegi idealnya adalah 200 – 400 ekor
–    Saat benih ditebar hendaknya kedalaman air kolam tidak lebih dari 40 cm, tujuannya supaya benih ikan bisa menjangkau permukaan air untuk mengambil pakan dan bernafas
–    Selanjutnya kedalaman air kolam ditambah secara bertahap sesuai dengan umur dan ukuran tubuh ikan.

11.    Pakan yang Baik Untuk Ikan Lele

Pakan adalah makanan atau asupan yang diberikan kepada ikan lele sebagai sumber gizi agar ikan lele dapat hidup dan berkembang dengan baik. Agar budidaya ikan lele berhasil dan sukses, ikan lele harus diberi pakan yang baik dan berkualitas. Dalam budidaya ikan lele budget terbesar adalah biaya pembelian pakan. Oleh sebab itu menggunakan pakan yang berkualitas merupakan langkah paling bijak untuk menghindari kerugian. Pakan yang baik harus mengandung protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin dalam jumlah yang seimbang. Perhatikan dan baca baik-baik keterangan pada kemasan saat membeli pakan. Kandungan nutrisi yang dibutuhkan ikan lele secara umum adalah protein minimal 30%, lemak 4 – 16%, karbohidrat 15 – 20% serta vitamin dan mineral yang seimbang. Perhatikan juga tanggal produksi pakan yang akan dibeli dan jangan membeli pakan yang sudah kadaluarsa.

Pakan ikan lele yang berkualitas harus memiliki rasio FCR lebih kecil dari 1 atau setidaknya sama dengan 1. FCR merupakan singkatan dari Food Convertion Ratio, yaitu perbandingan jumlah pakan dengan bobot ikan. Semakin kecil rasio FCR-nya maka semakin baik kualitas pakan tersebut. Dengan kata lain, FCR adalah berapa jumlah pakan yang diberikan dan berapa kilogram bobot ikan yang dihasilkan. Sebagai contoh ;
–    jika pakan yang diberikan sebanyak 1 kg dan menghasilkan bobot ikan seberat 1 kg, artinya nilai FCR pakan tersebut adalah 1.
–    jika pakan yang diberikan sebanyak 2 kg dan menghasilkan bobot ikan seberat 1 kg, artinya nilai FCR pakan tersebut adalah 2.

12.    Cara dan Teknik serta Waktu yang Tepat Pemberian Pakan Ikan Lele

1).    Jadwal dan cara pemberian pakan utama

–    Pakan utama ikan lele berupa pelet yang banyak beredar dipasaran
–    Berikan pakan sesuai dengan kebutuhan, jangan berlebih atau kekurangan
–    Dalam satu hari ikan lele membutuhkan pakan sebanyak 3 – 6% dari bobot tubuhnya. Contoh ; ikan lele seberat 100 gram perharinya membutuhkan pakan sebanyak 5% dari bobot tubuhnya, yaitu sebanyak 5 gram pakan per ekor.
–    Setiap 7 atau 10 hari ambil secara acak 1 ekor ikan lele sebagai sampel. Kemudian timbang berapa bobot tubuhnya untuk menentukan jumlah pakan yang akan diberikan.
–    2 minggu sebelum panen jumlah pakan yang diberikan dikurangi sebanyak 3% dari bobot tubuhnya
–    Dalam satu hari ikan lele diberi pakan 4 – 5 kali.
–    Waktu pemberian pakan yaitu pagi hari, siang, sore dan malam hari.
–    Ketika ikan lele masih kecil pakan harus diberikan lebih sering
–    Ketika sore dan malam hari pakan diberikan lebih banyak, karena ikan lele aktif pada malam hari
–    Pakan diberikan ketika ikan lele agresif menyantap pakan dan hentikan jika ikan sudah terlihat kenyang, yaitu ketika ikan lele malas menyantap pakan.

2).    Jenis pakan tambahan dan cara pemberian pakan tambahan

Sebagaimana sudah dijelaskan diatas, bahwa biaya pembelian pakan ikan lele merupakan pengeluaran terbesar dalam budidaya ikan lele. Nah, untuk menghemat biaya pembelian pakan, sebaiknya selain pakan utama ikan lele diberi juga pakan tambahan. Pakan tambahan yang baik diberikan kepada ikan lele antara lain ; keong mas, ikan rucah atau limbah peternakan ayam. Ikan lele memiliki sifat kanibal atau saling memakan ketika kelaparan. Untuk itu usahakan jangan sampai telat dalam memberi pakan. Keong mas, ikan rucah dan bangkai ayam (ayam yang baru mati) harus dibersihkan terlebih dahulu kemudian direbus hingga matang sebelum diberikan pada ikan lele.

13.    Mengelola dan Menjaga Kualitas Air Kolam Budidaya Ikan Lele

Air kolam merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam kesuksesan budidaya ikan lele. Meskipun ikan lele mampu hidup pada air kotor, kualitas air kolam harus tetap terjaga. Kondisi air kolam hendaknya selalu bersih dan tidak terdapat timbunan sisa pakan yang tidak habis dimakan ikan. Jangan sampai air kolam berbau busuk dan menyengat karena pembusukan limbah pakan tersebut. Jika dasar kolam terlihat kotor oleh sisa pakan, segera bersihkan dan ganti air kolam. Sebelum air berbau sebaiknya sepertiga air bagian bawah dibuang dan diganti dengan air yang bersih. Kondisi air yang buruk dapat memicu terjangkitnya berbagai penyakit pada ikan lele.

14.    Cara Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan Lele

Budidaya ikan lele juga tidak lepas dari gangguan berbagai jenis hama dan penyakit. Beberapa jenis hama berbahaya yang paling sering mengganggu ikan lele antara lain ; biawak, burung, musang, berang-berang (sero) dan ular. Cara mengendalikan hama ikan lele tersebut yaitu dilakukan dengan memasang pagar berupa jaring disekeliling kolam dan diatas permukaan kolam. Pada saluran pembuangan dan saluran masuknya air juga diberi saringan.

Sedangkan beberapa penyakit penting yang sering ditemukan pada ikan lele antara lain ; penyakit kembung perut, luka dikepala dan ekor serta penyakit bintik putih. Penyakit-penyakit tersebut disebabkan oleh mikroorganisme patogen, seperti virus dan bakteri atau protozoa. Cara pengendalian penyakit pada ikan lele dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut ;

1).    Memberi pakan sesuai kebutuhan (tidak lebih dan tidak kurang)
2).    Menjaga kebersihan kolam
3).    Menjaga kualitas air agar tetap bersih dan sehat
4).    Mempertahankan suhu air kolam pada kisaran 28 derajat celcius

15.    Cara Panen dan Ukuran Ikan Lele Siap Panen

Ikan Lele siap panen (Foto : Elga Sugandi)

Ikan lele bisa dipanen pada umur 2,5 bulan atau 3 bulan setelah tebar benih. Ukuran atau bobot ikan lele siap panen bervariasi, tergantung permintaan pasar. Jika untuk dijual ke rumah makan, warung pecel lele atau restoran dan hotel pada umumya ikan lele dipanen jika bobot per ekornya antara 125 gram – 85 gram atau sekitar 8 – 12 ekor perkilogram. Sedangkan untuk tujuan industri abon misalnya dan tujuan ekspor ikan lele dipanen ketika memiliki bobot tubuh 500 gram atau lebih. Agar ikan lele tidak buang kotoran saat diangkut dan supaya ikan dalam keadaan bersih sampai kepembeli, satu hari sebelum dipanen ikan lele sebaiknya tidak diberi pakan. Saat panen, ikan lele sebaiknya disortir sesuai dengan ukurannya, sebab setiap ukuran harga jualnya berbeda-beda.

Demikian ” Panduan Lengkap Budidaya Ikan Lele di Kolam Tanah” Semoga bermanfaat…

Salam mitalom !!!