Cara Praktis Menanam Melon

Panduan Teknis Budidaya Melon

Budidaya – Melon (Cucumis melo) merupakan salah satu keluarga Cucurbitaceae, sejenis dengan tanaman semangka, timun, blewah dan sebagainya. Meskipun tanaman melon merambat, namun tidak bisa memanjat seperti halnya mentimun. Budidaya melon bisa dilakukan dengan sistem selosor, yaitu membiarkan menjalar diatas permukaan tanah. Namun demikian akan lebih baik jika dibudidayakan dengan sistem lanjaran atau penopang para-para. Sistem ini memiliki keunggulan karena dapat meminimalisir terjadinya busuk buah dan serangan hama tikus.

Cara Menanam Melon

Syarat Tumbuh Tanaman Melon

Pada umumnya melon tumbuh dengan sempurna pada ketinggian 250 – 700 mdpl. Dengan kelembaban udara 50 – 70%. Suhu yang cocok antara 25 – 30 derajat celcius. Curah hujan 1500 – 2500 mm/tahun. Kualitas buah terbaik adalah jika dibudidayakan pada daerah yang memiliki perbedaan suhu antar siang dan malam yang cukup signifikan. Daerah tersebut biasanya adalah daerah panas. pH ideal untuk budidaya melon antar 6 – 7 (netral).

Persiapan Lahan Budidaya Melon

Lahan digemburkan dengan cara dicangkul atau dibajak. Kemudian dibuat bedengan dengan lebar 120 cm dan tinggi minimal 20 cm (sesuaikan dengan kondisi lahan),. Jarak antar bedengan 70 – 80 cm. Setelah bedengan jadi, buat parit kecil dengan lebar 15 – 20 cm ditengah bedengan. Parit ini berfungsi sebagai tempat penyiraman dengan sistem leb dan tempat ditaburkannya pupuk. Bisa juga tanpa parit ditengah bedengan, dengan penyiraman (leb) pada parit antar bedengan. Namun cara ini membuat parit berlumpur dan becek.

Pemupukan Dasar pada Lahan Budidaya Melon

Jika pH tanah dibawah 5, taburkan pupuk dolomit merata pada bedengan. Aduk sampai rata dengan tanah atau biarkan tersiram hujan selama 7 – 10 hari. Kemudian taburkan pupuk kandang 1 – 1,5 kg/tanaman. Taburkan pupuk TSP, KCl dan ZA sebanyak 100 – 150 gram/tanaman (perbandingan 2 : 1 : 1). Dan pupuk boron dengan konsentrasi 1 gram/tanaman. Kemudian aduk hingga rata dan biarkan selma 10 – 14 hari sebelum tanam. Sebelum pemasangan mulsa sebaiknya tanah dalam kondisi basah, atau disiram jika tidak turun hujan. Pada sistem parit tengah, mulsa dibelah menjadi 2 bagian dan kemudian dipasang. Buat lubang tanam pada mulsa dengan jarak 60 – 70 cm.

Persiapan Benih & Cara Menanam Benih Melon

Benih direndam dengan air hangat kuku yang dicampur dengan sedikit fungisida selama kurang lebih 3 – 5 jam, kemudian tiriskan. Setelah itu bungkus dengan kain basah atau kertas koran yang dibasahi kemudian bungkus dengan plastik hitam agar benih cepat berkecambah. Setelah lebih kurang 2 hari benih akan berkecambah, kemudian pindahkan pada polybag kecil. Buat naungan dengan atap plastik tembus cahaya agar tidak tersiram air hujan. Benih sudah siap dipindah tanam jika sudah muncul 2 – 3 helai daun (usia 8 – 10 hari).

Bibit sudah bisa ditanam setelah usia 8 – 10 hari atau setelah tumbuh 2 -3 daun. Sama seperti pada penanaman semangka, penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari. Sebelum tanam kondisikan lubang tanam dalam keadaan basah, disiram jika tidak turun hujan sebelumnya. Setelah selesai menanam siram dengan air secukupnya. Tutup dengan tanah disekeling lubang tanam agar bibit tidak layu saat siang hari dan meminimalisir gangguan jangkrik.

Pemasangan Ajir/Lanjaran Tanaman Melon

Lanjaran atau ajir segera dipasang setelah selesai penanaman. Ajir dipasang pada lubang tanam secara menyerong kedalam dan satukan dengan ajir lainnya dan ikat dengan tali, sehingga membentuk segitiga. Pasang bilah bambu dibagian atas dari ujung bedengan ke ujung bedengan lainnya, atau bisa juga dengan tali agar ajir-ajir tersebut menyatu dan lebih kuat. Ajir dipasang pada setiap tanaman, satu ajir tiap tanaman.Rambatkan tanaman melon pada ajir secara berkala dengan mengikat batang melon pada ajir. Ikat batang melon sesuai dengan laju pertumbuhan tanaman.

Cara Pemeliharaan Tanaman Melon

a). Penyiraman

Penyiraman dilakukan jika diperlukan, sesuaikan dengan kondisi. Pada tanaman muda penyiraman bisa dilakukan dengan cara pengocoran pada lubang tanam. Jika tanaman sudah memasuki fase generatif (pembungaan) perlu dalakukan penyiraman dengan sistem leb. Tanaman melon memerlukan banyak air untuk proses pertumbuhan dan berproduksi.

b). Pupuk Susulan

Pupuk Susulan I : Pupuk susulan pertamakali diberikan pada usia 8 – 10 HST, NPK 16-16-16 dengan dosis 5 gr/tanaman. Dilarutkan dengan air 300 ml, dan dikocorkan pada lubang tanam.

Pupuk Susulan II : Diberikan pada usia 14 HST, NPK 16-16-16 dan TSP (perbandingan 1 : 1) dengan dosis 20 gr/tanaman, Dilarutkan dengan 500 ml air dan dikocorkan.

Pupuk Susulan III : Usia 21 HST, Pupuk NPK 15-15-15, TSP dan KNO3 (Perbandingan 2 : 2 : 1) dengan dosis 100 gr/tanaman. Ditaburkan pada parit setelah penyiraman (dalam kondisi tanah basah).

Pupuk Susulan IV : Usia 28 HST, Pupuk NPK 15-15-15, TSP dan KNO3 (perbandingan 2 : 2 : 1) dengan dosis 100 gr/tanaman. Ditaburkan pada parit setelah penyiraman.

Pupuk Susulan V : Usia 35 HST, Pupuk NPK 15-15-15, TSP dan KNO3 (perbandingan 2 : 2 : 1) dengan dosis 100 gr/tanaman. Ditaburkan pada parit pada kondisi tanah basah.

Pupuk Susulan VI : Usia 42 HST, Pupuk NPK 15-15-15 dan KNO3 (perbandingan 1 : 1 ) dengan dosis 100 gr/tanaman. Ditaburkan pada parit setelah penyiraman.

Pupuk Susulan VII : Usia 50 HST, pupuk KNO3 dengan dosis 50 gr/tanaman. Dilarutkan dengan air 500 ml kemudian dikocorkan.

c). Penyerbukan dan Seleksi Buah

Pada musim panas atau kemarau penyerbukan secara alami dibantu olah serangga dan angin. Namun budidaya pada musim penghujan perlu dilakukan penyerbukan buatan. Karena pada musim hujan populasi serangga penyerbuk berkurang.

Penyerbukan buatan dapat dilakukan pada pagi hari sebelum matahari terik, antara jam 7 – jam 9. Penyerbukan dilakukan pada usia 25 – 35 HST. Cara penyerbukan dilakukan dengan mengambil bunga jantan (serbuk sari) kemudian dioles-oleskan pada bunga betina (putik). Satu serbuk sari bisa digunakan untuk 2 – 3 bakal buah. Lakukan penyerbukan pada bunga betina yang ada pada daun ke 7 sampai daun ke 14. Dalam 1 pohon dapat dilakukan penyerbukan sebanyak 4 – 5 bunga betina.

Setelah buah sebesar jeruk nipis lakukan seleksi dengan membuang buah yang tidak normal / kurang bagus. Sisakan buah yang paling bagus 2 -3 buah per pohon. Kemudian ikat tangka buah dengan tali pada tiang ajir atau lanjaran, agar tangkai buah tidah patah dan jatuh.

Pengendalian Hama Penyakit Tanaman Melon

Hama dan penyakit pada tanaman melon tidak jauh berbeda dengan hama pada tanaman semangka dan keluarga Cucurbitaceae lainnya. Hama yang biasanya menyerang tanaman melon antara lain jangkrik/gangsir, penggerek daun, ulat grayak, ulat tanah, lalat buah, kutu kebul, aphids, trhips, dan kumbang daun. Hama – hama tersebut dapat dkendalikan dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif abamectin.

Penyakit tanaman melon antara lain rebah semai, layu fusarium, layu bakteri, antraknosa, embun tepung, dan penyakit virus WMV (Water Melon Virus). Sedangkan penyakit yang paling berbahaya pada tanaman melon adalah layu fusarium. Layu fusarium dapat menyerang tanaman melon secara keseluruhan dalam waktu yang singkat. Penyakit ini sering mengakibatkan kerugian besar bagi petani. Penyakit layu fusarium dapat menyebar dan menginfeksi pada ribuan tanaman dalam waktu yang relatif cepat.

Baca : Mengatasi Hama dan Penyakit Tanaman Melon

Masa Panen dan Cara Panen Buah Melon

Buah melon dapat dipanen pada usia 65 – 70 HST. Buah yang sudah matang ditandai dengan ciri-ciri serat jala pada kulit terlihat jelas dan kasar. Permukaan kulit disekitar tangkai buah terlihat retak-retak, warna sedikit pucat dan sudah beraroma. Pemanenan dilakukan pada pagi hari setelah embun kering, antara jam 8 sampai jam 11.

Buah melon dipetik beserta tangkai buah, buah sebaiknya dipetik pada kematangan 90% agar tidak mudah rusak saat proses pendistribusiannya. Pemanenan dilakukan secara bertahap, yaitu dengan memilih buah yang sudah matang terlebih dahulu.

Demikian sedikit ulasan tentang cara menanam melon, semoga bermanfaat…

Salam mitalom !!!