Teknik Budidaya Jagung Tanpa Matun (Menyiangi Gulma)

Tenik Pengendalian Gulma Jagung Tanpa Matun (Menyiangi Rumput)

Budidaya Tanaman Pangan – Teknik budidaya menanam jagung dapat dilakukan dengan berbagai sistem, yaitu budidaya jagung olah tanah sempurna (OTM), sistem olah tanah minimum (OTM), sistem tanpa olah tanah (TOT) maupun sistem tumpangsari.

Teknik Budidaya Jagung Tanpa Matun (Menyiangi Gulma)
Foto : Suliz Katol

Dalam usaha budidaya menanam jagung dengan teknik apapun tujuannya adalah sama, yaitu memperoleh hasil maksimal dengan biaya produksi minimal. Biaya produksi menanam jagung antara lain untuk pembukaan lahan, pengolahan tanah, penyediaan bibit, pembelian pupuk, tenaga kerja, dan biaya pengendalian gulma atau yang umum dikenal dengan istilah matun (ngoret).

Matun atau ngoret adalah kegiatan pembersihan gulma diantara tanaman budidaya. Dalam budidaya menanam jagung, kegiatan membersihkan gulma (matun) bisa dilakukan 2-3 kali dalam satu musim tanam, tergantung kondisi gulma di lapangan.

Menyiangi rumput (matun) pada tanaman jagung maupun tanaman budidaya lainnya seringkali menjadi masalah atau kendala tersendiri. Apalagi pada musim hujan, gulma / rumput liar tumbuh dengan cepat.

Sehingga matun dapat menghabiskan biaya maupun tenaga yang besar. Hal ini sering dianggap sebagai kendala dalam usaha budidaya menanam jagung karena banyak menghabiskan waktu, tenaga dan tentunya biaya.

Gulma merupakan tanaman liar yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman budidaya. Gulma atau rumput liar dianggap mengganggu karena dapat menjadi pesaing tanaman budidaya terhadap kebutuhan unsur hara, air, cahaya dan ruang tumbuh.

Jenis-jenis Gulma pada Tanaman Jagung

Keberadaan gulma diantara tanaman jagung sangat merugikan, karena dapat menyebabkan tanaman tumbuh tidak optimal dengan produktifitas yang rendah.

Semua jenis tumbuhan yang tumbuh diantara tanaman jagung bisa dianggap gulma. Berdasarkan morfologinya jenis gulma yang biasanya tumbuh diantara tanaman jagung antara lain sebagai berikut ;

a). Gulma berdaun lebar (broad leaves) : contohnya kentangan, krokot, bayam-bayaman, wedusan/babadotan, dll.
b). Gulma golongan rumput (grasses) : contohnya rumput mprit-mpritan, lulangan, rumput grinting, dll.
c). Gulma berdaun semput (sedges) : contohnya teki, rumput bulu babi, dll.

Teknik Pengendalian Gulma pada Tanaman Jagung

Cara pengendalian gulma pada tanaman jagung dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara, yaitu secara manual, mekanis, teknik budidaya maupun menggunakan herbisida.

Teknik pengendalian gulma secara manual atau matun adalah pengendalian gulma menggunakan tenaga manusia dengan alat sederhana, seperti sabit/arit, cangkul atau alat lainnya.

Namun, cara pengendalian gulma secara manual dirasa kurang efekltif, karena memerlukan tenaga kerja yang banyak, waktu pelaksanaan relatif lama dan menghabiskan biaya lebih banyak.

Sedangkan pengendalian gulma menggunakan herbisida hanya membutuhkan sedikit tenaga kerja dan waktu pelaksanaannya relatih singkat. Sehingga cara ini dapat menekan biaya produksi dan mampu meningkatkan keuntungan petani.

Mengenal Jenis-jenis Herbisida

Ada banyak sekali jenis herbisida yang beredar di pasaran, baik itu merk, bahan aktif, cara kerja maupun karakterisitik saat pengaplikasiannya. Berdasarkan karakterisitiknya, dikenal 3 macam herbisida saat pengaplikasiannya yaitu sebagai berikut :

a). Herbisida pratumbuh (pre-emergence herbicides), yaitu herbisida yang diaplikasikan sebelum gulma tumbuh
b). Herbisida pasca tumbuh (post-emergence herbicides), yaitu herbisida yang diaplikasikan setelah gulma tumbuh
c). Herbisida pascatumbuh awal (early post-emergence herbicides), yaitu herbisida yang diaplikasikan pada awal pertumbuhan biji-biji gulma.

Selain itu, dikenal pula herbisida selektif dan non-selektif. Herbisida non selektif adalah jenis herbisida yang dapat membunuh seluruh jenis tumbuhan/gulma dan dapat meracuni tanaman utama. Sedangkan herbisida selektif adalah herbisida yang mampu bekerja secara selektif atau dapat mengendalikan gulma tanpa membunuh tanaman utama.

Contoh herbisida non-selektif yaitu glifosat, paraquat dan sulfosat. Sedangkan contoh herbisida selektif yaitu herbisida yang berbahan aktif ametrin atau atrazin.

Sedangkan berdasarkan cara kerjanya dikenal istilah herbisida kontak dan herbisida sistemik. Herbisida kontak adalah jenis herbisida yang membunuh jaringan gulma yang terkena langsung oleh cairan herbisida tersebut.

Herbisida sistemik adalah herbisida yang dapat masuk ke jaringan tumbuhan dan ditranslokasikan keseluruh bagian tumbuhan. Contoh herbisida kontak yaitu paraquat diklorida dan contoh herbisida sistemik yaitu glifosat.

Cara Budidaya Tanaman Jagung tanpa Matun

Jenis herbisida kontak, sistemik dan herbisida non selektif pada dasarnya dapat digunakan untuk mengendalikan gulma pada tanaman jagung.

Hanya saja cara aplikasinya harus lebih hati-hati agar larutan herbisida tidak mengenai tanamn jagung, seperti dengan teknik direct spray yang menggunakan corong atau sungkup. Cara tersebut masih kurang efektif karena waktu aplikasinya yang relatif lama.

Sekarang ini telah banyak beredar herbisida selektif yang bisa diaplikasikan langsung diatas tanaman jagung tanpa membunuh tanaman jagung tersebut.

Herbisida selektif khusus untuk gulma pada tanaman jagung tersebut ada yang berbahan aktif tunggal yaitu ametrin dan herbisida berbahan aktif ganda yaitu campuran atrazin dan mesotrion, contohnya herbisida Kayabas 555 SC dan Calaris 550 SC.

Cara aplikasi herbisida selektif pada tanaman jagung disemprotkan pada saat tanaman jagung berumur 7 sampai 14 hari setelah tanam atau ketika tanaman jagung mempunyai 3-4 helai daun dengan dosis 1,5 liter per hektar dan volume semprot 400 – 600 liter per hektar.

Cara Aplikasi Herbisida Selektif pada Tanaman Jagung agar Gulma Tidak Cepat Tumbuh

1). Penyemprotan herbisida sistemik 10 atau 7 hari sebelum penanaman,
2). Penyemprotan dilakukan sebelum gulma berbunga,
3). 1 hari sebelum tanam lahan disemprot menggunakan herbisida kontak,
4). Aplikasi herbisida selektif 7 atau 4 hari setelah tanam atau ketika tanaman jagung memiliki 3-4 helai daun. Maksimum gulma setinggi 10 cm atau memiliki 4 helai daun.

Demikian tentang “Teknik Budidaya Jagung Tanpa Matun“. Semoga bermanfaat…

Salam mitalom !!!