Panduan Lengkap Cara Budidaya Menanam JAGUNG Sistem Tanpa Olah Tanah (TOT)
Teknik Budidaya Jagung Tanpa Olah Tanah (TOT)
Budidaya Tanaman Pangan – Jagung adalah salah satu komoditas tanaman pangan unggulan yang banyak diusahakan di lahan kering pada musim hujan. Budidaya tanaman jagung menyebar diseluruh wilayah Indonesia. Salah satu karakteristik tanaman jagung adalah mudah tumbuh pada berbagai jenis tanah dan memiliki kemampuan beradaptasi dengan baik sehingga tanaman berkeping satu ini dapat dibudidayakan di dataran rendah, menengah hingga dataran tinggi. Namun pada kenyataannya, produksi jagung nasional sampai saat ini belum memenuhi kebutuhan, sehingga Indonesia masih mengimpor jagung dalam jumlah besar setiap tahun.
Kebutuhan jagung nasional setiap tahun yang terus meningkat memberi peluang bagi petani untuk meningkatkan produksi dan produktivitas. Karena produksi jagung dalam negeri yang belum mencukupi dan kebutuhan terus meningkat, maka seberapapun jumlah produksi jagung yang dihasilkan petani tertampung. Untuk meningkatkan produksi jagung nasional dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti menambah areal lahan penanaman, perbaikan teknologi budidaya serta penggunaan varietas unggul. Teknik budidaya tanaman jagung dapat dilakukan dengan sistem olah tanah sempurna (OTS), olah tanah minimum (OTM) dan tanpa olah tanah (TOT).
Pada sistem budidaya jagung tanpa olah tanah (TOT), pembajakan/penggemburan tanah tidak perlu dilakukan. Pengolahan tanah pada sistem TOT hanya membuat lubang tanam menggunakan kayu atau mencangkul hanya untuk lubang tanam. Budidaya jagung sistem TOT dapat dilakukan pada lahan hutan yang baru dibuka, lahan bekas tebang tebu, lahan bekas tanaman padi atau lahan bekas tanaman lainnya. Sistem TOT dalam usahatani budidaya jagung dapat menekan seminimal mungkin biaya produksi, sehingga memberi peluang memperoleh keuntungan lebih besar.
12 Tahap Cara Budidaya Jagung Tanpa Olah Tanah (TOT)
1. Persiapan Lahan Budidaya Jagung TOT (Tanpa Olah Tanah)
Penyiapan lahan budidaya jagung tanpa olah tanah (TOT) yang lazim dilakukan yaitu dengan penyemprotan herbisida dari golongan glifosat. Pada lahan dengan gulma rumput yang terlalu tinggi, maka perlu dilakukan pembabatan terlebih dahulu. Namun jika gulma yang tumbuh masih pendek, bisa langsung disemprot herbisida. Penyemprotan dilakukan 1 minggu sebelum tanam dengan takaran 2 liter per hektar.
2. Persiapan Benih untuk Budidaya Jagung TOT (Tanpa Olah Tanah)
Untuk menghasilkan jagung berkualitas dengan produksi tinggi, gunakan benih unggul dengan daya tumbuh minimal 90% dan vigornya cukup tinggi. Benih unggul dengan kualitas prima diperlukan untuk memacu keseragaman dan kecepatan pertumbuhan. Benih jagung dengan kualitas fisiologi yang tinggi lebih toleran terhadap kondisi biofisik yang kurang optimal dan lebih efektif dalam memanfaatkan pupuk dan unsur hara di dalam tanah. Kebutuhan benih jagung per hektar pada sistem tanpa olah tanah yaitu 15 – 20 kg.
3. Cara Penanaman Jagung Sistem Tanpa Olah Tanah (TOT)
Satu minggu setelah lahan disemprot menggunakan herbisida, benih jagung dapat langsusng ditanam. Sistem penanaman benih jagung tanpa olah tanah (TOT) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu melubangi tanah menggunakan kayu runcing (di tugal/gejig) dan sistem coklak yakni mencangkul hanya pada lubang tanam sebagai tempat meletakkan benih jagung. Benih jagung ditanam 2 benih per lubang tanam dengan jarak tanam 80 cm x 30 cm. Kemudian lubang tanam ditutup menggunakan tanah, kompos atau pupuk kandang untuk mencegah benih dimakan hama, misalnya burung.
4. Kebutuhan Pupuk Jagung per Hektar pada Sistem TOT (Tanpa Olah Tanah)
Kebutuhan pupuk tanaman jagung dalam sistem tanpa olah tanah (TOT) yaitu 2,4 ton per hektar atau sesuai status hara tanah/tingkat kesuburan tanah. Jenis-jenis pupuk tanaman jagung sistem tanpa olah tanah adalah pupuk kandang/kompos, SP-36, Urea dan KCl. Dosis/takaran untuk masing-masing jenis pupuk yaitu ; pupuk kandang/kompos 1,5 – 2 ton/ha, Urea 300 kg/ha, SP-36 75 kg/ha, KCl 25 kg/ha. Jika pH tanah rendah dapat ditambahkan kapur pertanian/dolomit sesuai kebutuhan.
5. Dosis, Waktu/Jadwal dan Cara Pemupukan Tanaman Jagung Sistem Tanpa Olah Tanah (TOT)
Pemupukan tanaman jagung sistem tanpa olah tanah dilakukan sebanyak 3 kali, aplikasi pertama sebagai pupuk dasar, pupuk susulan pertama dan pupuk susulan kedua. Berikut ini dosis, waktu dan cara pemupukan tanaman jagung yang dibudidayakan dengan sistem tanpa olah tanah :
a). Dosis, Jenis Pupuk dan Cara Pemberian Pupuk Dasar Tanaman Jagung Sistem TOT
Pupuk yang digunakan sebagai pupuk dasar tanaman jagung sistem TOT yaitu pupuk kandang atau kompos dan kapur pertanian/dolomit jika diperlukan. Kebutuhan pupuk kandang sebagai pupuk dasar tanaman jagung antara 1,5-2 tin per hektar. Pemupukan dilakukan dengan cara menaburkan pupuk kandang pada lubang tanam setelah benih ditanam, dengan dosis 1 genggam per lubang. Pupuk kandang sekaligus berfungsi untuk menutup benih jagung agar cepat tumbuh dan mencegah benih jagung dimakan hama. Jika menggunakan kapur pertanian/dolomit, maka pupuk kandang dan dolomit dicampur rata terlebih dahulu.
b). Dosis, Jenis Pupuk dan Cara Pemberian Pupuk Susulan Pertama Tanaman Jagung Sistem TOT
Jenis pupuk yang digunakan untuk pemupukan susulan pertama pada tanaman jagung sistem tanpa olah tanah yaitu ; Urea, SP-36 dan KCl. Kebutuhan pupuk susulan pertama tanaman jagung sistem TOT masing-masing 100 kg Urea/ha, 75 kg SP-36/ha dan 12,5 kg KCl/ha. Pemupukan dilakukan dengan cara menaburkan pupuk disekeliling tanaman jagung dengan jarak 10 cm dari pangkal batang. Aplikasi pupuk susulan pertama pada umur 14 hari setelah tanam. Pemupukan dilakukan setelah penyiangan.
c). Dosis, Jenis Pupuk dan Cara Pemberian Pupuk Susulan Kedua Tanaman Jagung Sistem TOT
Pemupukan susulan kedua tanaman jagung sistem TOT dilakukan pada umur 4-5 minggu setelah tanam. Pupuk diberikan dengan cara ditabur disekeliling batang tanaman dengan jarak 15 cm dari pangkal batang setelah sebelumnya dilakukan penyiangan. Jenis pupuk susulan kedua yaitu Urea dan KCl dengan takaran/dosis masing-masing pupuk Urea 200 kg/ha dan KCl 12,5 kg/ha.
6. Cara Pemeliharaan Tanaman Jagung Sistem Tanpa Olah Tanah (TOT)
Pemeliharaan tanaman jagung yang dibudidayakan dengan sitem tanpa olah tanah (TOT) meliputi kegiatan penyiangan, pembubunan/pendangiran dan pengairan.
a). Penyiangan Tanaman Jagung Sistem TOT
Umumnya penyiangan tanaman jagung dilakukan 2 kali dalam satu musim atau disesuaikan dengan kondisi gulma di lahan. Penyiangan pertama dilakukan pada umur 14 hari setelah tanam sebelum pemberian pupuk susulan pertama. Penyiangan kedua dilakukan saat akan melakukan pemupukan susulan kedua, yaitu pada umur 4-5 minggu setelah tanam.
b). Pembubunan Tanaman Jagung Sistem TOT
Pembubunan atau pendangiran tanaman jagung sistem TOT adalah menaikkan tanah untuk menimbun pangkal batang dan area perakaran tanaman jagung supaya tanaman jagung kokoh dan tidak mudah roboh saat berbuah. Pembubunan juga berfungsi untuk menutup pupuk agar tidak hanyut tersiram air hujan atau menguap terkena sinar matahari.
c). Pengairan/penyiraman Tanaman Jagung Sistem TOT
Pengairan atau penyiraman tanaman jagung dilakukan apabila diperlukan, yaitu jika dalam beberapa hari tidak turun hujan sehingga tanah menjadi kering dan tanaman layu. Penyiraman dapat dilakukan dengan sistem leb (menggenangi lahan) atau menggunakan sprinkler.
7. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Jagung Sistem Tanpa Olah Tanah (TOT)
Hama yang biasanya ditemukan pada tanaman jagung antara lain belalang, lalat bibit, ulat tanah, ulat grayak, kutu daun, kumbang bubuk, penggerek tongkol, serta penggerek batang. Pengendalian dapat dilakukan secara teknis dan secara kimiawi. Sedangkan penyakit tanaman jagung antara lain hawar daun, busuk pelepah, bulai, busuk tongkol, busuk batang, karat daun, bercak daun, dan virus mosaik. Pengendalian sesuai dengan konsep PHT (Pengendalian Hama Terpadu).
8. Pemangkasan Daun Tanaman Jagung Sistem Tanpa Olah Tanah (TOT)
Pemangkasan tanaman jagung yaitu kegiatan membuang daun-daun dibawang tongkol jagung dan memotong batang diatas tongkol jagung. Pemangkasan dilakukan 2 minggu menjelang panen, kurang lebih 85 hari setelah tanam jika kelobot/kulit jagung terlihat mulai mengering. Daun-daun tanaman jagung yang dipangkas dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak sapi atau kambing. Tujuan dari pemangkasan ini adalah untuk mempercepat proses pengeringan.
9. Panen dan Pasca Panen Jagung Sistem TOT
Jagung sistem tanpa olah tanah (TOT) dapat dipanen pada umur 100 hari setelah tanam, tergantung varietas yang digunakan. Ciri-ciri jagung yang sudah bisa dipanen yaitu jika seluruh kulit/kelobot jagung sudah mengering, biji jagung mengkilap dan jika ditekan tidak meninggalkan bekas.
Setelah dipanen, kulit jagung dikupas kemudian dipipil. Pemipilan dapat dilakukan secara manual, namun jika tidak memungkinkan akan lebih efesien jika menggunakan mesin pemipil. Jagung yang telah dipipil dijemur hingga kering dengan kadar air 15% atau sesuai dengan permintaan pasar.
Demikian tentang “Cara Budidaya Jagung Tanpa Olah Tanah (TOT) dari Persiapan Lahan hingga Pasca Panen“. Semoga bermanfaat…
Salam mitalom !!!