Panduan Teknis BUDIDAYA PAPRIKA di Lahan Tanah

Budidaya Paprika

Tanaman PAPRIKA (sumber gambar : pasirlangu.com)

Budidaya Hortikultura & Tanaman Pangan – Paprika, meskipun popularitasnya masih jauh dibawah jenis cabai yang lain namun budidaya paprika memiliki prospek yang cukup cerah. Luas penanaman paprika di Indonesia terus bertambah seiring dengan permintaan pasar yang terus meningkat. Di Indonesia pasar paprika masih terbatas di kota-kota besar dan banyak dijual di supermarket, dan belum banyak dijual di pasar tradisional. Seiring berjalannya waktu permintaan buah paprika terus meningkat, baik permintaan pasar dalam negeri maupun untuk tujuan ekspor. Usaha tani paprika memiliki peluang bisnis yang baik karena penggunaan paprika cukup luas sehingga pangsa pasarnya cukup banyak. Selain digunakan untuk konsumsi rumah tangga, paprika juga digunakan untuk industri makanan dan minuman, industri farmasi (obat-obatan), industri kosmetik, dan industri makanan ternak. Dengan semakin banyaknya wisatawan asing dan ekspatriat yang tinggal di Indonesia dan semakin populernya makanan barat di kota-kota besar di Indonesia sepeti pizza dan salad,terutama anak-anak muda yang sangat menyukai masakan Eropa sehingga permintaan akan paprika semakin meningkat. Hotel, restoran, catering, dan pasar swalayan pada gilirannya sangat membutuhkan paprika.Dilihat dari aspek sumberdaya alam,tersedianya dataran tinggi dan lahan yang sesuai untuk pertumbuhan paprika merupakan peluang mengembangkan usaha paprika. Sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan industri pengolahan berbahan baku paprika, penggunaan oleoresin yang cukup luas dalam berbagai keperluan industri pangan dan farmasi, penggunaan ekstrak bubuk paprika dalam pemeliharaan ternak menyebabkan permintaan paprika meningkat

PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA PAPRIKA

1. SYARAT TUMBUH PAPRIKA

Paprika yang dikenal dengan sebutan cabai manis (Capsicum annum L.) adalah tanaman perdu semusim anggota dari suku Solanaceae. Tanaman ini adalah tanaman subtropis sehingga lebih cocok dibudidayakan pada daerah dengan ketinggian diatas 750 mdpl (diatas permukaan laut). Meskipun paprika masih tumbuh pada dataran rendah tetapi produktifitasnya tidak optimal. Keberhasilan usaha budidaya paprika terutama ditentukan oleh kondisi lingkungan yang sesuai. Kondisi lingkungan sangat mempengaruhi kuantitas dan kualitas hasil. Penanaman cabai paprika di daerah yang memiliki kondisi lingkungan yang tidak sesuai akan menyebabkan tanaman menderita penyakit fisiologis. Keadaan ini akan mengakibatkan pertumbuhan terhambat, produktifitas rendah bahkan bisa tidak berbuah sama sekali. Berikut ini syarat tumbuh paprika :

a. Temperatur

Tanaman cabai paprika memerlukan temperatur 21 – 27 derajat celcius pada siang hari dan 13 – 16 derajat celcius pada malam hari. Paprika memiliki toleransi yang rendah terhadap kondisi temperatur diluar kisaran temperatur tersebut. Temperatur yang tinggi dapat menyebabkan gugur bunga, gugur buah dan gugur tunas. Cabai paprika masih dapat tumbuh pada temperatur 30 derajat celcius. Namun pada temperatur 38 derajat celcius pada siang hari dan 32 derajat celcius pada malam hari semua bunga dan bakal buah gugur.

b. Kelembaban udara

Kelembaban udara yang dikehendaki adalah 80%. Kelembaban yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat menyebabkan bunga dan buah muda rontok / gugur. Kelembaban udara yang terlalu rendah (udara sangat kering) dapat menyebabkan tanaman mengalami mati pucuk (die-back) dan bunga layu. Sebaliknya, udara yang terlalu lembah (udara terlalu basah) dapat menyebabkan pembusukan akar sehingga tanaman layu.

c. Curah hujan

Curah hujan yang sesuai untuk tanaman cabai paprika adalah sekitar 250 mm/bulan. Curah hujan yang tinggi (kondisi yang sangat basah) menyebabkan tanaman mudah terserang penyakit yang disebabkan oleh cendawan ataupun bakteri. Misalnya, penyakit bercak daun atau antraknosa, penyakit layu, dan lain-lain.

d. Cahaya matahari

Tanaman paprika membutuhkan cahaya matahari yang cukup sepanjang hari agar dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik. Dalam proses fisiologis tanaman, cahaya matahari berperan sebagai sumber energi dalam proses fotosintesis sehingga tanaman menghasilkan pertumbuhan vegetatif maupun generatif. Setiap fase pertumbuhan memerlukan intensitas dan waktu penyinaran yang berbeda. Pada awal pertumbuhan hingga menjelang dewasa, paprika memerlukan intensitas cahaya matahari yang rendah, berkisar antara 22% – 30%. Oleh karena itu tanaman paprika memerlukan naungan, misalnya menggunakan paranet.

e. Tanah

Jenis tanah yang paling cocok untuk menanam paprika adalah tanah aluvial dan mediteran. Tanah yang sesuai untuk budi daya tanaman cabai paprika adalah tanah lempung berpasir atau Hat berpasir dan tanah yang memiliki struktur remah atau gembur. Selain itu, tanah harus mudah mengikat air atau merembeskan air (porous), memiliki solum yang dalam (minimal satu meter), memiliki daya menahan air yang cukup baik, tahan terhadap erosi, dan memiliki kandungan bahan organik yang tinggi. Tanaman cabai paprika masih dapat tumbuh pada tanah yang berpasir, tanah yang berlempung, atau tanah Hat yang tergolong tanah berat. Namun, harus disertai dengan pemberian pupuk kandang atau pupuk organik (humus) yang cukup banyak, pengapuran, pengolahan tanah secara intensif, dan pembuatan drainase (selokan pembuangan air) yang baik.

f. Ketinggian tempat (Letak Geografis)

Ketinggian tempat berkaitan dengan kondisi iklim (keadaan temperatur dan kelembapan) daerah setempat. Semakin tinggi suatu tempat, temperatur akan semakin rendah, dengan laju penurunan 0,5° C untuk setiap kenaikan 100 m dpl. Ketinggian tempat sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, pembentukan hasil (buah cabai), dan masa panen. Lahan yang baik untuk budi daya tanaman paprika adalah dataran tinggi yang memiliki ketinggian lebih dari 750 m dpl, dan yang paling baik adalah dataran dengan ketinggian 1.000 m – 1.500 m dpl. Temperatur yang tinggi di dataran rendah atau medium berpengaruh buruk terhadap proses pembentukan buah. Tanaman paprika tetap dapat tumbuh di dataran rendah atau dataran medium, namun dengan hasil yang kurang baik.

g). pH tanah

pH tanah berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman paprika. Pada tanah yang terlalu asam (pH rendah dibawah 5,5) atau terlalu basa (pH tinggi diatas 6,5) tanaman tidak akan tumbuh optimal, kerdil dan tidak mampu menghasilkan buah. pH ideal untuk pertumbuhan paprika adalah 5,5 – 6,5.

2. CARA PENGOLAHAN LAHAN BUDIDAYA PAPRIKA

Persiapan lahan budidaya paprika

a). Persiapan lahan

Lahan untuk budidaya paprika yang baik adalah merujuk pada syarat tumbuh paprika diatas. Pilihlah lahan yang sesuai agar tanaman paprika yang akan dibudidayakan bisa tumbuh dan berproduksi secara maksimal. Paprika bisa ditanam pada lahan dataran rendah, menengah dan dataran tinggi. Tetapi lahan yang paling cocok untuk tanaman paprika adalah dataran dengan ketinggian lebih dari 750 mdpl.

b). Pembersihan lahan

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membersihkan lahan dari gulma atau rumput liar dan sisa-sisa tanaman sebelumnya. Gulma dibabat kemudian bisa dibuat kompos, dan sisa-sisa tanaman sebelumnya dimusnahkan dengan cara dibakar. Hal ini dilakukan untuk memutus siklus hidup hama dan penyakit yang terdapat pada tanaman sebelumnya.

c). Penggemburan tanah

Setelah lahan dibersihkan kemudian dilakukan penggemburan tanah. Penggemburan bisa dilakukan dengan cara dicangkul atau dibajak. Tanah dicangkul/dibajak sedalam 25 – 30 cm, akar kayu yang lapuk dan sisa-sisa akar tanaman yang ada didalam tanah dibersihkan. Pembajakan dilakukan 2 – 3 kali agar tanah gembur dan porous. Taburkan kapur pertanian/dolomit jika pH tanah dibawah 5,5. Setelah selesai penggemburan, lahan dibiarkan selama 1 – 2 minggu untuk penjemuran.

d). Pembuatan bedengan

> Pada musim kemarau atau pada lahan darat bedengan dibuat rendah agar tanah tidak cepat kering. Tinggi bedengan 15 cm, lebar 100 cm dan panjang sesuai dengan panjang lahan.
> Pada musim hujan atau pada lahan sawah bedengan dibuat lebih tinggi agar tanaman tidak tergenang air. Tinggi bedengan 25 – 30 cm, lebar 100 cm dan panjang sesuai lahan.

3. CARA PEMBERIAN PUPUK DASAR PAPRIKA

a). Kebutuhan pupuk

Jenis pupuk dasar yang digunakan dan kebutuhan pupuk setiap satu hektar lahan paprika adalah pupuk kandang / kompos sebanyak 10 – 15 ton, ZA / Urea sebanyak 100 – 150 kg, TSP/SP36 sebanyak 200 – 300 kg dan KCL sebanyak 100 – n150 kg. Jumlah pupuk ini bukan SOP dan tidak baku, karena jumlah pupuk yang diberikan disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah.

b). Cara pemberian pupuk dasar

Pupuk kandang / kompos ditaburkan merata diatas bedengan. Kemudian pupuk ZA/Urea, SP36/TSP dan KCL
dicampur dan ditaburkan merata diatas bedengan. Penaburan bisa pupuk kandang terlebih dahulu atau pupuk kimia terlebih dahulu. Kemudian diaduk sampai tercampur rata dengan tanah dan permukaan bedengan diratakan. Biarkan selama 2 – 3 minggu agar tersiram hujan atau disiram jika tidak hujan.

4. PEMASANGAN MULSA dan MEMBUAT LUBANG TANAM

a). Pemasangan mulsa

Mulsa plastik dipasang dipasang 2 atau 3 minggu setelah penaburan pupuk dasar. Hal ini dilakukan agar media tanam tidak panas dan pupuk kompak dengan tanah. Pemasangan mulsa sebaiknya dilakukan pada siang hari ketika matahari terik supaya rapi dan mulsa mudah dipasang. Untuk bedengan dengan lebar 1 meter gunakan mulsa plastik yang berukuran lebar 120 cm.

b). Membuat lubang tanam

Lubang tanam dibuat 2 baris dalam satu bedengan, diameter lubang tanam 10 cm dengan jarak tanam/jarak antar lubang sebagai berikut :
> Pada musim kemarau lubang tanam dibuat dengan jarak 60 – 65 cm. Dengan jarak lubang tanam antar baris 45 – 50 cm.
> Pada musim hujan lubang tanam dibuat lebih jarang, yaitu 70 – 75 cm dengan jarak lubang tanam antar baris 55 – 60 cm.

5. PERSIAPAN BENIH/BIBIT PAPRIKA

Bibit cabai paprika

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, sebaiknya benih yang digunakan adalah benih hibrida berkualitas yang sudah teruji. Benih banyak tersedia di toko pertanian dengan berbagai jenis varietas. Gunakan varietas paprika yang sesuai dengan permintaan pasar dan kondisi lingkungan. Dipasaran terdapat berbagai jenis varietas benih paprika hibrida, varietas yang banyak ditanam adalah Marengo, New ace, Takii ace, Wonder bell dan Jumbo sweet. Varitas paparika kuning yang banyak ditaman adalah Gold Flame (panen 3,5-8 bulan produksi optimal 2,5 kg/tanaman), paprika merah Spartacus (panen 8 bulan 2,5 kg/tanaman) dan Oranye DRD 3233 (panen 3,5-8 bulan 2,5 kg/tanaman).

 

6. CARA SEMAI BENIH PAPRIKA

Cara menyemai benih paprika tidak jauh berbeda dengan cara menyemai benih cabai pada umumnya. Penyemaian bisa dilakukan menggunakan polybag kecil ukuran 6 x 8 cm atau menggunakan tray semai. Penyemaian dibedengan dengan cara ditabur tidak disarankan, sebab kurang efektif dan tingkat kematian bibit setelah pindah tanam tinggi. Berikut ini langkah-langkah menyemai benih paprika :

a). Siapkan media semai berupa campuran tanah, arang sekam dan pupuk kandang,
b). Siapkan polybag semai/tray semai kemudian diisi dengan media semai,
c). Rendam benih paprika menggunakan air hangat selama -/+ 2 jam, tiriskan,
d). Masukkan benih kedalam polybag semai/tray semai, 1 benih 1 polybag
e). Sungkup dengan plastik mulsa agar benih cepat tumbuh dan serempak
f). Setelah 7 – 10 hari kemudian benih biasanya sudah berkecambah, buka sungkup mulsa
g). Buat naungan persemaian untuk menghindari kerusakan bibit akibat terpaan air hujan

Untuk selengkapnya baca disini : Cara Menyemai Bibit Cabai Agar Cepat Tumbuh

7. CARA MENANAM BIBIT PAPRIKA

Bibit paprika siap tanam

Bibit paprika bisa dipindah tanam kelahan pada umur 30 – 35 hari setelah semai. Berikut ini cara menanam bibit cabai paprika kelahan bedengan ;

a). Bibit yang ditanam adalah bibit yang sehat, memiliki vigor yang baik dan bebas penyakit,
b). Buat lubang tanam dengan cara ditugal, ukuran lubang tanam disesuaikan dengan ukuran polybag semai,
c). Lepaskan polybag dengan hati-hati supaya media semai tidak pecah atau rusak,
d). Tanam bibit paprika kedlam lubang, tekan dan padatkan sedikit tanah disekitar bibit supaya kokoh,
e). Media semai sebaiknya tertutup tanah dengan baik,
f). Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari agar bibit tidak stres dan layu,
g). Setelah penanaman siram bibit secukupnya.

8. PEMASANGAN AJIR

Ajir atau lanjaran adalah tiang yang terbuat dari kayu atau bambu, atau bahan lain yang berfungsi untuk menopang tanaman supaya kokoh dan tidak roboh diterpa angin atau hujan. Ajir sebaiknya dipasang sebelum penanaman dilakukan, atau segera dipasang setelah proses penanaman selesai. Ajir dipasang pada setiap lubang tanam, tinggi ajir 1 – 1,5 meter atau lebih. Jarak dari tanaman sekitar 10 cm agar ajir tidak merusak akar tanaman.

9. MEMBUAT NAUNGAN

Paprika adalah tanaman subtropis yang membutuhkan intensitas sinar matahari rendah. Setiap fase pertumbuhan memerlukan intensitas dan waktu penyinaran yang berbeda. Pada awal pertumbuhan hingga menjelang dewasa, paprika memerlukan intensitas cahaya matahari yang rendah, berkisar antara 22% – 30%. Untuk itu perlu dibuat naungan, berikut ini cara membuat naungan tanaman paprika ;

a). Jika budidaya paprika dilakukan pada musim kemarau, buat naungan menggunakan paranet. Paanet / shading net adalah material semacam jaring yang khusus digunakan untuk naungan tanaman. Paranet dipasang pada tiang-tiang kayu atau bambu diatas lahan tanaman paprika.

b). Jika budidaya dilakukan pada musim hujan, naungan dibuat menggunakan plastik UV. Plastik UV adalah plastik naungan yang biasa digunakan untuk green house. Plastik UV bisa tahan hingga 3 – 5 tahun. Penggunaan naungan plastik UV dimaksudkan untuk menjaga agar tanaman tidak tersiram air hujan. Curah hujan yang tinggi menyebabkan kelembaban meningkat dan berpotensi meningkatkan perkembangbiakan berbagai penyakit tanaman.

10. CARA PEMELIHARAAN & PERAWATAN TANAMAN PAPRIKA

Untuk memperoleh hasil yang baik tanaman paprika perlu dirawat dan dipelihara dengan baik. Pemeliharaan dan perawatan tanaman paprika meliputi kegiatan penyulaman, penyiraman, pengikatan, dan penyiangan. Berikut ini cara melakukan pemeliharaan tanaman paprika ;

a). Lakukan penyulaman segera jika terdapat tanaman yang mati atau dimakan hama. Penyulaman bisa dilakukan hingga tanaman paprika berumur 15 hari setelah tanam. Tutup sekeliling lubang tanam menggunakan tanah untuk menghindari serangan jangkrik yang kemungkinan bersembunyi didalam mulsa.

b). Lakukan penyiraman jika tidak turun hujan dan kondisi tanah kering. Siramkan air secukupnya dan jangan berlebihan, penyiraman sebaiknya dilakukan sebelum tanah kering dan tanaman layu. Frekuensi penyiraman dilakukan dengan memperhatikan kondisi cuaca, jika turun hujan tanaman tidak perlu disiram.

c). Agar tanaman paprika tidak roboh, segera ikat menggunakan tali pada ajir yang sudah dipasang. Pengikatan bisa dilakukan beberapa kali mengikuti pertumbuhan tinggi tanaman.

d). Lakukan penyiangan pada lubang tanam dan parit antar bedengan jika terlihat adanya gulma/rumput liar yang tumbuh. Jangan biarkan gulma tumbuh tinggi, gulma bisa menjadi inang bagi hama dan penyakit dan mengganggu pertumbuhan tanaman.

11. PEMUPUKAN SUSULAN TANAMAN PAPRIKA

Pemupukan susulan adalah pemupukan yang dilakukan setelah penanaman. Pupuk susulan yang digunakan untuk tanaman paprika sama seperti pupuk yang digunakan pada cabai jenis lainnya, yaitu pupuk makro dan pupuk mikro. Pupuk makro diaplikasikan pada tanah untuk memberikan asupan nutrisi melalui akar tanaman. Sedangkan pupuk mikro berupa pupuk daun yang diaplikasikan dengan cara disemprotkan kedaun tanaman. Jenis pupuk makro yang digunakan antara lain pupuk ZA/Urea, TSP/SP36, KCL, KNO3 atau NPK. Pemupukan susulan pertama dilakukan ketika tanaman berumur 10 hari setelah tanam. Pupuk diaplikasikan dengan cara dilarutkan terlebih dahulu dengan air kemudian dikocorkan pada lubang tanam atau dengan cara ditaburkan.

Pupuk daun diaplikasikan setelah tanaman berumur 10 hari atau setelah terlihat tanda-tanda pertumbuhan. Pemberian pupuk daun ketika tanaman baru ditanam tidak efektif karena tanaman masih dalam tahap menyesuaikan diri dengan lingkungan dan daun tanaman belum mampu menyerap cairan pupuk daun dengan baik. Penyemprotan pupuk daun dilakukan setiap 7 – 10 hari sekali. Hentikan pemakaian pupuk daun ketika tanaman sudah memasuki fase generatif (masa pembungaan).

Selengkapnya tentang dosis dan cara pemupukan susulan paprika, silahkan baca disini :
Pemupukan Susulan Tanaman Cabai
Cara Penyemprotan Pupuk Daun Yang Benar agar Tanaman Tumbuh Subur

12. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT CABAI PAPRIKA

Pengendalian hama dan penyakit tanaman memiliki peran besar dalam keberhasilan usaha budidaya paprika. Serangan hama dan penyakit tanaman paprika diketahui bisa menyebabkan kehilangan hasil hingga 60 – 90% bahkan kegagalan secara total. Hama dan penyakit yang ditemukan pada tanaman dari suku Solanaceae (terung-terungan) pada umumnya sama. Beberapa jenis hama dan penyakit cabai paprika antara lain sebagai berikut ;

a). Hama yang sering menyerang tanaman paprika antara lain ; tungau, trips, kutu daun, ulat buah, ulat grayak, lalat buah, jangkrik dan lain-lain. Pengendalian dilakukan dengan cara teknis, penggunaan pestisida nabati atau menggunakan pestisida kimia. Pestisida kimia yang digunakan disesuaikan dengan hama sasaran. Untuk mengendalikan hama dari jenis kutu-kutuan (tungau, kutu daun dan trips) gunakan akarisida, misalnya agrimec, alfamec, demolish, samite atau pegasus. Untuk mengendalikan hama ulat, jangkrik atau lalat buah gunakan insektisida, misalnya regent, curacron, prevathon, larvin atau pegasus.

b). Penyakit yang sering menyerang tanaman paprika antara lain ; layu fusarium, layu bakteri, penyakit bulai/virus gemini, penyakit mozaik, bercak daun, busuk akar, busuk batang, busuk kuncup/mati pucuk, busuk buah, antraknosa/patek. Pengendalian dilakukan dengan penyemprotan bakterisida dan fungisida yang sesuai dengan penyakit sasaran. Beberapa jenis fungisida yang bisa digunakan untuk mengendalikan penyakit pada tanaman paprika antara lain ; antracol, daconil, amistartop, bion-m, cozeb dan lain-lain.

Catatan :

Paprika adalah komoditas yang berpeluang besar untuk diekspor kebeberapa negara. Untuk bisa menembus pasar ekspor, buah paprika yang dihasilkan harus memenuhi beberapa syarat yang ditetapkan oleh negara pengimpor (negera tujuan ekspor). Salah satu syarat mutlak adalah buah paprika tidak mengandung residu bahan kimia, terutama pestisida. Untuk itu sebaiknya pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara organik tanpa menggunakan pestisida kimia. Paprika asal Indonesia sering ditolak negara tujuan ekspor karena mengandung residu bahan kimia yang berlebihan.

13. PANEN PAPRIKA

Cabai paprika bisa mulai dipanen pada umur 60 hari setelah tanam. Buah paprika yang dipanen tergantung permintaan pasar. Umur panen bisa lebih cepat jika permintaan pasar adalah buah paprika hijau. Buah hijau dipanen pada saat buah sudah tua tapi belum matang. Ciri-ciri buah hijau siap panen adalah daging buah tebal, keras, buah berwarna hijau tua, buah mudah lepas dari tangkai, sehat, tidak cacat dan bebas hama penyakit. Jika permintaan adalah buah paprika matang (merah, kuning atau ungu) buah dipenen setelah matang. Ciri-ciri buah paprika matang siap panen adalah daging buah tebal, warna merata, sehat dan bebas penyakit. Pemanenan dilakukan pada pagi hari setelah embun kering. Buah dipetik bersama dengan tangkainya dan pemanenan bisa dilakukan setiap 2 -3 hari sekali. Jika budidaya dilakukan dengan tepat, satu tanaman paprika bisa menghasilkan 1 – 2 kg buah, bahkan bisa lebih tergantung teknik budidaya dan kondisi tanaman.

Demikian “Cara BUDIDAYA PAPRIKA di Lahan Tanah Dengan Mulsa Plastik” Semoga bermanfaat….

Salam mitalom !!!