Hidroponik Sudah Dikenal Sejak 2600 Tahun Lalu? Ini Faktanya..

Sejarah Hidroponik

Hidroponik – Hingga saat ini masih banyak yang mengira bahwa metode menanam dengan sistem “Hidroponik” adalah metode baru dalam dunia pertanian. Anggapan tersebut tentunya punya alasan, salah satunya karena mungkin masih banyak yang belum tahu tentang hidroponik. Hidroponik dianggap hal baru karena memang hanya segelintir orang yang tahu dan paham tentang metode ini. Namun dewasa ini metode hidroponik semakin banyak digemari, terutama oleh para pehobi. Sementara untuk skala komersial, metode hidroponik belum begitu populer.

Gambar Tanaman Hidroponik

Benarkah Hidroponik Sudah Dikenal Sejak Jaman Dahulu?

Sejak 2600 tahun yang lalu, hidroponik diyakini sudah dikenal dan dipraktekkan. Sejarah mencatat, pada masa pemerintahan raja Nebuchadnezzar di Babilonia, hidroponik sudah diaplikasikan pada taman gantung yang dikenal dengan “Hanging Garden of Babylon”. Hidroponik juga dipraktekkan oleh masyarakat Mesir, China dan suku Astek di Meksiko dengan model yang disebut “Chinampas”. Chinampas (sering disebut Floating Garden) adalah pulau-pulau buatan berbentuk persegi empat yang diapungkan diatas danau untuk bercocok tanam.

Penilitaian Ilmiah Tentang Hidroponik

Penelitian ilmiah tentang kandungan zat dalam tumbuhan dan asal zat tersebut berkaitan erat dengan perkembangan metode hidroponik. Pada tahun 1600, Jan van Helmont seorang peneliti berkebangsaan Belgia berkesimpulan bahwa tumbuhan mendpatkan zat-zat penyusunnya dari air. 99 tahun kemudian seorang peneliti dari Inggris yang bernama John Woodward menyimpulkan bahwa tanaman tumbuh sebagai hasil dari zat-zat yang ada di air, yang berasal dari tanah, tidak hanya berasal dari air itu sendiri.

Setelah berpuluh-puluh tahun topik ini tidak mengalami perkembangan, pada tahun 1804 muncul pendapat baru tentang hidroponik yang diungkapkan oleh De Saussure bahwa “tanaman terdiri dari unsur-unsur kimia yang diperoleh dari air, tanah, dan udara”. Pendapat ini dikuatkan oleh Boussingault pada tahun 1851, seorang peneliti berkebangsaan Perancis. Boussingault bereksperimen dengan menumbuhkan tanaman dalam media pasir/quartz/arang dengan tambahan larutan kimia dengan komposisi yang diketahui. Dari hasil eksperimen tersebut, Boussingault berkesimpulan bahwa “air sangat penting untuk pertumbuhan tanaman dalam menyediakan hidrogen, dan materi dari tanaman kering mengandung hidrogen, karbon dan oksigen yang berasal dari udara”. Boussingault juga menyebutkan bahwa tanaman mengandung nitrogen dan unsur mineral lainnya.

Seiring berjalannya waktu dan perkembangan jaman, para peneliti berhasil mendemonstrasikan bagaimana tanaman dapat tumbuh dengan baik pada media inert (media tanpa unsur hara) yang dibasahi dengan air yang mengandung nutrisi untuk tanaman. Pada perkembangan selanjutnya Sach dan Knop yang berkebangsaan Jerman pada tahun 1860 – 1861 berhasil menanam tanaman langsung dalam larutan nutrisi tanpa menggunakan media inert. Metode tersebut dikenal dengan sebutan “Nutriculture” yang merupakan cikal bakal teknik hidroponik yang ada saat ini.

Aplikasi Metode Hidroponik Sekala Komersial

Penelitian dan penemuan zat-zat kimia sangat membantu dalam proses identifikasi zat-zat yang dibutuhkan tanaman. Penemuan paling penting dalam aspek “plant nutrition” adalah ditemukannya unsur-unsur hara tanaman baik hara makro maupun hara mikro. Perkembangan selanjutnya para peneliti mengembangkan beberapa formula nutrisi dasar dalam studi nutrisi tanaman.

Nutricultur yang ditemukan Sach dan Knop tidak berkembang hingga tahun 1925. Perkembangan yang cukup berarti di,ulai ketika industri Green House tertarik untuk menggunakan metode ini. Pada tahun 1925 – 1935 terjadi pengembangan yang luas dalam memodifikasi teknik “nutriculture” skala laboratorium untuk produksi tanaman skala besar.

Dr. W.F Gericke dari California adalah orang pertama yang melakukan eksperimen untuk skala komersial. Pada eksperimen komersialnya beliau menanam tomat, selada dan beberapa sayuran lainnya. Metode yang digunakannya disebut dengan “Netriculture System Hidroponics”. Beliau jugalah yang pertamakali memperkenalkan istilah hidroponik. Istilah Hydroponics berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu Hydro (water) dan ponos (labor/work) yang berarti water working atau disebut juga dengan istilah (Working With Water). Keberhasilan tersebut cukup menggemparkan dan diklaim sebagai “penemuan abad ini” oleh media di Amerika.

Menurut catatan sejarah, sistem hidroponik pernah diaplikasikan selama Perang Dunai II (1939 – 1945). Ketika itu hidroponik digunakan untuk menyediakan sayuran bagi tentara yang berada di daerah tandus dan sulit untuk budidaya secara konvensional. Pada tahun 1950-an aplikasi sistem hidroponik secara komersial terus berkembang keseluruh dunia. Negara-negara seperti Italia, Jerman, Israel, Inggris, Spanyol, Rusia, Swedia dan Perancis adalah negara-negara yang mengaplikasikan hidroponik pada masa itu.

Perkembangan Hidroponik di Era Modern

Metode hidroponik di era modern terus berkembang secara signifikan. Hal ini dipengaruhi dengan adanya penemuan-penemuan pendukung seperti plastik, pompa air, timer, dan berbagai perlatan lainnya. Penemuan-penemuan pendukung tersebut memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan metode hidroponik. Di era modern saat ini modal dan biaya operasional bisa ditekan karena semua bisa dirancang secara otomatis.

Metode hidroponik terus berkembang hingga saat ini dan setidaknya ada 6 sistem hidroponik yang dikenal dengan berbagai macam variannya. Hal ini didukung dengan semakin berkembangnya teknologi yang berkaitan dengan hidroponik antara lain sistem yang otomatis dan terkontrol, pengaturan formula, ratio nutrisi dan teknik distribusi nutrisi.

Di beberapa negara maju seperti Amerika dan Eropa, sistem hidroponik pada skala industri merupakan bagian dari sistem pertanian modern yang menggunakan green house. Sistem diatur serba otomatis yang dilengkapi dengan robot. Hidroponik diyakini sebagai metode menanam yang paling cocok di masa depan. Hal ini dikuatkan dengan berbagai alasan, antara lain lahan yang semakin sempit, lahan subur semakin berkurang, dan karena populasi manusia yang semakin meningkat. Selain itu sistem hidroponik memiliki keunggulan sebagai sistem yang bisa diaplikasikan tanpa mengenal musim, bisa diaplikasikan diberbagai wilayah dan kondisi serta tidak menimbulkan pencemaran pada tanah. (dari berbagai sumber)

Demikian sekilas tentang sejarah hidroponik, semoga bermanfaat…

Salam mitalom !!!