MINYAK AKAR WANGI (Vetiver Oil) : Kandungan dan Komponen Penyusun Minyak Akar Wangi
Minyak Akar Wangi (Vetiver Oil)
Artikel – Minyak akar wangi (Vetiver Oil) adalah minyak atsiri yang dihasilkan dari tanaman akar wangi (Vetivera zizanioides). Minyak akar wangi memiliki daya fiksasi aroma yang kuat sehingga banyak digunakan terutama dalam industri parfum, kosmetik, aromatherapy dan pewangi sabun. Minyak akar wangi memiliki daya fiksasi yang kuat sehingga banyak digunakan sebagai pengikat aroma (fixative agent) dalam industri parfum dan kosmetik. Manfaat lain minyak akar wangi adalah sebagai bahan insektisida alami, sedangkan dalam obat herbal berfungsi sebagai carminative, stimulant, dan diaphoretic.
Minyak akar wangi merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang telah lama menjadi komoditas ekspor Indonesia. Di pasar dunia, minyak akar wangi Indonesia dikenal dengan nama dagang Java Vetiver Oil. Sebelum Perang Dunia II, minyak akar wangi Indonesia sangat disukai di pasaran dunia karena mutunya tinggi. Dewasa ini, Haiti dan Reunion menggantikan posisi Indonesiadi pasar dunia. Minyak akar wangi yang berasal dari kedua negara tersebut diyakini memiliki mutu yang terbaik.
Volume perdagangan minyak akar wangi dunia rata-rata 250.000 kg per tahun3, dengan konsumen utamanya yaitu USA, Eropa, India dan Jepang. Pada tahun 2002, Amerika Serikat mengimpor minyak akar wangi 13.395 kg dengan nilai US$ 675.000 8. Di tingkat dunia, Indonesia pernah menjadi pemasok minyak akar wangi terbesar kedua setelah Haiti. Pada tahun 1989, Indonesia memasok ± 40% dari kebutuhan dunia dengan volume ekspor 245-265 ton. Namun, pada tahun 2005, volume ekspor Indonesia menurun drastis menjadi hanya 63,62 ton dengan nilai US$ 1.062.192 9. Minyak akar wangi Indonesia di pasar dunia mendapat harga yang rendah berkisar antara US$ 58-60 per kg. Harga minyak akar wangi tersebut jauh lebih rendah dari harga minyak akar
wangi asal Haiti (US$ 93 per kg) dan Brazil (US$ 85/kg).
Kandungan Kimia Minyak Akar Wangi (Vetiver Oil)
Sifat dan kegunaan minyak akar wangi berkaitan dengan komponen kimia yang dikandungnya. Komponen utama minyak akar wangi adalah senyawa golongan seskuiterpen (3-4%), seskuiterpenol (18-25 %) dan seskuiterpenon seperti asam benzoat, vetiverol, furfurol, a dan ß-vetivon, vetiven dan vetivenil vetivenat.
Bagian tanaman yang mengandung minyak yaitu akar, sedangkan bagian lainnya seperti batang dan daun tidak mengandung minyak. Rumpun tanaman akar wangi terdiri atas sejumlah akar-akar halus yang berwarna kuning pucat atau abu-abu sampai merah tua dan mengandung minyak atsiri yang kental dengan bau halus dan tahan lama 12. Secara anatomis minyak akar wangi terdapat dalam kantung-kantung minyak yang berada di antara lapisan cortex dan endodermis akar tanaman akar wangi. Minyak yang tersimpan di bawah lapisan permukaan disebut sebagai subcutaneous oils.
Minyak akar wangi merupakan salah satu bahan baku yang penting untuk parfum. Minyak ini dalam parfum menghasilkan bau kuat yang menyenangkan dan tahan lama sekaligus berfungsi sebagai fiksatif alamiah. Namun, jika pemakaiannya berlebihan dapat mengakibatkan kesan bau woody. Minyak akar wangi baik untuk campuran dengan minyak atsiri lain terutama minyak cendana, nilam dan mawar. Minyak ini mempunyai aroma yang lembut dan halus disebabkan oleh senyawa ester, asam vetivenat, vetiveron serta vetiverol yang saat ini belum dapat dibuat senyawa sintesisnya.
Minyak akar wangi merupakan salah satu minyak atsiri yang mengandung campuran seskuiterpen alkohol dan hidrokarbon yang sangat kompleks. Minyak ini termasuk jenis minyak atsiri yang kental dengan laju volatilitas yang rendah. Komponen utama penyusun minyak akar wangi terdiri dari sesquiterpen hidrokarbon (?-cadinen, cloven, a-amorphine, aromadendren, junipen, danturunan alkoholnya), vetiverol (khusimol, epiglobulol, spathulenol, khusinol, serta turunan karbonilnya), dan vetivon (a-vetivon, ß-vetivon, khusimon dan turunan esternya). Di antara komponen-komponen tersebut, a-vetivon, ß-vetivon, dan khusimon merupakan komponen utama sebagai penentu aroma minyak akar wangi. Ketiga komponen ini disebut sebagai sidik jari (finger print) minyak akar wangi16. Rumus molekul dari vetivon adalah C15H22O, dengan berat molekul 218,33 1. Komponen
penting lainnya adalah vetiverol, senyawa ini sangat mempengaruhi bilangan ester setelah asetilasi. Rumus molekul vetiverol adalah C15H24O dengan berat molekul 220,34. Menurut Moestafa dan Moermanto 17, peningkatan kadar vetiverol di dalam minyak akar wangi sekaligus dapat meningkatkan mutu minyaknya.
Champagnat et al, melaporkan komposisi kimia minyak akar wangi dari sembilan negara, yaitu Brazil, Cina, Haiti, India, Indonesia, Madagaskar, Meksiko, Reunion dan Salvador. Hasil analisis GC-MS minyak akar wangi tersebut teridentifikasi sekitar 110 senyawa dengan komponen utamanya sesquiterpen. Karakteristik komponennya yaitu ß-vetispiren (1,6-4,5%), khusimol (3,4-13,7%), vetiselinenol (1,3-7,8%) dan a-vetivon (2,5- 6,3%). Hasil identifikasi minyak akar wangi yang dilakukan Cazaussus15 menunjukkan hasil yang relatif sama bahwa kandungan senyawa lebih dari 100 komponen dengan 28 komponen terutama dari
golongan sesquiterpen.
Kandungan Minyak Akar Wangi Indonesia
Martinez et al, telah membandingkan komposisi minyak akar wangi yang berasal dari Indonesia, Brazil, Haiti, dan Bourbon. Hasilnya menunjukkan bahwa komposisi minyak berbeda secara kuantitatif tetapi jenis komponennya hampir sama. Ditinjau dari komponen utama penentu aroma, minyak akar wangi Indonesia mengandung a-vetivon, ß-vetivon, dan khusimon berturut-turut sebesar 4,0; 6,0; dan 2,6%, sedangkan minyak akar wangi Haiti sebesar 4,8; 5,6; dan 3,5%, minyak asal Brazil 5,4; 1,5; dan 3,6% dan minyak asal Bourbon sebesar 3,3; 3,9; dan 3,9%.
Adhika20 melaporkan bahwa hasil pengujian GC-MS minyak akar wangi hasil penyulingan tradisional di Bayongbong, Garut, diperoleh senyawa trisiklo-vetiverol sebagai komponen tertinggi yaitu dengan konsentrasi 9,72%, disusul ß-vetivon, cycloisolongifolene dan a-vetivon dengan konsentrasi masing-masing 6,29%, 5,77% dan 5,75%. Hasil analisis GC-MS menunjukkan bahwa kadar sesquiterpen alkohol (vetiverol total) sebesar 30,74% dan seskuiterpen keton (vetivon total) sebesar 12,04%. Jika dijumlahkan antara vetiverol total dan vetivon total yang kedua golongan merupakan seskuiterpen-O (hidrokarbon-O), maka minyak akar wangi hasil penyulingan tradisional di Bayongbong, Garut diperoleh jumlah seskuiterpen-O sebesar 42,78%. Jika dibandingkan dengan persyaratan kadar vetiverol total dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 06-2386 21, yaitu minimal 50% (Tabel 2), ternyata minyak akar wangi ini belum memenuhi persyaratan mutu SNI. Dalam proses penyulingan, senyawa vetiverol dan vetivon akan tersuling pada akhir proses penyulingan karena kedua senyawa tersebut memiliki bobot jenis dan titik didih yang tinggi sehingga bila waktu penyulingan yang dibutuhkan tidak terpenuhi maka senyawa tersebut tidak dapat tersuling secara maksimal.
Informasi Umum Tentang Tanaman Akar Wangi
> Akar wangi dikenal dengan beberapa nama di Indonesia, seperti : useur (Gayo), urek usa (Minangkabau), hapias (Batak), narwastu atau usar (Sunda), larasetu (Jawa), karabistu (Madura), nausina fuik (Roti), tahele (Gorontalo), akadu (Buol), sere ambong (Bugis), babuwamendi (Halmahera), garamakusu batawi (Ternate), baramakusu butai (Tidore).
> Akar wangi (Vetiveria zizanoides Stapt) termasuk famili Gramine atau rumputrumputan. Memiliki bau yang sangat wangi, tumbuh merumpun lebat, akar tinggal bercabang banyak berwarna merah tua. Tangkai daun tersembul dari akar tinggal sampai mencapai 200 cm.
> Daun akar wangi berwarna kelabu, tampak kaku, panjangnya mencapai 100 cm dan tidak mengandung minyak. Bunganya berwarna hijau atau ungu.
> Cara memperbanyak dengan biji, memisahkan anak rumpun atau memecah akar tinggal yang telah bertunas.
> Beberapa negara yang mengusahakan tanaman akar wangi : Brazil, India, Haiti, Kepulauan Reunion, Honduras, Guatemala, Meksiko, Dominika dan Indonesia. Negara yang mengusahakan secara komersial untuk kepentingan penyulingan hanya Indonesia, khususnya P. Jawa. Ada sebagian kecil juga di Kepulauan Reunion.
> Dalam perdagangan minyak akar wangi hanya dikenal dua nama, yaitu java vetiver oil (asal P. Jawa) dan reunion island vetiver oil (asal Kep. Reunion).
> Proses peroduksi minyak akar wangi dilakukan dengan penyulingan, baik dengan
uap maupun uap yang bertekanan tinggi.
Demikian tentang “Minyak Akar Wangi (Vetiver Oil) : Kandungan Kimia dan Komponen Penyusun Minyak Akar Wangi“. Semoga bermanfaat...
Sumber : Buletin Teknologi Pascananen Pertanian Vol 8 (1), 2012 – Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian
Salam mitalom !!!